Wednesday, December 8, 2010

RASIONALITAS DARI YANG IRASIONAL


Ini terjadi saat saya berbuka puasa di Masjidilharam (Makkah) pada Selasa, 9 September 2008. Ketika azan magrib berkumandang, saya langsung berbuka dengan bersemangat. Tangan kanan memegang segelas air zamzam, tangan kiri memegang kurma. Maunya minum zamzam dengan tangan kanan dan makan kurma dengan tangan kiri agar nikmat dan praktis.

Tapi, seorang Arab bernama Abdurrahman yang duduk di samping saya menyuruh saya untuk meletakkan kurma di mangkuk dan minum air zamzam dulu. ”Sunahnya makan dan minum harus memakai tangan kanan. Letakkan dulu kurma, lalu minum air zamzam, kemudian makanlah kurma dengan tangan kanan,” kata Abdurrahman.

Meski langsung menurut, karena orang itu bermaksud baik, saya tetap mencoba mempersoalkan. ”Apa bedanya? Kan sama saja tangan kanan dan kiri diciptakan Allah. Rasionalitasnya kan begitu,” kata saya.

Abdurrahman menjadi serius. Dia mengungkapkan, beragama Islam itu bukan soal rasionalitas semata-mata. Saya pun menganggut-anggut. Sebab, dalam pemahaman saya, Islam memang menerima semua yang rasional, tapi tidak menerima rasionalisme.

Artinya, semua yang rasional bisa diterima oleh Islam. Tapi, ada juga hal-hal yang tidak rasional harus kita terima sebagai kebenaran atau keharusan. Apalagi, yang rasional itu sebenarnya tidak rasional karena kalau dirunut selalu ada ujung akhir yang tidak bisa lagi dijawab secara rasional.

Abdurrahman menekankan, tuntunan makan atau memulai sesuatu dengan tangan kanan itu adalah sunah Rasul yang tak perlu dipersoalkan rasionalitasnya. Itu sama halnya dengan perintah salat fardu yang harus lima waktu, wukuf di Arafah saat berhaji, memulai puasa Ramadan atau ber-Idul Fitri yang harus tanggal 1. Semua harus dilaksanakan tanpa dapat ditanya alasan rasionalnya. ”Semua tuntunan ibadah mahdhah harus diikuti tanpa menyoal rasionalitasnya,” kata Abdurrahman.

Pembicaraan kami kemudian sampai pada soal jatuhnya tanggal 1 Ramadan atau 1 Syawal yang di Indonesia sering diributkan. Sebagai warga Saudi yang konservatif, Abdurrahman menyatakan bahwa jatuhnya 1 Ramadan dan 1 Syawal yang harus ditandai dengan ”melihat bulan dengan mata” tak perlu dipersoalkan rasionalitasnya.

Katanya, ada hadis Nabi yang terang soal itu, Shuumuu biru’yatihi wa afthiruu bi ru’yatihi (berpuasalah kamu jika melihat bulan dan berharirayalah jika melihat bulan). Praktiknya, Rasulullah selalu memulai dan mengakhiri puasa jika melihat bulan tanggal 1 dengan mata (ru’yatul hilaal bil ‘ain).

Karena itu, Rasul juga bersabda agar ”jika kamu tidak dapat melihat bulan dengan mata, maka genapkanlah puasamu menjadi 30 hari”. Maksudnya, kalau sesudah berpuasa 29 hari, bulan tanggal 1 Syawal bisa dilihat, berpuasa diakhiri. Tapi, kalau bulan tak terlihat, puasa harus digenapkan 30 hari untuk kemudian dapat berhari raya tanpa harus melihat bulan lagi. Itu tak perlu dicari atau dipertentangkan rasionalitasnya dengan ilmu falak atau ilmu hisab. Sebab, untuk melihat bulan pun, tentu lebih dulu digunakan perhitungan ilmu falak. Dalam hadisnya, Rasul menyatakan biru’yatihi (kalau ”melihat” bulan), bukan menyatakan biwujudihi (kalau ”ada” bulan) karena hitungan ilmu.

Di Indonesia, kita sering terlibat dalam keributan yang tidak perlu karena sering terjadi perbedaan antara penetapan berdasar rukyat (penglihatan dengan mata) dan hisab (penglihatan dengan ilmu).Dalam perkembangannya memang ada pendapat kuat bahwa rukyat (melihat) itu bukan hanya dengan mata (bil ‘ain), tapi juga bisa dengan perhitungan (bil’ilm). Ilmu pengetahuan dan teknologi falak sekarang sudah sangat maju, sehingga bulan tanggal 1 sudah bisa ditentukan dengan tepat tanpa harus melihat bulan dengan mata. Kepastian ilmu falak (astronomi) untuk menghitung posisi bulan (dan planet) dengan tingkat ketepatan 100 persen itu semua juga berasal dari Allah.

***

Lalu, mana yang benar? Melihat dengan mata (ru’yah bil’ain) atau melihat dengan ilmu falak (ru’yah bil ilm)? Insya Allah dan alhamdulillah, pada 2008 ini, umat Islam Indonesia takkan terlibat dalam perbedaan tanggal jatuhnya hari raya. Sebab, hasil perhitungan falakiyah Muhammadiyah dan NU sama, 1 Syawal akan jatuh pada 1 Oktober. Tapi, kalaupun suatu saat perbedaan itu harus terjadi lagi, tak perlulah bertengkar. Sebab, semua berdasar hasil ijtihad yang alat-alatnya diberikan oleh Allah.

Menurut Nabi, sejauh persyaratan dan peralatan ilmunya terpenuhi, tak ada ijtihad yang tak berpahala. Sebuah ijtihad yang benar mendapat dua pahala, sedangkan ijtihad yang (ternyata) salah mendapat satu pahala.

Yang berdosa itu kalau bertengkar dan saling mengejek karena perbedaan dalam menentukan jatuhnya tanggal 1. Sedangkan pilihan atas jatuhnya tanggal 1 itu, apakah dengan melihat atau dengan menghitung, tak ada yang salah. Semua berpahala karena dasarnya adalah ijtihad dengan alat yang diberikan oleh Allah.

Hanya, tetaplah harus berpedoman bahwa rasionalitas ilmiah tak bisa dipaksakan dalam tata cara ibadah mahdhah (ritual). Ibadah mahdhah itu pada umumnya tak dapat dirasionalkan dalam pemahaman kita tentang rasionalitas itu. Bahkan rasionalitas ibadah mahdhah tersebut justru terletak pada irasionalitasnya.

Dimuat di Jawa Pos
Read More..

Demokrasi Pilihan Terpaksa


Baikkah demokrasi itu? "Tidak," kata Plato dan Aristoteles. Kedua bapak teoretikus demokrasi yang hidup sekitar 2.500 tahun lalu (abad kelima sebelum masehi) itu tidak mendukung demokrasi sebagai sistem politik dalam kehidupan bernegara

Alasannya, demokrasi itu menyesatkan karena menyerahkan kepada rakyat untuk menentukan pilihan haluan negara, padahal pada umumnya rakyat itu tidak tahu apa-apa alias awam. Penyerahan pilihan itu menyesatkan karena pilihan rakyat dapat bersifat buta, tiba-tiba atau transaksional, tergantung pada siapa yang mau membayar. Aristoteles mengingatkan bahwa di dalam demokrasi itu banyak demagog, yakni agitator yang pandai menipu rakyat dengan pidato-pidato dan janjijanji bohong.

Para demagog ini biasanya menebar janji untuk membangun kemakmuran rakyat, menggratiskan pendidikan, menjamin pengobatan dan segala hal yang dibutuhkan rakyat asal dipilih dalam pemilihan. Namun setelah terpilih, mereka tak berbuat apa-apa,malahan mengkhianati rakyat.

Tampaknya apa yang dikhawatirkan Plato dan Aristoteles, filosof Yunani Kuno yang sangat kondang itu, dikonfirmasi oleh demokrasi kita di Indonesia.Pada pemilu yang berlangsung 2009 ini kita dapat menengarai munculnya banyak demagog yang tampil untuk bertarung sebagai calon anggota lembaga legislatif (caleg). Mereka mengumbar janji, padahal ketika menduduki jabatan penting setelah terpilih pada pemilu sebelumnya ternyata tak memperbaiki apa pun.

Ada juga pemain-pemain politik baru yang meneriakkan banyak hal, padahal mereka tak tahu problem dan cara mengatasinya, bahkan banyak yang mengelabui rakyat dengan money politics. Dalam pesta demokrasi tahun ini banyak juga muncul orangorang narsis, pengagum diri sendiri. Mereka memasang poster atau gambar diri dengan berbagai gaya yang kemudian dipuji-puji sendiri sebagai calon wakil rakyat yang amanah dan fathonah.

Poster atau gambar diri itu kemudian dilihat sendiri bersama keluarganya dan disenyumi sendiri setiap hari, padahal hampir tak ada orang yang memedulikan. Demokrasi kita juga melahirkan situasi homo homini lupus, saling memangsa di antara sesama caleg. Akibat penentuan anggota legislatif dengan suara terbanyak sekarang ini, banyak caleg satu partai memfitnah atau membunuh karakter caleg separtainya, tentu dengan tujuan agar rakyat memilih dirinya.

Ketika dulu penentuan anggota legislatif dilakukan dengan sistem nomor urut, banyak caleg bertengger di nomor peci (nomor jadi) karena nepotisme dan kolusi, bahkan kuat ditengarai, seperti diberitakan media massa,banyak caleg yang membayar ratusan juta sampai miliaran rupiah untuk mendapat nomor urut jadi.Seperti itulah fenomena demagog dalam demokrasi.

