Thursday, April 30, 2015

Umat Islam, Bersiaplah Songsong Era Baru !

“Dialah yang telah mengutus RasulNya (dengan membawa) petunjuk (Al-Qur’an) dan Dien (Jalan hidup) yang benar untuk dimenangkanNya atas segala Dien, walaupun orang-orang musyrik tidak menyukai”
(Q.S At Taubah : 33)


Islam hadir berawal dari pinggiran kota Mekkah yang gersang, diturunkan kepada seorang penggembala yang tidak dapat membaca dan menulis. Ditengah suatu bangsa yang gemar menghabiskan energinya untuk berseteru antar sesamanya sendiri. Di apit oleh 2 kekuatan raksasa dunia yaitu peradaban Romawi Timur dan Persia. Namun dengan izinNya, petunjuk hidup yang dibawa penggembala tersebut akhirnya mampu menyatukan bangsa Arab yang tadinya terpecah belah, menaklukkan 2 kekuatan raksasa dan memimpin dunia.

Salah satu keistimewaan Islam adalah kemampuannya bertahan menghadapi situasi sesulit apapun, dihajar oleh makar musuh-musuhnya namun mampu bertahan dan tetap bersemi. Adalah Allah yang telah menjamin penjagaan Islam hingga menjelang akhir zaman. Jika kita mengacu hanya kepada nalar semata, maka jika bukanlah petunjuk dari Penguasa alam sudah tentu melihat perjalanannya Islam sudah luluh lantak dihajar bertubi-tubi. Namun Allah menunjukkan kuasaNya, Islam akan tetap ada dan bangkit sebagai cahaya yang menerangi perikehidupan manusia hingga menjelang akhir zaman.

Islam pernah berada dalam ambang kepunahan ketika perang Ahzab, pasukan sekutu berniat meluluh-lantakkan basis kaum muslimin di madinah ditambah kaum yahudi Bani Quraizhah yang mengkhianati perjanjian dan siap menikam dari belakang. Selama sebulan kaum muslimin terkepung oleh pasukan sekutu, digambarkan oleh AlQur’an saking gentingnya situasi hingga rasa sesak mencapai kerongkongan. Namun, berkat keteguhan iman generasi awal Islam, Allah memenuhi janjiNya dan memberikan pertolongan sehingga umat Islam terselamatkan dan justru semakin bersemi. Tak cukup sampai disitu, bahaya kembali datang, kali ini pasukan terkuat didunia yaitu Romawi dengan kaki tangannya dari kalangan kabilah Arab berhasil menghimpun pasukan super raksasa berjumlah 200.000 bersenjata lengkap akan memusnahkan kaum muslimin. Pasukan kaum muslimin hanya berkekuatan 3000 prajurit dengan peralatan seadanya. Bayangkan saja, 200.000 vs 3000. Namun, sekali lagi, Allah menunjukkan kuasaNya dengan menyelamatkan cahaya Islam dari kehancuran lewat kecemerlangan sosok Khalid bin Walid. Bahkan kelak, serangan balik kaum muslimin mampu meruntuhkan kekaisaran Romawi timur.

Setelah Rasululllah wafat, sebagai suatu sunatullah yang telah ditetapkan. Musuh-musuh Islam tak henti-hentinya melakukan makar untuk memadamkan cahayaNya. Di abad pertengahan, kerajaan kristen eropa bersekutu untuk melancarkan perang Salib kepada kaum muslimin memenuhi panggilan Paus Urbanus II, tahun 1099 pasukan salib berhasil merebut Yerusalem dan melakukan pembantaian massal terhadap penduduknya. Yerusalem dikuasai selama 88 tahun oleh pasukan salib. Namun, Allah tak akan membiarkan cahaya Islam padam, muncullah sosok Shalahuddin Al Ayyubi sebagai ksatria Islam dan membebaskan Yerusalem dari cengkraman tentara salib. Dan Islam-pun kembali berjaya.

