Saturday, September 3, 2011

Prasangka


Apa kebaikan yang ada dalam sebuah prasangka buruk?
Allah melarang kita berprasangka kepada sesama. Bahkan, prasangka buruk itu disebut sebagai bagian dari dosa. Jadi, masih diikutikah syak wasangka itu?

Terkadang hidup memang tidak bisa ditebak. Kadang sesuatu yang tidak kita duga sebelumnya, ternyata terjadi di kemudian hari. Kadang sesuatu yang kita duga itu sedang terjadi, ternyata sebenarnya tidak. Kekhawatiran yang berlebihan.

Karena itu apapun yang terjadi, di luar daya penglihatan dan pendengaran kita, biarlah Allah Yang Mengetahui. Apapun yang terjadi, ikat teguh keyakinan di hati. Tidak akan Allah memberikan yang terburuk.

Namun di sisi lainnya juga mungkin harus kita ingat, bahwa "Aku seperti persangkaan hamba-Ku". Allah seperti persangkaan hamba-Nya. Jika, kita menyangka bahwa kenyataan buruklah yang sedang terjadi di belakang sana, mungkin itu yang memang akan terjadi. Karena kita sudah terlanjur percaya demikian. Karena kita sudah terlanjur mempercayai keburukan itu yang terjadi.

Seperti atom-atom yang melayang-layang di udara. Mereka akan tertarik dengan atom-atom yang kita lepaskan dari diri kita. Berkumpul membentuk satu kesatuan dan mewujudkan apa yang kita sangkakan. Atom prasangka buruk yang kita lepaskan, misalnya, terlepas ke jagat raya dengan sepenuh keyakinan. Maka atom-atom yang buruk yang ada di jagat raya pun ikut berkumpul dan gotong royong membantu prasangka buruk itu terjadi. Semuanya berawal dari diri kita sendiri. Dari dalam hati. "Sesungguhnya ada segumpal daging di diri manusia, yang, jika segumpal daging itu baik, maka baiklah keseluruhannya, dan jika segumpal daging itu tidak baik, maka tidak baiklah keseluruhannya."

Prasangka buruk. Juga sumbernya dari dalam hati. Bisikan, yang, bukan dari Allah tapi dibisikkan dengan penuh tipu daya dan prasangka oleh Syaitan. Sudah jelas, ada sebuah keterangan yang menyebutkan bahwa prasangka buruk itu sebagian dari dosa.

Jadi, apapun yang sebenarnya terjadi, maka Allah-lah Yang Maha Mengetahui dan Mengatur yang terbaik. Kewajiban kita hanya menjalani, memeluk erat kebaikan, dan tidak melepaskan harapan dalam hidup. Bersemangat dalam meraih keinginan yang baik. Tidak putus asa./Meyla Farid

No comments:

Post a Comment