Alhasil, demokrasi itu memang bukan pilihan ideal karena sering membiarkan rakyat dan negara dikangkangi dan disandera oleh para demagog. Meskipun begitu, dalam praktik politik, demokrasi itu dipilih sebagai sistem politik oleh lebih dari dua pertiga negara yang ada di dunia. Alasannya,demokrasi "terpaksa" dipilih karena ia merupakan yang paling sedikit jeleknya di antara sistem-sistem lain yang samasama jelek.

Demokrasi merupakan "pilihan jelek yang terbaik"di antara pilihan-pilihan lain yang juga tidak baik seperti monarki absolut,autokrasi, aristokrasi, oligarki, okhlokrasi, dan terutama tirani. Demokrasi dianggap yang terbaik dari sistemsistem lain yang juga jelek karena ia menghargai hak-hak dan pilihan- pilihan rakyat meskipun dengan segala kekurangan atau kebodohannya.

Berkah atau mudarat yang timbul karena demokrasi merupakan tanggung jawab rakyat secara bersamasama sebagai pemikul hak dan kewajiban dalam hidup bernegara. Oleh sebab itu, apa pun hasilnya,marilah kita terima hasil Pemilu 2009 sebagai keputusan rakyat yang telah memilih sistem demokrasi. Adapun pelanggaran-pelanggaran dan efek watak demagog yang timbul dalam pemilu sebagai sisi buruk dari demokrasi dapat diselesaikan melalui nomokrasi (kedaulatan hukum).

Konstitusi kita memang menganut prinsip demokrasi (kedaulatan rakyat) sekaligus nomokrasi (kedaulatan hukum) seperti diatur di dalam Pasal 1 ayat (2) dan ayat (3) UUD 1945.Demokrasi merupakan penyerahan kepada rakyat untuk mengambil keputusan- keputusan politik dalam hidup bernegara, sedangkan nomokrasi merupakan penyerahan kepada hukum untuk menyelesaikan berbagai pencederaan terhadap demokrasi dan hakhak rakyat. Demokrasi dan nomokrasi haruslah diterima sebagai dua sisi dari sekeping mata uang.
Read More..

BILA HATI BERCAHAYA


Adakah diantara kita yang merasa mencapai sukses hidup karena telah berhasil meraih segalanya : harta, gelar, pangkat, jabatan, dan kedudukan yang telah menggenggam seluruh isi dunia ini? Marilah kita kaji ulang, seberapa besar sebenarnya nilai dari apa-apa yang telah kita raih selama ini.
Di sebuah harian pernah diberitakan tentang penemuan baru berupa teropong yang diberi nama telescope Hubble. Dengan teropong ini berhasil ditemukan sebanyak lima milyar gugusan galaksi. Padahal yang telah kita ketahui selama ini adalah suatu gugusan bernama galaksi bimasakti, yang di dalamnya terdapat planet-planet yang membuat takjub siapa pun yang mencoba bersungguh-sungguh mempelajarinya. Matahari saja merupakan salah satu planet yang sangat kecil, yang berada dalam gugusan galaksi di dalam tata surya kita. Nah, apalagi planet bumi ini sendiri yang besarnya hanya satu noktah. Sungguh tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan lima milyar gugusan galaksi tersebut. Sungguh alangkah dahsyatnya.

Sayangnya, seringkali orang yang merasa telah berhasil meraih segala apapun yang dirindukannya di bumi ini - dan dengan demikian merasa telah sukses - suka tergelincir hanya mempergauli dunianya saja. Akibatnya, keberadaannya membuat ia bangga dan pongah, tetapi ketiadaannya serta merta membuat lahir batinnya sengsara dan tersiksa. Manakala berhasil mencapai apa yang diinginkannya, ia merasa semua itu hasil usaha dan kerja kerasnya semata, sedangkan ketika gagal mendapatkannya, ia pun serta merta merasa diri sial. Bahkan tidak jarang kesialannya itu ditimpakan atau dicarikan kambing hitamnya pada orang lain.

Orang semacam ini tentu telah lupa bahwa apapun yang diinginkannya dan diusahakan oleh manusia sangat tergantung pada izin Allah Azza wa Jalla. Mati-matian ia berjuang mengejar apa-apa yang dinginkannya, pasti tidak akan dapat dicapai tanpa izin-Nya. Laa haula walaa quwwata illaabillaah! Begitulah kalau orang hanya bergaul, dengan dunia yang ternyata tidak ada apa-apanya ini.

Padahal, seharusnya kita bergaul hanya dengan Allah Azza wa Jalla, Zat yang Maha Menguasai jagat raya, sehingga hati kita tidak akan pernah galau oleh dunia yang kecil mungil ini. Laa khaufun alaihim walaa hum yahjanuun! Samasekali tidak ada kecemasan dalam menghadapi urusan apapun di dunia ini. Semua ini tidak lain karena hatinya selalu sibuk dengan Dia, Zat Pemilik Alam Semesta yang begitu hebat dan dahsyat.

Sikap inilah sesungguhnya yang harus senantiasa kita latih dalam mempergauli kehidupan di dunia ini. Tubuh lekat dengan dunia, tetapi jangan biarkan hati turut lekat dengannya. Ada dan tiadanya segala perkara dunia ini di sisi kita jangan sekali-kali membuat hati goyah karena toh sama pahalanya di sisi Allah. Sekali hati ini lekat dengan dunia, maka adanya akan membuat bangga, sedangkan tiadanya akan membuat kita terluka. Ini berarti kita akan sengsara karenanya, karena ada dan tiada itu akan terus menerus terjadi.

Betapa tidak! Tabiat dunia itu senantisa dipergilirkan. Datang, tertahan, diambil. Mudah, susah. Sehat, sakit. Dipuji, dicaci. Dihormati, direndahkan. Semuanya terjadi silih berganti. Nah, kalau hati kita hanya akrab dengan kejadian-kejadian seperti itu tanpa krab dengan Zat pemilik kejadiannya, maka letihlah hidup kita.

Lain halnya kalau hati kita selalu bersama Allah. Perubahan apa saja dalam episode kehidupan dunia tidak akan ada satu pun yang merugikan kita. Artinya, memang kita harus terus menerus meningkatkan mutu pengenalan kita kepada Allah Azza wa Jalla. Di antara yang penting yang kita perhatikan sekiranya ingin dicintai Allah adalah bahwa kita harus zuhud terhadap dunia ini. Rasulullah SAW pernah bersabda, "Barangsiapa yang zuhud terhadap dunia, niscaya Allah mencintainya, dan barangsiapa yang zuhud terhadap apa yang ada di tangan manusia, niscaya manusia mencintainya."

Zuhud terhadap dunia bukan berarti tidak mempunyai hal-hal yang bersifat duniawi, melainkan kita lebih yakin dengan apa yang ada di sisi Allah daripada apa yang ada di tangan kita. Bagi orang-orang yang zuhud terhadap dunia, sebanyak apapun yang dimiliki sama sekali tidak akan membuat hati merasa tentram karena ketentraman itu hanyalah apa-apa yang ada di sisi Allah.

Rasulullah SAW bersabda, "Melakukan zuhud dalam kehidupan di dunia bukanlah dengan mengharamkan yang halal dan bukan pula memboroskan kekayaan. Zuhud terhadap kehidupan dunia itu ialah tidak menganggap apa yang ada pada dirimu lebih pasti daripada apa yang ada pada Allah." (HR. Ahmad, Mauqufan)

Andaikata kita merasa lebih tentram dengan sejumlah tabungan di bank, maka berarti kita belum zuhud. Seberapa besar pun uang tabungan kita, seharusnya kita lebih merasa tentram dengan jaminan Allah. Ini dikarenakan apapun yang kita miliki belum tentu menjadi rizki kita kalau tidak ada izin Allah.

Sekiranya kita memiliki orang tua atau sahabat yang memiliki kedudukan tertentu, hendaknya kita tidak sampai merasa tentram dengan jaminan mereka atau siapa pun. Karena, semua itu tidak akan datang kepada kita, kecuali dengan izin Allah.

Orang yang zuhud terhadap dunia melihat apapun yang dimilikinya tidak menjadi jaminan. Ia lebih suka dengan jaminan Allah karena walaupun tidak tampak dan tidak tertulis, tetapi Dia Mahatahu akan segala kebutuhan kita.jangan ukur kemuliaan seseorang dengan adanya dunia di genggamannya. Sebaliknya jangan pula meremehkan seseorang karena ia tidak memiliki apa-apa. Kalau kita tidak menghormati seseorang karena ia tidak memiliki apa-apa. Kalau kita menghormati seseorang karena kedudukan dan kekayaannya, kalau meremehkan seseorang karena ia papa dan jelata, maka ini berarti kita sudah mulai cinta dunia. Akibatnya akan susah hati ini bercahaya disisi Allah.

Mengapa demikian? Karena, hati kita akan dihinggapi sifat sombong dan takabur dengan selalu mudah membeda-bedakan teman atau seseorang yang datang kepada kita. Padahal siapa tahu Allah mendatangkan seseorang yang sederhana itu sebagai isyarat bahwa Dia akan menurunkan pertolongan-Nya kepada kita.

Hendaknya dari sekarang mulai diubah sistem kalkulasi kita atas keuntungan-keuntungan. Ketika hendak membeli suatu barang dan kita tahu harga barang tersebut di supermarket lebih murah ketimbang membelinya pada seorang ibu tua yang berjualan dengan bakul sederhananya, sehingga kita mersa perlu untuk menawarnya dengan harga serendah mungkin, maka mulailah merasa beruntung jikalau kita menguntungkan ibu tua berimbang kita mendapatkan untung darinya. Artinya, pilihan membeli tentu akan lebih baik jatuh padanya dan dengan harga yang ditawarkannya daripada membelinya ke supermarket. Walhasil, keuntungan bagi kita justru ketika kita bisa memberikan sesuatu kepada orang lain.