Umat Islam benar-benar nyaris menjadi kenangan sejarah ketika terjadi musibah yang amat memilukan. Pada tahun 1258, Tentara Mongol pimpinan Hulagu Khan memporak-porandakan lentera peradaban dunia. Ibukota Kekhilafahan Abbasiyah yaitu Baghdad. Terjadinya salah satu pembantaian tersadis dimana rakyat Baghdad disembelih di jalanan-jalanan kota, bahkan dokumentasi sejarah menyatakan sungai Tigris berwarna hitam airnya akibat banyaknya buku, literature dan manuskrip pengetahuan yang dibakar dari perpustakaan al Hikmah. Tentara Mongol bukan hanya memusnahkan penduduk tetapi memusnahkan peradaban. Umat Islam benar-benar luluh lantak. Meskipun pada akhirnya tentara Mongol berhasil mundur, namun umat muslim sudah terlanjur hancur lebur akibat ekspansi brutal pasukan Mongol.

Namun sekali lagi, Allah akan terus menjaga cahayaNya lewat para manusia pilihan. Tahun 1453, muncul-lah sebaik-baik panglima muda bernama Muhammad Al Fatih yang melakukan penaklukkan spektakuler terhadap kota Konstantinopel (Sekarang Istambul-Turki). Umat Islam pun kembali bangkit dan berjaya. Namun setelah itu, umat Islam terus menerus mengalami kemunduran hingga puncaknya adalah runtuhnya pengawal ajaran Islam Kekhilafahan Utsmani pada tahun 1924. Saat itu umat Islam benar-benar seperti anak-anak ayam kehilangan induk. Musuh Islam mengepung dari segenap penjuru sebagaimana yg telah nabi sabdakan bahwa akan tiba suatu masa bangsa-bangsa kafir mengerumuni kaum muslimin sebagaimana orang-orang mengerumuni makanan. Dewasa ini adalah era keterpurukan kaum muslimin di segala bidang.

Musuh-musuh Islam tahu benar, umat muslim begitu tangguh ketika diserbu secara fisik. Mereka paham, bahwa untuk mengalahkan umat Islam maka perlu menghilangkan sumber energi umat Islam yg paling utama yaitu AlQur’an. Perlu diketahui, sesungguhnya hal yang paling ditakuti musuh Islam bukanlah karena kaum muslimin melaksanakan sholat, dzakat, puasa dll. Tetapi penerapan AlQur’an secara menyeluruh dalam setiap sendi perikehidupan sebagaimana yang dikatakan Snouck Hugronje. Bagi Islam, kekuasaan bukanlah milik siapapun kecuali Allah S.W.T. Manusia hanya sebagai makhluk yang dititipkan “Konsep Hidup” agar dilaksanakan di muka bumi. Oleh karena itu, dalam rangka menjauhkan kaum muslimin dari sumber energi utamanya, mereka merumuskan berbagai racun pemikiran kepada umat Islam. Demokrasi, nasionalisme, komunisme, darwinisme, liberalisme dan berbagai racun merusak lainnya sehingga banyak kaum muslimin termakan dan mengikuti jalan hidup mereka. Dan akhirnya, umat Islam berada dalam ketertindasan dibawah cengkraman kaki tangan kaum kafir.

Namun, Allah akan tetap menjaga cahayaNya. Sehebat apapun musuh-musuh Islam melakukan makar dan tipu daya, tidak akan ada yang bisa mengalahkan rencana Allah S.W.T. Rasulullah bersabda di akhir zaman nanti akan tiba masa tegaknya kembali kepemimpinan Islam yang mengikuti jalan kenabian (Khilafah ‘alaa minhajin nubuwwah) setelah sebelumnya umat Islam dirundung nestapa pada fase kekuasaan diktator kaki tangan penjajah. Akhir-akhir ini, tanda-tanda itu kian tampak terasa. Kepemimpinan Islam akan datang yang akan merontokkan sistem dajjal yg mencengkram dunia saat ini. Sabda Rasulullah tersebut seolah dibenarkan oleh National Intellegence Council (NIC) yaitu sebuah lembaga riset yg dibiayai Amerika Serikat untuk meneliti kemungkinan peta kekuatan politik dan ekonomi di masa mendatang. Menurut NIC, ada 4 kemungkinan yang terjadi di tahun 2020 yaitu :

1. Davod World : India dan China akan menjadi pemegang tampuk kepemimpinan dunia.

2. Pax Americana : Amerika akan tetap memimpin dunia dengan pedoman hidup demokrasi dan kapitalismenya

3. The New Islamic Caliphate : Akan tegaknya sebuah kepemimpinan Islam mendunia yang meruntuhkan nilai-nilai dan dominasi barat

4. Cycle of Fear : Dunia berada didalam kekacauan dan ketakutan.

Jadi sebagai muslim, Kemenangan Islam di akhir zaman adalah suatu keniscayaan yang telah dijanjikan dan tak perlu diragukan, yg akan diminta laporan pertanggungjawaban adalah sejauh mana kontribusi kita sbg orang yang mengaku muslim utk memperjuangkannya, atau malah ikut menghambat dan memusuhinya ? So, are you the real Muslim ? Tak akan ada yang sia-sia dalam membela Islam, hanya ada dua kemungkinan, jika gugur ditengah jalan maka sejatinya kita akan tetap hidup di syurga dengan segala kenikmatannya atau kita berhasil memperoleh kemenangan dan mulia hidup di dunia dengan Islam.

Untuk itu saya berpesan untuk diri saya pribadi dan kaum muslimin lainnya, Berbanggalah wahai kaum muslimin dengan Islam yang ada di dada kita, jagalah aset mahal tersebut ditengah deru fitnah akhir zaman. Kenapa kita patut berbangga dengan jalan hidup Islam ? Karena Islam tidak seperti pedoman hidup lain (Demokrasi, nasionalime, komunisme, darwinisme dll) yang berasal dari buah pikiran manusia yang terbatas dan penuh kekurangan. Melainkan petunjuk hidup yang digariskan sang Pencipta manusia yang Maha Tahu. Layaknya pabrik elektronik yang menerbitkan buku pedoman pemakaian bagi produknya karena sudah barang tentu sang produsen lebih tahu keadaan produk ciptaannya. Genggamlah kuat-kuat meskipun dengan itu kita harus menjadi generasi terasing, karena kata Rasulullah Islam datang dalam keadaan asing dan akan kembali asing sebagaimana keadaan awalnya, maka beruntunglah orang terasing itu. Kita lahir dengan fitrah sebagai Islam, hidup dengan Islam, dan menghadapNya tetap dalam keadaan Islam. Itulah satu-satunya jalan keselamatan. Semoga kita selamat sampai tujuan dan Allah berkenan memberi kita kekuatan. Jika orang-orang berpaling dan memilih jalan hidup lain, maka katakanlah kepada mereka. ‘Isyhaduu bi anna Muslimuun” (Saksikanlah bahwa saya seorang yang berserah diri sebagai muslim).

“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.” (QS.Ali ‘Imran:139)/Oleh : M Yusron Mufid

Wallahua’lam


Read More..

Tiada yang Aneh, Para Mujahid itu Berawal Dari Remaja…

Abdurrahman bin Auf didatangi dua orang remaja dari kaum anshar, yaitu Muaz bin Amr Al-jamuh, 14 tahun dan Muawwiz bin Afra berumur 13 tahun. Kedua duanya bersenjatakan pedang. Tentara Quraisy seolah olah tidak menghiraukan kehadiran dua remaja itu karena menganggap kedua duanya tidak berbahaya. Mereka lebih memilih Abdurrahman bin Auf agar ditawan hidup hidup untuk dijadikan tebusan karena dia terkenal sebagai saudagar yang kaya.


Dalam kondisi kerusuhan pertempuran, Abdurrahman bin Auf berteriak ,” Wahai anak, kamu masih terlalu muda untuk terlibat di peperangan ini, sebaiknya engkau menjauhlah dari tempat ini.”

“Kami mendapat izin daripada ibu dan ayah kami bagi menyertai pasukan Muhammad,” teriak Muaz.

“Saya datang kesini hanya untuk membunuh Abu Jahal. Tunjukkan dimana dia?” Kata Muawwiz dengan penuh semangat.