Lain halnya dengan keuntungan diuniawi. Keuntungan semacam ini baru terasa ketika mendapatkan sesuatu dari orang lain. Sedangkan arti keuntungan bagi kita adalah ketika bisa memberi lebih daripada yang diberikan oleh orang lain. Jelas, akan sangat lain nilai kepuasan batinnya juga.

Bagi orang-orang yang cinta dunia, tampak sekali bahwa keuntungan bagi dirinya adalah ketika ia dihormati, disegani, dipuji, dan dimuliakan. Akan tetapi, bagi orang-orang yang sangat merindukan kedudukan di sisi Allah, justru kelezatan menikmati keuntungan itu ketika berhasil dengan ikhlas menghargai, memuliakan, dan menolong orang lain. Cukup ini saja! Perkara berterima kasih atau tidak, itu samasekali bukan urusan kita. Dapatnya kita menghargai, memuliakan, dan menolong orang lain pun sudah merupakan keberuntungan yang sangat luar biasa.

Sungguh sangat lain bagi ahli dunia, yang segalanya serba kalkulasi, balas membalas, serta ada imbalan atau tidak ada imbalan. Karenanya, tidak usah heran kalau para ahli dunia itu akan banyak letih karena hari-harinya selalu penuh dengan tuntutan dan penghargaan, pujian, dan lain sebagainya, dari orang lain. Terkadang untuk mendapatkan semua itu ia merekayasa perkataan, penampilan, dan banyak hal demi untuk meraih penghargaan.

Bagi ahli zuhud tidaklah demikian. Yang penting kita buat tatanan kehidupan ini seproporsional mungkin, dengan menghargai, memuliakan, dan membantu orang lain tanpa mengharapkan imbalan apapun. Inilah keuntungan-keuntungan bagi ahli-ahli zuhud. Lebih merasa aman dan menyukai apa-apa yang terbaik di sisi Allah daripada apa yang didapatkan dari selain Dia.

Walhasil, siapapun yang merindukan hatinya bercahaya karena senantiasa dicahayai oleh nuur dari sisi Allah, hendaknya ia berjuang sekuat-kuatnya untuk mengubah diri, mengubah sikap hidup, menjadi orang yang tidak cinta dunia, sehingga jadilah ia ahli zuhud.

"Adakalanya nuur Illahi itu turun kepadamu", tulis Syaikh Ibnu Atho'illah dalam kitabnya, Al Hikam, "tetapi ternyata hatimu penuh dengan keduniaan, sehingga kembalilah nuur itu ke tempatnya semula. Oleh sebab itu, kosongkanlah hatimu dari segala sesuatu selain Allah, niscaya Allah akan memenuhinya dengan ma'rifat dan rahasia-rahasia."

Subhanallaah, sungguh akan merasakan hakikat kelezatan hidup di dunia ini, yang sangat luar biasa, siapapun yang hatinya telah dipenuhi dengan cahaya dari sisi Allah Azza wa Jalla. "Cahaya di atas cahaya. Allah membimbing (seorang hamba) kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki ..." (QS. An Nuur [24] : 35).

_________________________
oleh : K.H. Abdullah Gymnastiar
Read More..

Islamnya Napoleon Bonaparte


Siapa yang tidak mengenal Napoleon Bonaparte, seorang Jendral dan Kaisar Prancis yang tenar kelahiran Ajaccio, Corsica 1769. Namanya terdapat dalam urutan ke-34 dari Seratus tokoh yang paling berpengaruh dalam sejarah yang ditulis oleh Michael H. Hart.
Sebagai seorang yang berkuasa dan berdaulat penuh terhadap negara Prancis sejak Agustus 1793, seharusnya ia merasa puas dengan segala apa yang telah diperolehnya itu.
Tapi rupanya kemegahan dunia belum bisa memuaskan batinnya, agama yang dianutnya waktu itu ternyata tidak bisa membuat Napoleon Bonaparte merasa tenang dan damai.
Akhirnya pada tanggal 02 Juli 1798, 23 tahun sebelum kematiannya ditahun 1821, Napoleon Bonaparte menyatakan ke-Islamannya dihadapan dunia Internasional.
Apa yang membuat Napoleon ini lebih memilih Islam daripada agama lamanya, Kristen ?
Berikut penuturannya sendiri yang pernah dimuat dimajalah Genuine Islam, edisi Oktober 1936 terbitan Singapura.

"I read the Bible; Moses was an able man, the Jews are villains, cowardly and cruel. Is there anything more horrible than the story of Lot and his daughters ?"

"The science which proves to us that the earth is not the centre of the celestial movements has struck a great blow at religion. Joshua stops the sun ! One shall see the stars falling into the sea... I say that of all the suns and planets,..."

"Saya membaca Bible; Musa adalah orang yang cakap, sedang orang Yahudi adalah bangsat, pengecut dan jahat. Adakah sesuatu yang lebih dahsyat daripada kisah Lut beserta kedua puterinya ?"(Lihat Kejadian 19:30-38)

"Sains telah menunjukkan bukti kepada kita, bahwa bumi bukanlah pusat tata surya, dan ini merupakan pukulan hebat terhadap agama Kristen. Yosua menghentikan matahari (Yosua 10: 12-13). Orang akan melihat bintang-bintang berjatuhan kedalam laut.... saya katakan, semua matahari dan planet-planet ...."

Selanjutnya Napoleon Bonaparte berkata :

"Religions are always based on miracles, on such things than nobody listens to like Trinity. Yesus called himself the son of God and he was a descendant of David. I prefer the religion of Muhammad. It has less ridiculous things than ours; the turks also call us idolaters."

"Agama-agama itu selalu didasarkan pada hal-hal yang ajaib, seperti halnya Trinitas yang sulit dipahami. Yesus memanggil dirinya sebagai anak Tuhan, padahal ia keturunan Daud. Saya lebih meyakini agama yang dibawa oleh Muhammad. Islam terhindar jauh dari kelucuan-kelucuan ritual seperti yang terdapat didalam agama kita (Kristen); Bangsa Turki juga menyebut kita sebagai orang-orang penyembah berhala dan dewa."

Selanjutnya :

"Surely, I have told you on different occations and I have intimated to you by various discourses that I am a Unitarian Musselman and I glorify the prophet Muhammad and that I love the Musselmans."

"Dengan penuh kepastian saya telah mengatakan kepada anda semua pada kesempatan yang berbeda, dan saya harus memperjelas lagi kepada anda disetiap ceramah, bahwa saya adalah seorang Muslim, dan saya memuliakan nabi Muhammad serta mencintai orang-orang Islam."

Akhirnya ia berkata :

"In the name of God the Merciful, the Compassionate. There is no god but God, He has no son and He reigns without a partner."

"Dengan nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Tiada Tuhan selain Allah. Ia tidak beranak dan Ia mengatur segala makhlukNya tanpa pendamping."

Napoleon Bonaparte mengagumi AlQuran setelah membandingkan dengan kitab sucinya, Alkitab.

Akhirnya ia menemukan keunggulan-keunggulan AlQuran daripada Alkitab, juga semua cerita yang melatar belakanginya.
Read More..

Pudarnya Pesona Cleopatra


oleh : Habiburrahman El Shirazy

Dengan panjang lebar ibu menjelaskan, sebenarnya sejak ada dalam kandungan aku telah dijodohkan dengan Raihana yang tak pernah kukenal.” Ibunya Raihana adalah teman karib ibu waktu nyantri di pesantren Mangkuyudan Solo dulu” kata ibu.

“Kami pernah berjanji, jika dikarunia anak berlainan jenis akan besanan untuk memperteguh tali persaudaraan. Karena itu ibu mohon keikhlasanmu”,
ucap beliau dengan nada mengiba.
Dalam pergulatan jiwa yang sulit berhari-hari, akhirnya aku pasrah. Aku menuruti keinginan ibu. Aku tak mau mengecewakan ibu. Aku ingin menjadi mentari pagi dihatinya, meskipun untuk itu aku harus mengorbankan diriku.
Dengan hati pahit kuserahkan semuanya bulat-bulat pada ibu. Meskipun sesungguhnya dalam hatiku timbul kecemasan-kecemasan yang datang begitu saja dan tidak tahu alasannya. Yang jelas aku sudah punya kriteria dan impian tersendiri untuk calon istriku.

Aku tidak bisa berbuat apa-apa berhadapan dengan air mata ibu yang amat kucintai. Saat khitbah (lamaran) sekilas kutatap wajah Raihana, benar kata Aida adikku, ia memang baby face dan anggun. Namun garis-garis kecantikan yang kuinginkan tak kutemukan sama sekali.
Adikku, tante Lia mengakui Raihana cantik, “cantiknya alami, bisa jadi bintang iklan Lux lho, asli ! kata tante Lia.
Tapi penilaianku lain, mungkin karena aku begitu hanyut dengan gadis-gadis Mesir titisan Cleopatra, yang tinggi semampai, wajahnya putih jelita, dengan hidung melengkung indah, mata bulat bening khas arab, dan bibir yang merah.

Di hari-hari menjelang pernikahanku, aku berusaha menumbuhkan bibit-bibit cintaku untuk calon istriku, tetapi usahaku selalu sia-sia. Aku ingin memberontak pada ibuku, tetapi wajah teduhnya meluluhkanku.
Hari pernikahan datang. Duduk dipelaminan bagai mayat hidup, hati hampa tanpa cinta, Pestapun meriah dengan empat group rebana. Lantunan shalawat Nabipun terasa menusuk-nusuk hati. Kulihat Raihana tersenyum manis, tetapi hatiku terasa teriris-iris dan jiwaku meronta. Satu-satunya harapanku adalah mendapat berkah dari Allah SWT atas baktiku pada ibuku yang kucintai. Rabbighfir li wa liwalidayya!

Layaknya pengantin baru, kupaksakan untuk mesra tapi bukan cinta, hanya sekedar karena aku seorang manusia yang terbiasa membaca ayat-ayatNya. Raihana tersenyum mengembang, hatiku menangisi kebohonganku dan kepura-puraanku. Tepat dua bulan Raihana kubawa ke kontrakan dipinggir kota Malang. Mulailah kehidupan hampa. Aku tak menemukan adanya gairah. Betapa susah hidup berkeluarga tanpa cinta. Makan, minum, tidur, dan shalat bersama dengan makhluk yang bernama Raihana, istriku, tapi Masya Allah bibit cintaku belum juga tumbuh.

Suaranya yang lembut terasa hambar, wajahnya yang teduh tetap terasa asing. Memasuki bulan keempat, rasa muak hidup bersama Raihana mulai kurasakan, rasa ini muncul begitu saja. Aku mencoba membuang jauh-jauh rasa tidak baik ini, apalagi pada istri sendiri yang seharusnya kusayang dan kucintai. Sikapku pada Raihana mulai lain. Aku lebih banyak diam, acuh tak acuh, agak sinis, dan tidur pun lebih banyak di ruang tamu atau ruang kerja. Aku merasa hidupku adalah sia-sia, belajar di luar negeri sia-sia, pernikahanku sia-sia, keberadaanku sia-sia. Tidak hanya aku yang tersiksa, Raihana pun merasakan hal yang sama, karena ia orang yang berpendidikan, maka diapun tanya, tetapi kujawab
” tidak apa-apa koq mbak, mungkin aku belum dewasa, mungkin masih harus belajar berumah tangga” Ada kekagetan yang kutangkap diwajah Raihana ketika kupanggil ‘mbak’, ” kenapa mas memanggilku mbak, aku kan istrimu, apa mas sudah tidak mencintaiku” tanyanya dengan guratan wajah yang sedih. “wallahu a’lam” jawabku sekenanya.

Dengan mata berkaca-kaca Raihana diam menunduk, tak lama kemudian dia terisak-isak sambil memeluk kakiku,
“Kalau mas tidak mencintaiku, tidak menerimaku sebagai istri kenapa mas ucapkan akad nikah? Kalau dalam tingkahku melayani mas masih ada yang kurang berkenan, kenapa mas tidak bilang dan menegurnya, kenapa mas diam saja, aku harus bersikap bagaimana untuk membahagiakan mas, kumohon bukalah sedikit hatimu untuk menjadi ruang bagi pengabdianku, bagi menyempurnakan ibadahku didunia ini”.

Raihana mengiba penuh pasrah. Aku menangis menitikan air mata buka karena Raihana tetapi karena kepatunganku.
Hari terus berjalan, tetapi komunikasi kami tidak berjalan. Kami hidup seperti orang asing tetapi Raihana tetap melayaniku menyiapkan segalanya untukku.
Suatu sore aku pulang mengajar dan kehujanan, sampai dirumah habis maghrib, bibirku pucat, perutku belum kemasukkan apa-apa kecuali segelas kopi buatan Raihana tadi pagi,
Memang aku berangkat pagi karena ada janji dengan teman.

Raihana memandangiku dengan khawatir. “Mas tidak apa-apa” tanyanya dengan perasaan kuatir. “Mas mandi dengan air panas saja, aku sedang menggodoknya, lima menit lagi mendidih” lanjutnya.
Aku melepas semua pakaian yang basah.
“Mas airnya sudah siap” kata Raihana.
Aku tak bicara sepatah katapun, aku langsung ke kamar mandi, aku lupa membawa handuk, tetapi Raihana telah berdiri didepan pintu membawa handuk. “Mas aku buatkan wedang jahe” Aku diam saja.
Aku merasa mulas dan mual dalam perutku tak bisa kutahan. Dengan cepat aku berlari ke kamar mandi dan Raihana mengejarku dan memijit-mijit pundak dan tengkukku seperti yang dilakukan ibu.
” Mas masuk angin. Biasanya kalau masuk angin diobati pakai apa, pakai balsam, minyak putih, atau jamu?” tanya Raihana sambil menuntunku ke kamar.
“Mas jangan diam saja dong, aku kan tidak tahu apa yang harus kulakukan untuk membantu Mas”. ” Biasanya dikerokin” jawabku lirih. “
Kalau begitu kaos mas dilepas ya, biar Hana kerokin” sahut Raihana sambil tangannya melepas kaosku. Aku seperti anak kecil yang dimanja ibunya.

Raihana dengan sabar mengerokin punggungku dengan sentuhan tangannya yang halus. Setelah selesai dikerokin, Raihana membawakanku semangkok bubur kacang hijau. Setelah itu aku merebahkan diri di tempat tidur. Kulihat Raihana duduk di kursi tak jauh dari tempat tidur sambil menghafal Al Quran dengan khusyu.

Aku kembali sedih dan ingin menangis, Raihana manis tapi tak semanis gadis-gadis mesir titisan Cleopatra. Dalam tidur aku bermimpi bertemu dengan Cleopatra, ia mengundangku untuk makan malam di istananya.”
Aku punya keponakan namanya Mona Zaki, nanti akan aku perkenalkan denganmu” kata Ratu Cleopatra. ” Dia memintaku untuk mencarikannya seorang pangeran, aku melihatmu cocok dan berniat memperkenalkannya denganmu”. Aku mempersiapkan segalanya.
Tepat puku 07.00 aku datang ke istana, kulihat Mona Zaki dengan pakaian pengantinnya, cantik sekali. Sang ratu mempersilakan aku duduk di kursi yang berhias berlian. Aku melangkah maju, belum sempat duduk, tiba-tiba ” Mas, bangun, sudah jam setengah empat, mas belum sholat Isya” kata Raihana membangunkanku.
Aku terbangun dengan perasaan kecewa. “

Maafkan aku Mas, membuat Mas kurang suka, tetapi Mas belum sholat Isya” lirih Hana
sambil melepas mukenanya, mungkin dia baru selesai sholat malam.

Meskipun cuman mimpi tapi itu indah sekali, tapi sayang terputus. Aku jadi semakin tidak suka sama dia, dialah pemutus harapanku dan mimpi-mimpiku. Tapi apakah dia bersalah, bukankah dia berbuat baik membangunkanku untuk sholat Isya.

Selanjutnya aku merasa sulit hidup bersama Raihana, aku tidak tahu dari mana sulitnya. Rasa tidak suka semakin menjadi-jadi. Aku benar-benar terpenjara dalam suasana konyol. Aku belum bisa menyukai Raihana.
Aku sendiri belum pernah jatuh cinta, entah kenapa bisa dijajah pesona gadis-gadis titisan Cleopatra.

” Mas, nanti sore ada acara qiqah di rumah Yu Imah. Semua keluarga akan datang termasuk ibundamu. Kita diundang juga. Yuk, kita datang bareng, tidak enak kalau kita yang dieluk-elukan keluarga tidak datang” Suara lembut Raihana menyadarkan pengembaraanku pada Jaman Ibnu Hazm.

Pelan-pelan ia letakkan nampan yang berisi onde-onde kesukaanku dan segelas wedang
jahe. Tangannya yang halus agak gemetar. Aku dingin-dingin saja.
” af1 jika mengganggu Mas, maafkan Hana,” lirihnya, lalu perlahan-lahan beranjak meninggalkan aku di ruang kerja. ” Mbak! Eh maaf, maksudku D..Dinda Hana!, panggilku dengan suara parau tercekak dalam tenggorokan.
” Ya Mas!” sahut Hana langsung menghentikan langkahnya dan pelan-pelan menghadapkan dirinya padaku. Ia berusaha untuk tersenyum, agaknya ia bahagia dipanggil “dinda”. ” Matanya sedikit berbinar.
“terima kasih dinda, kita berangkat bareng kesana, habis sholat dhuhur, insya Allah,” ucapku sambil menatap wajah Hana dengan senyum yang kupaksakan. Raihana menatapku dengan wajah sangat cerah, ada secercah senyum bersinar dibibirnya. ” Terima kasih Mas, Ibu kita pasti senang, mau pakai baju yang mana Mas, biar dinda siapkan? Atau biar dinda saja yang memilihkan ya?”. Hana begitu bahagia.

Perempuan berjilbab ini memang luar biasa, Ia tetap sabar mencurahkan bakti meskipun aku dingin dan acuh tak acuh padanya selama ini. Aku belum pernah melihatnya memasang wajah masam atau tidak suka padaku. Kalau wajah sedihnya ya. Tapi wajah tidak sukanya belum pernah. Bah, lelaki macam apa aku ini, kutukku pada diriku sendiri. Aku memaki-maki diriku sendiri atas sikap dinginku selama ini., Tapi, setetes embun cinta yang kuharapkan membasahi hatiku tak juga turun. Kecantikan aura titisan Cleopatra itu? Bagaimana aku mengusirnya. Aku merasa menjadi orang yang paling membenci diriku sendiri di dunia ini.