Pada mulanya Abdurrahman bin Auf tidak menghiraukan kata kata dua remaja itu, tetapi Muaz dan Muawwiz terus mendesaknya supaya menunjukkan dimana Abu Jahal maka akhirnya Abdurrahman terpaksa menyetujuinya.

“ Paman akan tunjukkan kepada kamu dimana Abu Jahal, boleh tahu apa yang akan kamu lakukan apabila berjumpa dengannya? Tanya Abdurrahman bin Auf pula.

“Ibu saya berpesan jangan pulang ke rumah selagi kepala Abu Jahal tidak diceraikan dari badannya,” jawab Muaz bersungguh sungguh.

“Abu Jahal menghina serta menyakiti Rasulullah, saya ingin membunuhnya,” kata Muawwiz pula.

Abdurrahman bin Auf tersenyum mendengar kata kata dari dua orang remaja yang berani itu. Dia berjanji akan menunjukkan Abu Jahal apabila berjumpa. Tiba tiba seorang tentara quraisy menyerang Abdurrahman bin auf dari belakang. Muaz dan Muawwiz yang melihat kejadian itu segera bertindak melindunginya. Muaz dengan cepat menebas kaki tentara Quraisy menyebabkan dia tersungkur dan Muawwaiz pula menikamnya hingga mati. Melihat itu Abdurrahman bin Auf berasa kagum dengan kehidupan dua remaja itu.

“Tunjukkan kepada kami di mana Abu Jahal,” kata Muaz seolah-olah tidak sabar lagi hendak bertemu dengan ketua pasukan Quraisy itu.

Tiba tiba Abdurrahman bin Auf melihat Abu Jahal sedang berada dibawah sepohon kayu yang rindang. Dia menunggang kuda sambil berteriak memberi kata kata semangat kepada pasukannya agar terus berjuang.

Itulah lelaki yang kamu cari. Tetapi kamu haruslah berhati hati karena dia juga seorang perwira Quraisy” kata Abdurrahman bin Auf

“terima kasih paman. Saya akan dapatkan dia sekarang,” ujar Muaz sambil berlari ke arah Abu Jahal.

“Saya akan membantunya membunuh lelaki yang memusuhi Allah dan RasulNya itu,” kata Muawwiz juga.

“Berhati hati karena dia dilindungi oleh pasukan Quraisy,” pesan Abdurrahman bin Auf. Dia sendiri tidak dapat membantu karena sedang berhadapan dengan tentara Quraisy yang menyerangnya.

Muaz dan Muawwiz terus berlari ke arah Abu Jahal yang masih berada di atas kudanya , mereka berlari tanpa menghiraukan keselamatan mereka. Ketika itu Abu Jahal tidak menyadari kedatangan dua remaja tersebut. Muaz tiba lebih dahulu , dia tidak mencapai menebas kaki abu Jahal, maka yang ia tebas adalah kaki kanan kuda yang dinaiki Abu Jahal, seketika kuda tersebut jatuh tersungkur, Abu Jahal pun tersungkur. Dia marah sekali sambil menahan sakitnya akibat jatuh dari kuda, Abu Jahal mencoba bangun tetapi dengan cepat Muaz menebas kaki kanan Abu Jahal hingga putus. Muawwiz yang menyusul memukul pula kepala Abu Jahal hingga dia teramat sakit.

Ikramah anak Abu Jahal yang turut berada di situ segera menolong dan melindungi bapaknya, dia menyerang balik Muaz dan menebas tangan kiri remaja itu hingga hampir putus, Muaz terjerembab. Muaz berusaha lari dan dibiarkan oleh ikrimah karena dia melihat Muawwiz hendak membunuh bapaknya. Maka terjadi pertarungan seorang dewasa matang dalam pertempuran yaitu Ikramah dengan Muawwiz yang masih berumur 13 tahun, karena tidak seimbang akhirnya Muawwiz gugur sebagai syahid.

Muaz selepas berhasil menjauhi Ikramah yang mengejarnya, ia terus berlari menuju Rasulullah, tapi pelariannya terganggu karena tangan kirinya yang terkulai karena hampir putus. Muaz akhirnya berhenti lalu mengambil keputusan untuk memutuskan tangannya yang terkulai itu lalu berkata, “ wahai tangan, kamu mengganggu perjalananku untuk bertemu Rasulullah.