Acara pengajian dan qiqah putra ketiga Fatimah kakak sulung Raihana membawa sejarah baru lembaran pernikahan kami. Benar dugaan Raihana, kami dielu-elukan keluarga, disambut hangat, penuh cinta, dan penuh bangga.

“ Selamat datang pengantin baru! Selamat datang pasangan yang paling ideal dalam keluarga! Sambut Yu Imah disambut tepuk tangan bahagia mertua dan ibundaku serta kerabat yang lain.

Wajah Raihana cerah. Matanya berbinar-binar bahagia. Lain dengan aku, dalam hatiku menangis disebut pasangan ideal. Apanya yang ideal. Apa karena aku lulusan Mesir dan Raihana lulusan terbaik dikampusnya dan hafal Al Quran lantas disebut ideal?

Ideal bagiku adalah seperti Ibnu Hazm dan istrinya, saling memiliki rasa cinta yang sampai pada pengorbanan satu sama lain. Rasa cinta yang tidak lagi memungkinkan adanya pengkhianatan. Rasa cinta yang dari detik ke detik meneteskan rasa bahagia. Tapi diriku? Aku belum bisa memiliki cinta seperti yang dimiliki Raihana.
Sambutan sanak saudara pada kami benar-benar hangat. Aku dibuat kaget oleh sikap Raihana yang begitu kuat menjaga kewibawaanku di mata keluarga. Pada ibuku dan semuanya tidak pernah diceritakan, kecuali menyanjung kebaikanku sebagai seorang suami yang dicintainya. Bahkan ia mengaku bangga dan bahagia menjadi istriku. Aku sendiri dibuat pusing dengan sikapku.

Lebih pusing lagi sikap ibuku dan mertuaku yang menyindir tentang keturunan. ” Sudah satu tahun putra sulungku menikah, koq belum ada tanda-tandanya ya, padahal aku ingin sekali menimang cucu” kata ibuku.

“ Insya Allah tak lama lagi, ibu akan menimang cucu, doakanlah kami. Bukankah begitu, Mas?” sahut Raihana sambil menyikut lenganku, aku tergagap dan mengangguk sekenanya.
Setelah peristiwa itu, aku mencoba bersikap bersahabat dengan Raihana. Aku berpura-pura kembali mesra dengannya, sebagai suami betulan. Jujur, aku hanya pura-pura. Sebab bukan atas dasar cinta, dan bukan kehendakku sendiri aku melakukannya, ini semua demi ibuku. Allah Maha Kuasa.
Kepura-puraanku memuliakan Raihana sebagai seorang istri. Raihana hamil. Ia semakin manis. Keluarga bersuka cita semua. Namun hatiku menangis karena cinta tak kunjung tiba. Tuhan kasihanilah hamba, datangkanlah cinta itu segera.

Sejak itu aku semakin sedih sehingga Raihana yang sedang hamil tidak kuperhatikan lagi. Setiap saat nuraniku bertanya” Mana tanggung jawabmu!” Aku hanya diam dan mendesah sedih. ” Entahlah, betapa sulit aku menemukan cinta” gumamku. Dan akhirnya datanglah hari itu, usia kehamilan Raihana memasuki bulan ke enam. Raihana minta ijin untuk tinggal bersama orang tuanya dengan alas an kesehatan.

Kukabulkan permintaanya dan kuantarkan dia kerumahnya. Karena rumah mertua jauh dari kampus tempat aku mengajar, mertuaku tak menaruh curiga ketika aku harus tetap tinggal dikontrakan.

Ketika aku pamitan, Raihana berpesan, ” Mas untuk menambah biaya kelahiran anak kita, tolong nanti cairkan tabunganku yang ada di ATM. Aku taruh dibawah bantal, no pinnya sama dengan tanggal pernikahan kita”.
Setelah Raihana tinggal bersama ibunya, aku sedikit lega. Setiap hari Aku tidak bertemu dengan orang yang membuatku tidak nyaman. Entah apa sebabnya bisa demikian. Hanya saja aku sedikit repot, harus menyiapkan segalanya. Tapi toh bukan masalah bagiku, karena aku sudah terbiasa saat kuliah di Mesir.

Waktu terus berjalan, dan aku merasa enjoy tanpa Raihana. Suatu saat aku pulang kehujanan. Sampai rumah hari sudah petang, aku merasa tubuhku benar-benar lemas. Aku muntah-muntah, menggigil, kepala pusing dan perut mual. Saat itu terlintas dihati andaikan ada Raihana, dia pasti telah menyiapkan air panas, bubur kacang hijau, membantu mengobati masuk angina dengan mengeroki punggungku, lalu menyuruhku istirahat dan menutupi tubuhku dengan selimut. Malam itu aku benar-benar tersiksa dan menderita.

Aku terbangun jam enam pagi. Badan sudah segar. Tapi ada penyesalan dalam hati, aku belum sholat Isya dan terlambat sholat subuh. Baru sedikit terasa, andaikan ada Raihana tentu aku ngak meninggalkan sholat Isya, dan tidak terlambat sholat subuh.
Lintasan Raihana hilang seiring keberangkatan mengajar di kampus. Apalagi aku mendapat tugas dari universitas untuk mengikuti pelatihan mutu dosen mata kuliah bahasa arab. Diantaranya tutornya adalah professor bahasa arab dari Mesir. Aku jadi banyak berbincang dengan beliau tentang mEsir.

Dalam pelatihan aku juga berkenalan dengan Pak Qalyubi, seorang dosen bahasa arab dari Medan. Dia menempuh S1-nya di Mesir. Dia menceritakan satu pengalaman hidup yang menurutnya pahit dan terlanjur dijalani.

“Apakah kamu sudah menikah?” kata Pak Qalyubi. “Alhamdulillah, sudah” jawabku. ” Dengan orang mana?. ” Orang Jawa”. ” Pasti orang yang baik ya. Iya kan? Biasanya pulang dari Mesir banyak saudara yang menawarkan untuk menikah dengan perempuan shalehah. Paling tidak santriwati, lulusan pesantren. Istrimu dari pesantren?”. “Pernah, alhamdulillah dia sarjana dan hafal Al Quran”. “ Kau sangat beruntung, tidak sepertiku”. ” Kenapa dengan Bapak?” ” Aku melakukan langkah yang salah, seandainya aku tidak menikah dengan orang Mesir itu, tentu batinku tidak merana seperti sekarang”. ” Bagaimana itu bisa terjadi?”. ” Kamu tentu tahu kan gadis Mesir itu cantik-cantik, dan karena terpesona dengan kecantikanya saya menderita seperti ini.

Ceritanya begini, Saya seorang anak tunggal dari seorang yang kaya, saya berangkat ke Mesir dengan biaya orang tua. Disana saya bersama kakak kelas namanya Fadhil, orang Medan juga. Seiring dengan berjalannya waktu, tahun pertama saya lulus dengan predkat jayyid, predikat yang cukup sulit bagi pelajar dari Indonesia. Demikian juga dengan tahun kedua. Karena prestasi saya, tuan rumah tempat saya tinggal menyukai saya. Saya dikenalkan dengan anak gadisnya yang bernama Yasmin. Dia tidak pakai jilbab. Pada pandangan pertama saya jatuh cinta, saya belum pernah melihat gadis secantuk itu. Saya bersumpah tidak akan menikah dengan siapapun kecuali dia. Ternyata perasaan saya tidak bertepuk sebelah tangan.

Kisah cinta saya didengar oleh Fadhil. Fadhil membuat garis tegas, akhiri hubungan dengan anak tuan rumah itu atau sekalian lanjutkan dengan menikahinya. Saya memilih yang kedua. Ketika saya menikahi Yasmin, banyak teman-teman yang memberi masukan begini, sama-sama menikah dengan gadis Mesir, kenapa tidak mencari mahasiswi Al Azhar yang hafal Al Quran, salehah, dan berjilbab. Itu lebih selamat dari pada dengan Yasmin yang awam pengetahuan agamanya. Tetpai saya tetap teguh untuk menikahinya. Dengan biaya yang tinggi saya berhasil menikahi Yasmin.

Yasmin menuntut diberi sesuatu yang lebih dari gadis Mesir. Perabot rumah yang mewah, menginap di hotel berbintang. Begitu selesai S1 saya kembali ke Medan, saya minta agar asset yang di Mesir dijual untuk modal di Indonesia.
Kami langsung membeli rumah yang cukup mewah di kota Medan. Tahun-tahun pertama hidup kami berjalan baik, setiap tahunnya Yasmin mengajak ke Mesir menengok orang tuanya. Aku masih bisa memenuhi semua yang diinginkan Yasmin.

Hidup terus berjalan, biaya hidup semakin nambah, anak kami yang ketiga lahir, tetapi pemasukan tidak bertambah. Saya minta YAsmin untuk berhemat. Tidak setiap tahun tetapi tiga tahun sekali YAsmin tidak bisa. Aku mati-matian berbisnis, demi keinginan Yasmin dan anak-anak terpenuhi. Sawah terakhir milik Ayah saya jual untuk modal. Dalam diri saya mulai muncul penyesalan. Setiap kali saya melihat teman-teman alumni Mesir yang hidup dengan tenang dan damai dengan istrinya. Bisa mengamalkan ilmu dan bisa berdakwah dengan baik. Dicintai masyarakat. Saya tidak mendapatkan apa yang mereka dapatkan. Jika saya pengin rendang, saya harus ke warung. Yasmin tidak mau tahu dengan masakan Indonesia.

Kau tahu sendiri, gadis Mesir biasanya memanggil suaminya dengan namanya. Jika ada sedikit letupan, maka rumah seperti neraka. Puncak penderitaan saya dimulai setahun yang lalu. Usaha saya bangkrut, saya minta Yasmin untuk menjual perhiasannya, tetapi dia tidak mau. Dia malah membandingkan dirinya yang hidup serba kurang dengan sepupunya. Sepupunya mendapat suami orang Mesir. Saya menyesal meletakkan kecantikan diatas segalanya. Saya telah diperbudak dengan kecantikannya.
Mengetahui keadaan saya yang terjepit, ayah dan ibu mengalah. Mereka menjual rumah dan tanah, yang akhirnya mereka tinggal di ruko yang kecil dan sempit. Batin saya menangis. Mereka berharap modal itu cukup untuk merintis bisnis saya yang bangkrut. Bisnis saya mulai bangkit, Yasmin mulai berulah, dia mengajak ke Mesir.

Waktu di Mesir itulah puncak tragedy yang menyakitkan. ” Aku menyesal menikah dengan orang Indonesia, aku minta kau ceraikan aku, aku tidak bisa bahagia kecuali dengan lelaki Mesir”. Kata Yasmin yang bagaikan geledek menyambar. Lalu tanpa dosa dia bercerita bahwa tadi di KBRI dia bertemu dengan temannya. Teman lamanya itu sudah jadi bisnisman, dan istrinya sudah meninggal. Yasmin diajak makan siang, dan dilanjutkan dengan perselingkuhan.

Aku pukul dia karena tak bisa menahan diri. Atas tindakan itu saya dilaporkan ke polisi. Yang menyakitkan adalah tak satupun keluarganya yang membelaku. Rupanya selama ini Yasmin sering mengirim surat yang berisi berita bohong. Sejak saat itu saya mengalami depresi. Dua bulan yang lalu saya mendapat surat cerai dari Mesir sekaligus mendapat salinan surat nikah Yasmin dengann temannya. Hati saya sangat sakit, ketika si sulung menggigau meminta ibunya pulang”.

Mendengar cerita Pak Qulyubi membuatku terisak-isak. Perjalanan hidupnya menyadarkanku. Aku teringat Raihana. Perlahan wajahnya terbayang dimataku, tak terasa sudah dua bualn aku berpisah dengannya. Tiba-tiba ada kerinduan yang menyelinap dihati. Dia istri yang sangat shalehah. Tidak pernah meminta apapun. Bahkan yang keluar adalah pengabdian dan pengorbanan. Hanya karena kemurahan Allah aku mendapatkan istri seperti dia.

Meskipun hatiku belum terbuka lebar, tetapi wajah Raihana telah menyala didindingnya. Apa yang sedang dilakukan Raihana sekarang? Bagaimana kandungannya? Sudah delapan bulan. Sebentar lagi melahirkan. Aku jadi teringat pesannya. Dia ingin agar aku mencairkan tabungannya. Pulang dari pelatihan, aku menyempatkan ke toko baju muslim, aku ingin membelikannya untuk Raihana, juga daster, dan pakaian bayi. Aku ingin memberikan kejutan, agar dia tersenyum menyambut kedatanganku.
Aku tidak langsung ke rumah mertua, tetapi ke kontrakan untuk mengambil uang tabungan, yang disimpan dibawah bantal.

Dibawah kasur itu kutemukan kertas merah jambu. Hatiku berdesir, darahku terkesiap. Surat cinta siapa ini, rasanya aku belum pernah membuat surat cinta untuk istriku. Jangan-jangan ini surat cinta istriku dengan lelaki lain. Gila! Jangan-jangan istriku serong.Dengan rasa takut kubaca surat itu satu persatu. Dan Rabb ….ternyata surat-surat itu adalah ungkapan hati Raihana yang selama ini aku zhalimi. Ia menulis, betapa ia mati-matian mencintaiku, meredam rindunya akan belaianku. Ia menguatkan diri untuk menahan nestapa dan derita yang luar biasa. Hanya Allah lah tempat ia meratap melabuhkan dukanya.
Dan ya .. Allah, ia tetap setia memanjatkan doa untuk kebaikan suaminya. Dan betapa dia ingin hadirnya cinta sejati dariku. “Rabbi dengan penuh kesyukuran, hamba bersimpuh dihadapan-Mu. Lakal hamdu ya Rabb. Telah muliakan hamba dengan Al Quran. Kalaulah bukan karena karunia-Mu yang agung ini, niscaya hamba sudah terperosok kedalam jurang kenistaan. Ya Rabbi, curahkan tambahan kesabaran dalam diri hamba…..” tulis Raihana.

Dalam akhir tulisannya Raihana berdoa” Ya Allah inilah hamba-Mu yang kerdil penuh noda dan dosa kembali datang mengetuk pintumu, melabuhkan derita jiwa ini kehadirat-Mu.

Ya Allah sudah tujuh bulan ini hamba-Mu ini hamil penuh derita dan kepayahan. Namun kenapa begitu tega suami hamba tak mempedulikanku dan menelantarkanku. Masih kurang apa rasa cinta hamba padanya. Masih kurang apa kesetiaanku padanya. Masih kurang apa baktiku padanya? Ya Allah, jika memang masih ada yang kurang, ilhamkanlah pada hamba-Mu ini cara berakhlak yang lebih mulia lagi pada suamiku. Ya Allah, dengan rahmatMu hamba mohon jangan murkai dia karena kelalaiannya. Cukup hamba saja yang menderita. Maafkanlah dia, dengan penuh cinta hamba masih tetap menyayanginya. Ya Allah berilah hamba kekuatan untuk tetap berbakti dan memuliakannya. Ya Allah, Engkau maha Tahu bahwa hamba sangat mencintainya karena-Mu. Sampaikanlah rasa cinta ini kepadanya dengan cara-Mu. Tegurlah dia dengan teguran-Mu. Ya Allah dengarkanlah doa hamba-Mu ini. Tiada Tuhan yang layak disembah kecuali Engkau, Maha Suci Engkau”.

Tak terasa air mataku mengalir, dadaku terasa sesak oleh rasa haru yang luar biasa. Tangisku meledak. Dalam tangisku semua kebaikan Raihana terbayang. Wajahnya yang baby face dan teduh, pengorbanan dan pengabdiannya yang tiada putusnya, suaranya yang lembut, tanganya yang halus bersimpuh memeluk kakiku, semuanya terbayang mengalirkan perasaan haru dan cinta.


Dalam keharuan terasa ada angina sejuk yang turun dari langit dan merasuk dalam jiwaku. Seketika itu pesona Cleopatra telah memudar berganti cinta Raihana yang datang di hati. Rasa sayang dan cinta pada Raihan tiba-tiba begitu kuat mengakar dalam hatiku. Cahaya Raihana terus berkilat-kilat dimata. Aku tiba-tiba begitu merindukannya. Segera kukejar waktu untuk membagi cintaku dengan Raihana. Kukebut kendaraanku. Kupacu kencang seiring dengan air mataku yang menetes sepanjang jalan.

Begitu sampai di halaman rumah mertua, nyaris tangisku meledak. Kutahan dengan nafas panjang dan kuusap air mataku. Melihat kedatanganku, ibu mertuaku memelukku dan menangis tersedu-sedu. Aku jadi heran dan ikut menangis. ” Mana Raihana Bu?”. Ibu mertua hanya menangis dan menangis. Aku terus bertanya apa sebenarnya yang telah terjadi.

” Raihana…istrimu..istrimu dan anakmu yang dikandungnya”. ” Ada apa dengan dia”. ” Dia telah tiada”. ” Ibu berkata apa!”. ” Istrimu telah meninggal seminggu yang lalu. Dia terjatuh di kamar mandi.

Kami membawanya ke rumah sakit. Dia dan bayinya tidak selamat. Sebelum meninggal, dia berpesan untuk memintakan maaf atas segala kekurangan dan kekhilafannya selama
menyertaimu. Dia meminta maaf karena tidak bisa membuatmu bahagia. Dia meminta maaf telah dengan tidak sengaja membuatmu menderita. Dia minta kau meridhionya”. Hatiku bergetar hebat. ” Ke…kenapa ibu tidak memberi kabar padaku?”. “

Ketika Raihana dibawa ke rumah sakit, aku telah mengutus seseorang untuk menjemputmu di rumah kontrakan, tapi kamu tidak ada. Dihubungi ke kampus katanya kamu sedang mengikuti pelatihan. Kami tidak ingin mengganggumu.
Apalagi Raihana berpesan agar kami tidak mengganggu ketenanganmu selama pelatihan. Dan ketika Raihana meninggal kami sangat sedih, Jadi maafkanlah kami”.

Aku menangis tersedu-sedu. Hatiku pilu. Jiwaku remuk. Ketika aku merasakan cinta Raihana, dia telah tiada. Ketika aku ingin menebus dosaku, dia telah meninggalkanku. Ketika aku ingin memuliakannya dia telah tiada.

Dia telah meninggalkan aku tanpa memberi kesempatan padaku untuk sekedar minta maaf dan tersenyum padanya. Tuhan telah menghukumku dengan penyesalan dan
perasaan bersalah tiada terkira.
Ibu mertua mengajakku ke sebuah gundukan tanah yang masih baru dikuburan pinggir desa. Diatas gundukan itu ada dua buah batu nisan. Nama dan hari wafat Raihana tertulis disana.

Aku tak kuat menahan rasa cinta, haru, rindu dan penyesalan yang luar biasa. Aku ingin Raihana hidup kembali.
Dunia tiba-tiba gelap semua
Read More..