Tanpa menghiraukan kesakitannya Muaz terus berlari hingga bertemu Rasulullah, kemudian Muaz memeluk Rasulullah.

“Wahai Rasulullah, saya dan Muawwiz berhasil membuat Abu Jahal cedera, tetapi dia masih hidup karena kami di serang oleh anaknya bernama Ikramah dan beberapa pasukan Quraisy.” Beritahu Muaz lalu menunjukkan posisi mana Abu Jahal sedang berada.

Nabi Muhammad memanggil Abdullah Ibnu Mas’ud yang berada di situ karena gilirannya mengawal Rasulullah , Beliau lalu menyuruh Ibnu Masud mencari Abu Jahal berada.

“ Wahai Ibnu Masud, anak ini mengatakan dia telah membuat Abu Jahal terluka, pergilah dan lihatlah dia disana,” kata Rasulullah.

Abdullah ibnu Mas’ud segera pergi mencari Abu Jahal, didapatinya pimpinan Quraisy itu terluka parah tetapi masih hidup. Tanpa rasa belas kasihan Abdullah bin Mas’ud menekan leher Abu Jahal sambil berkata,” Wahai musuh Allah dan musuh RasulNya, pada hari ini Allah menghinakanmu.”

“Dengan apa Allah menghina aku? Apakah karena aku mati ditangan engkau? Tanya Abu Jahal yang masih menunjukkan kesombongannya.

Abdullah ibnu Mas’ud mengangkat pedang hendak memenggal kepala Abu Jahal, tetapi Abu Jahal berujar,” sebelum engkau membunuh aku, beritahu dahulu pihak mana yang memenangi pertempuran ini, milik siapakah kemenangan hari ini?”

“Pasukan Quraisy kalah, kemenangan itu milik Allah dan RasulNya,” Jawab Abdullah bin Mas’ud.

“Anda bohong wahai pengembala kambing !” kata Abu Jahal, dia masih menunjukkan angkuhnya walau situasi sedang kritis.

Tanpa ada sela waktu, pedang Abdullah bin Mas’ud menebas kepala Abu Jahal

Berita terbunuhnya Abu Jahal dengan cepat disampaikan kepada pasukan Islam, mereka menjadi semakin membara dan semangat, tetapi dipihak lain berita kematian itu meluluhkan semangat pasukan Quraisy….

Rasul mendengar berita kematian Abu Jahal dari Abdullah bin Mas’ud, beliau mengatakan ,” Wallahi, Laa ilaha illaLLah , Laa ilaha illaLLah, Laa ilaha illaLLah, Allahu Akbar, AlhamduliLLah , Dia yang memenuhi janjiNya dengan menolong hambaNya dan mengalahkan musuhNya.”

Begitulah kematian musuh Allah, secara fisik dan kemegahan saat itu Abu Jahal termasuk manusia yang dihormati kaumnya, punya posis tinggi, tapi Allah menghinakannya, dimulai dengan serangan dua orang remaja dibawah umur, segala kekuatannya tumbang atas izin Allah, sebuah bukti hanyalah dengan kekuatan iman dan jihad lah yang dapat mengalahkan kekuatan kekuatan musrik dan musuh Islam dari dulu hingga sekarang…

Ya Allah kuatkanlah Islam dengan generasi yang Engkau ridhoi, dan munculkanlah kekuatan Islam dari munculnya pemuda pemuda muslim belia seperti Muaz bin Amr Al-jamuh, dan Muawwiz bin Afra…

Read More..

Surat Sakti Gus Dur

Saya pernah enam kali minta tanda tangan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Tanda tangan itu menjelma “surat sakti” untuk pengajuan beasiswa “lepas” di berbagai lembaga atau organisasi internasional.