Wednesday, November 10, 2010

Kecuali… Kecuali…


Generalisasi… Kita biasa gunakan ini untuk vonis dalam kehidupan sehari-hari. Biasanya kalau kita menemukan sifat yang sama pada mayoritas anggota suatu golongan, kita akan memukul rata bahwa sifat tersebut dimiliki oleh semua anggota golongan itu.

Biasanya kalau kita mendapat pengalaman tidak enak saat berinteraksi dengan seseorang, ada saja godaan untuk memvonis latar belakang golongan orang tersebut. Entah sukunya, ras, agama, jenis kelamin, atau yang lainnya.

Tentu saja vonis generalisasi macam ini akan mendapat protes. Misalnya kita ngedumel kesal, "Orang Padang memang pelit!!". Lalu akan ada yang protes dengan ucapan itu, "Enak saja… tidak semua orang Padang pelit. Tergantung orangnya masing-masing. Jangan main generalisasi begitu dong…" (Ya dong… saya orang Minang, menurut saya, saya gak pelit kok :p).

Mungkin yang lebih tepat adalah kata-kata: "pada dasarnya, tapi tidak semua." (Sekali lagi, pada dasarnya orang minang gak pelit kok!). Atau kita memerlukan kata "kecuali" saat menilai suatu golongan agar terhindar dari generalisasi. Contohnya: "Anggota dewan itu bukan koruptor. Mereka bersih kok. Ya… kecuali beberapa oknum anggota dewan." (Oh ya? Ada berapa persen tuh beberapa oknumnya? )

Ungkapan seperti ini Allah gunakan untuk menghukumi semua manusia.

Dapat kita temukan pada ayat yang sering kita baca: surat Al-Ashr. "Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran." (Al-’Ashr: 1-3)

Al Imam Muhammad bin Idris Asy Syafi’i menegaskan tentang kedudukan surat Al ‘Ashr, beliau berkata: “Sekiranya manusia mau memperhatikan (kandungan) surat ini, niscaya surat ini akan mencukupkan baginya.” (Lihat Tafsir Ibnu Katsir pada Surat Al ‘Ashr)
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah mengatakan bahwa perkataan Al Imam Asy Syafi’i itu adalah tepat karena Allah telah mengkhabarkan bahwa seluruh manusia dalam keadaan merugi (celaka) kecuali barang siapa yang mu’min (beriman) lagi shalih (beramal shalih) dan ketika bersama dengan yang lainnya saling berwasiat kepada jalan yang haq dan saling berwasiat di atas kesabaran. (Lihat Majmu’ Fatawa, 28/152). (lihat sumber)

Allah menghukumi manusia sebagai orang yang merugi. Lalu kemudian Allah lengkapi dengan pengecualian pada orang-orang yang beriman dan beramal saleh serta saling menasehati pada kebenaran dan kesabaran. Allah tidak menggeneralisasi semua manusia itu merugi walau pun kebanyakan manusia itu ingkar kepada Allah dan merugi.

Juga pada ayat yang sering kita baca. "sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka),kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh; maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya" (QS At-Tiin (95):5).

Allah bercerita tentang tempat kembali manusia - makhluk yang telah Allah ciptakan dengan sangat baik, yaitu tempat yang sangat rendah: neraka. Ciptaan yang sangat baik berakhir pada tempat yang sangat rendah. Tapi di situ Allah berikan pengecualian untuk orang yang beriman dan beramal saleh. Jadilah orang-orang yang beriman dan beramal saleh terhindar dari penghukuman general terhadap manusia.

Oke, sampai di sini, kita bisa ambil kesimpulan bahwa kebanyakan manusia itu merugi dan ingkar. "Dan sesungguhnya kebanyakan di antara manusia benar-benar ingkar akan pertemuan dengan Tuhannya." (QS Ar-Rum : Dan mereka akan berakhir pada tempat yang buruk: neraka. Kecuali, orang yang beriman. Mereka akan masuk surga.

Hal ini dikuatkan oleh beberapa hadits Rasulullah saw yang menyatakan bahwa orang yang beriman akan menempati surga. Tetapi… tunggu dulu… rupanya hal ini juga ada pengecualiannya.

“Setiap umatku akan masuk Surga, kecuali orang yang enggan,” Para sahabat bertanya, ‘Ya Rasulullah, siapakah orang yang enggan itu?’ Rasulullah menjawab, “Barangsiapa mentaatiku akan masuk Surga dan barangsiapa yang mendurhakaiku dialah yang enggan”. (HR.Bukhari)

Konteks ‘umatku’ di situ adalah umat Islam. Karena hanya orang yang beriman yang akan masuk surga. "Dari Utsman bin Affan radhiyallahu ‘anhu berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Orang yang meninggal dunia dan dia mengetahui bahwa tiada tuhan selain Allah, masuk surga.”" Jadi hanya orang yang beriman yang bisa digeneralisasi bahwa pada dasarnya mereka akan masuk surga.

Sayangnya memang masih ada pengecualian untuk itu. Walaupun pada akhirnya akan masuk surga juga, tapi akan ada umat Rasulullah saw yang singgah ke neraka terlebih dahulu. Itu lah orang yang enggan. Yaitu orang yang mendurhakai Rasulullah saw.

Tidak semua orang yang beriman akan langsung masuk surga. Di antara mereka akan ada yang melalui neraka sebelum masuk surga.

*****

Sekarang, posisi kita adalah sebagai manusia di bumi ini. Kebanyakan dari kita akan kembali ke neraka. Karena itu segera lah bergabung kepada golongan yang masuk pengecualian. Yaitu orang yang beriman.

Orang-orang yang beriman ini pada dasarnya akan masuk surga. Kecuali orang yang enggan, mereka akan masuk neraka terlebih dahulu. Karena itu berdoa lah agarjangan sampai kita tergabung pada golongan yang dikecualikan ini. Semoga. Amiin.

Read More..

POLITIK-HUKUM KANCIL PILEK


Cerita tentang kancil pilek bukan cerita baru. Tapi, saya senang ketika cerita itu disampaikan oleh Prof Amien Rais saat saya, pada pertengahan 1980-an, menjadi mahasiswanya di Pascasarjana UGM. Ketika itu (1986) saya mengambil mata kuliah Politik Timur Tengah yang diampu Pak Amien. Dengan caranya memberikan kuliah dan gaya bercerita yang sangat memikat, cerita kancil pilek dari Pak Amien itu menjadi sangat menarik dan lebih mudah untuk dikaitkan dengan realitas keseharian politik dan penegakan hukum kita.

Syahdan, di sebuah hutan rimba, hiduplah harimau si raja rimba yang memerintah rimba itu dengan sewenang-wenang dan kejam. Pada suatu hari, sang harimau mendengar kabar, di kalangan rakyatnya beredar gunjingan bahwa badan sang raja bau, pesing, dan membuat mual binatang lain. Merasa risi dengan desas-desus itu, si raja rimba memanggil tiga pimpinan binatang untuk mendapat kepastian. Mula-mula, dia memanggil pimpinan binatang anjing, seekor herder yang besar. Menurutmu, benarkah badan saya ini bau? tanya harimau sambil menyorongkan badannya kepada herder itu agar dibau. Ampun Tuan Raja yang Mulia, memang benar, badan Tuan bau dan memualkan, jawab herder tersebut dengan jujur. Mendengar itu, sang harimau jadi marah. Kurang ajar, berani benar kamu menghina raja di rimba ini, kata sang harimau sambil menerkam dan merobek-robek si herder sampai lumat.

Kemudian, dipanggillah pimpinan rakyat kijang. Apakah menurutmu badanku ini bau? tanya harimau kepada pimpinan kijang itu. Karena takut dirobek-robek seperti herder, maka setelah membau badan harimau, pimpinan kijang itu berkata. Ampun Yang Mulia, ternyata badan yang mulia harum menyegarkan, katanya. Tapi, tiba-tiba sang harimau menerkam pimpinan kijang sambil mengaum keras. Kurang ajar, munafik, berani benar kamu membohongi raja, teriaknya sambil mencabik-cabik tubuh pimpinan kijang.

Berikutnya dipanggillah pimpinan rakyat kancil yang kemudian datang dengan gelisah dan ketakutan. Bagaimana dirinya harus menjawab pertanyaan harimau si raja rimba? Kalau menjawab jujur seperti herder, bisa dirobek-robek karena dianggap berani kurang ajar. Kalau berbohong agar raja senang, bisa dicabik-cabik seperti kijang. Ketika membau tubuh harimau, si kancil bersin (wahing) karena tubuh raja rimba itu baunya memang menyengat. Bagaimana menurutmu, kancil? Apa badan saya memang bau? tanya harimau sambil membentak. Dengan gemetar, kancil itu menjawab. Maaf Raja Rimba yang Mulia, saya sedang pilek, hidung lagi mampet, jadi tak tahu apakah badan Tuan bau atau tidak, jawab sang kancil. Kok, tadi kamu bersin? Apa karena badan saya bau? kejar sang harimau. Ya, saya bersin justru karena pilek itu, jawab kancil lebih berani. Sang harimau akhirnya melepaskan sang kancil yang cerdik itu.

***

Dari cerita itulah, dalam dunia politik kita sering mendengar istilah politik kancil pilek, seperti halnya kita sering juga mendengar istilah politik Paku Abu Nawas. Politik kancil pilek diartikan sebagai politik diam meski melihat kemungkaran karena ingin selamat dari kekejaman penguasa. Di negara kita saat ini banyak politisi kancil pilek, terutama dalam penegakan hukum. Bagi kita, politik kancil pilek bisa saja diterima kalau seorang politisi memang dalam posisi yang lemah dan terancam bahaya jika tidak diam atau berpura-pura pilek. Celakanya, kancil pilek di Indonesia bukan hanya karena dalam posisi lemah dan takut kepada penguasa yang busuk (harimau bau), melainkan juga banyak di antaranya yang menjadi kancil pilek karena mereka sendiri menjadi bagian dari kebusukan itu (ikut bau). Oleh sebab itu, mereka menjadi takut berbicara yang sebenarnya dan menjadi kancil pilek jika ditanya tentang korupsi karena mereka sendiri ternyata juga melakukan korupsi.