Saya merasakannya ketika mengajukan beasiswa The Islamic Educational, Scientific and Cultural Organization (ISESCO) yang bermarkas di Rabat, Maroko, The Muslim World League (MWL) yang bermarkas di Makkah, Saudi Arabia, World Assembly of Muslim Youth (WAMY) yang bermarkas di Riyadh, Saudi Arabia, dan lembaga-lembaga lainnya.

Alhamdulillah, melalui “surat sakti”nya, saya bisa kuliah strata satu diUniversitas Al-Qurawiyin Maroko (2003). Sekarang, tahun terakhir penyelesaian program doktor di universitas yang sama.

***

Saya yang anak kampung dengan mudahnya mendapatkan tanda tangan Gus Dur. Padahal dia mantan presiden. Dari mana saya mendapatkan tanda tangan Gus Dur?

Ayah saya kenal Gus Dur saat belajar ngaji di Pondok Pesantren Tambak Beras, Jombang. Keakraban keduanya terus terbina hingga sama-sama dewasa, meskipun ayah saya hanya putra “kiai kampung”, sedangkan Gus Dur putra Menteri agama, cucu pendiri NU. Namun hal itu bagi Gus Dur bukanlah masalah.

Saya berkesimpulan Gus Dur bukanlah orang yang pilah-pilih dalam berteman. Ketika didaulat menjadi Ketua PBNU, sikap Gus Dur tidak berubah cara bersahabatnya dengan ayah saya. Setiap ayah berkunjung ke Jakarta, tidak ada gejala ia dibedakan dengan temannya yang lain.

Begitu juga ketika Gus Dur menjadi presiden. Gus Dur tetaplah Gus Dur. Ia masih sering menelpon ayah, dan beberapa kali mengundang ayah ke istana presiden. Keduanya hanya sekadar untuk ngobrol ala pesantren. Dan ayah saya pun memenuhi undangannya, cukup mengenakan sarung dan sandal, identiknya orang pesantren.

Dan yang terpenting adalah, bahwa Gus Dur tidak pernah membeda-bedakan siapapun tamu yang datang. Ketika saya bertamu kepadanya dan megajukan beasiswa, Gus Dur tidak pernah bertanya, mau dibawa ke lembaga mana tanda tangan saya? Tetapi beliau hanya bertanya, untuk keperluan apa tanda tangan saya? Ketika dijawab untuk mencari beasiswa, beliau langsung bilang, “Iya”.

Dan saya pun mendadak menulis surat yang dibutuhkan dalam bahasa Arab dengan mengggunakan kop pribadi Gus Dur, (Nama Abdurrahman Wahid tinta kuning dan alamat Kantor PBNU tinta hitam). Maka wajar pula dalam surat yang saya tulis terdapat beberapa kesalahan secara nahwu dan sorof, karena ditulis secara mendadak dan terburu-buru. Apalagi waktu itu ia mau keluar
ruangan. Dan saya salutnya, ia ikhlas menunggu surat selesai ditulis dan ditandatanganinya.

Gus Dur, kini, engkau sudah empat tahun pergi menghadap Allah. Insya Allah saya selalu mendoakan kebaikan untukmu, untuk kenikmatanmu di sisi yang Maha kuasa. Meskipun doaku hanyalah “secuil” dari lautan doa bangsa Indonesia, dengan ragam suku-etnis dan agamanya. Bagi saya, belum ada orang mampu menggantikan rendah hatimu dengan semua manusia.

Terima kasih Gus Dur, dengan didukung “surat sakti”, kini saya, anak desa hampir menyelesaikan pendidikan program doktor di universitas tertua di dunia yang berdiri pada tahun 859 M ini, dengan biaya murni beasiswa, dengan tidak merepotkan keluarga di kampung.

Saya yakin, hal ini termasuk amal jariah, yang pahalanya akan terus mengalir sepanjang masa untukmu, apalagi nanti jika ilmu yang saya dapatkan, diajarkan kepada masyarakat luas. []

(Nasrulloh Afandi)

*Nasrulloh Afandi, Pesantren Asy-Syafi’iyyah, Kedungwungu, Krangkeng
Indramayu, Jawa Barat
Kandidat Doktor Maqoshid Syariah, Universitas Al-Qurawiyin, Maroko.


Read More..