Jadi, mereka takut pada perbuatannya sendiri, bukan takut pada penguasa yang kuat dan kejam. Lihat saja sekarang ini, banyak tokoh yang semula galak tiba-tiba menjadi pendiam dan menyerukan kearifan untuk tidak mempersoalkan sangkaan korupsi atas orang lain, padahal dulunya galaknya setengah mati meneriakkan pemberantasan korupsi. Mereka lalu berpura-pura pilek karena ternyata mereka juga terjerat kasus korupsi. Mereka ini kemudian berbicara secara sangat normatif (tapi palsu) agar semua masalah dikembalikan kepada hukum. Padahal, menurut teori dan fakta, hukum itu baru bisa ditegakkan kalau ada dukungan politik, sekurang-kuranganya kalau ada imbangan politik atas kekuatan politik lain yang selalu menelikung hukum.

Dalam pada itu, lembaga penegak hukum sendiri juga terserang penyakit kancil pilek dan tidak berani melakukan tindakan hukum karena takut pada terkaman harimau jahat, takut dicopot. Yang jadi harimau jahat sekarang ini adalah ologarki politik. Contoh paling aktual tentang ini adalah dakwaan kasus korupsi dana DKP yang melibatkan mantan menteri Rokhmin Dahuri. Kejaksaan, kepolisian, dan KPK sekarang ini sering membuang badan untuk menangani kasus dugaan korupsi yang menyangkut tokoh-tokoh politik kuat. Alasan yang dikemukakan bermacam-macam, misalnya, belum ada bukti awal (padahal bukti awal sudah cetho welo-welo). Atau karena tidak ada laporan atau pengaduan. Padahal, kasusnya bukan delik aduan karena kasusnya menjadi domain KPU (padahal kasus itu bersifat concursus atau gabungan tindak pidana yang bisa diurus KPU. Sebab, pelanggaran dana kampanye sekaligus bisa ditangani kepolisian, kejaksaan, dan KPK sebagai tindak pidana korupsi, gratifikasi, dan pencucian uang. KPU sendiri ikut-ikutan jadi kancil pilek yang setelah bersin satu kali lalu diam. Janji untuk memberikan penjelasan kepada masyarakat dalam satu atau dua hari ternyata tidak ditepati. Padahal, sudah lewat sepuluh atau dua puluh hari.

Dari : Mahfud MD

Dimuat di Jawa Pos, 13 Juni 2007

Read More..

Gus Dur dan Kegaiban


Meski menolak dirinya disebut wali, Gus Dur percaya pada kegaiban-kegaiban dan tak jarang perilakunya dipengaruhi apa yang kita sebut sebagai “pesan gaib.”Dalam konteks inilah saya paham mengapa Gus Dur sering berkunjung ke kuburan-kuburan,terutama kuburan- kuburan tokoh-tokoh besar masa lalu, seperti Sunan Bonang, Pangeran Jayakarta,Sunan Ampel, dan (tentu saja) kuburan ayahanda dan kakek-kakeknya yang merupakan para pendiri NU.

Di tengah tangis dan impitan ribuan orang pada 31 Desember 2009 lalu, saya mengikuti dengan khusyuk upacara penguburan Gus Dur di Jombang.

Dari alunan takbir yang syahdu, saya mendengar banyak pengunjung yang menambah kalimat tahlil sambil menangis, Laa ilaaha illallah,Muhammadurrasulullah, Gus Dur waliyullaah,”Tidak ada Tuhan selain Allah, Muhammad adalah utusan Allah, dan Gus Dur adalah wali Allah”. Meski banyak yang tidak percaya, banyak juga yang percaya bahwa Gus Dur adalah seorang wali, yakni, manusia yang oleh Allah diberi kemampuan khusus untuk mengetahui dan mengantisipasi hal-hal yang belum terjadi.

Ada yang menyebut Gus Dur mempunyai indera keenam. Gus Dur sendiri tertawa dan menolak kalau dirinya disebut wali. “Tak usah percaya kalau saya wali, saya hanya wali murid,” tuturnya sambil tertawa.

Sebenarnya, mereka yang memercayai itu tidak dapat disalahkan. Di dalam Islam memang ada manusia khusus yang disebut wali dengan kemampuan yang luar biasa. Dalam perjalanan hidup dan perilaku Gus Dur juga ada hal-hal aneh yang kadang kala tak masuk akal, tetapi kerap kali terjadi.

Sebutlah sebagai contoh tentang pernyataan-pernyataan bahwa dia akan menjadi presiden. Ini bukan hanya disaksikan orang-orang NU, juga oleh orang nonmuslim, seperti Marsillam Simanjuntak dan Irwan David, yang pernah bercerita langsung kepada saya. Ketika sama-sama menjadi menteri di era pemerintahan Gus Dur, Marsillam Simanjuntak pernah bercerita kepada saya bahwa jauh sebelum menjadi presiden, Gus Dur sudah menceritakan adanya pesan gaib bahwa dia akan menjadi presiden.

Marsillam bercerita bahwa pada suatu hari rapat Forum Demokrasi (Fordem) meminta Gus Dur mundur atau berhenti sebagai ketua. Alasannya, Gus Dur terlalu sibuk sehingga tak sempat mengurus Fordem dengan benar. Sumber lain menyebutkan bahwa saat itu Gus Dur diminta mundur karena pernah mempromosikan Tutut sebagai calon pemimpin masa depan. Atas permintaan mundur itu, Marsillam menuturkan, Gus Dur menanggapi dan menerima dengan enteng sambil mengatakan bahwa yang lebih pantas memimpin Fordem memang orang tekun dan teliti seperti Marsillam.

“Saya sendiri sudah sangat sibuk. Kata Mbah Hasyim, saya akan segera jadi presiden,” demikian Gus Dur menjawab tanpa beban. Mbah Hasyim adalah Kyai Hasyim Asy’ari, kakek Gus Dur yang dikenal sebagai pendiri NU. Reaksi orang-orang Fordem atas tanggapan Gus Dur itu beragam. Ada yang tertawa karena menganggap Gus Dur sedang melucu seperti biasanya, ada yang tertawa mengejek, dan ada yang terharu karena menganggap Gus Dur sudah tak waras.Ternyata, Gus Dur benar-benar menjadi presiden.

“Sebagai orang Kristen, saya tak percaya hal-hal begitu, tapi nyatanya Mas Dur benar-benar jadi presiden,” ujar Marsillam kepada saya. Irwan David, mantan anggota TNI yang kini menjadi pengusaha ekspor-impor mebel dan berdomisili di Bandung, pernah menceritakan hal yang sama kepada saya. Kawan dekat Gus Dur yang beragama Katolik ini bercerita bahwa pada pertengahan tahun 1998 Gus Dur mengatakan akan menjadi presiden. Waktu itu, Irwan tak percaya dan menganggapnya ngelantur, tetapi untuk menjaga perasaan temannya itu Irwan menjawab, “Ya, mudah-mudahan, Gus.

”Ternyata, pada 1999, Gus Dur benar-benar menjadi presiden dan Irwan David diundang untuk ngobrol-ngobroldi istana. “Bagi kami, orang Katolik, Gus Dur itu seperti santo yang oleh orang Islam disebut wali,“ tandasnya.

Saat menjadi Presiden pun kalau mau bersikap atau mengambil keputusan Gus Dur sering merujuk isyarat-isyarat gaib.Tentu saja hal itu tak diungkapkan dalam rapat kabinet melainkan tercermin dari pernyataan dan langkah-langkah nyatanya. Kalau ngobrol dengan saya, Gus Dur sering bercerita bahwa “Tadi malam saya ditemui Mbah Mahdum,”atau “Mbah Hasyim berpesan begini…” Mbah Mahdum adalah nama asli Sunan Bonang.

Saya berkesimpulan bahwa meskipun menolak dirinya disebut wali, Gus Dur percaya pada kegaiban-kegaiban dan tak jarang perilakunya dipengaruhi apa yang kita sebut sebagai “pesan gaib.”Dalam konteks inilah saya paham mengapa Gus Dur sering berkunjung ke kuburan-kuburan,terutama kuburan- kuburan tokoh-tokoh besar masa lalu, seperti Sunan Bonang, Pangeran Jayakarta,Sunan Ampel, dan (tentu saja) kuburan ayahanda dan kakek-kakeknya yang merupakan para pendiri NU. Meski begitu, tidak mudah untuk memahami, ukuran dan jenis kegaiban macam apa yang dianut atau dihayati Gus Dur.

Sebab, adakalanya Gus Dur menolak atau menertawai pesan-pesan gaib yang disampaikan orang kepadanya. Ini saya alami sendiri. Pada awal 2001, sebagai Menteri Pertahanan, saya diundang untuk berceramah di pondok pesantren yang diasuh keluarga KH Said Aqil Siradj di Cirebon. Sebelum ceramah dimulai para kiai mengajak saya untuk berbicara khusus di sebuah ruangan. Para kiai bertanya, apa betul Gus Dur akan berkunjung ke Mesir. Saya jawab bahwa Gus Dur memang akan berkunjung ke tujuh negara di Afrika dan Timur Tengah, termasuk Mesir, dan saya akan ikut dalam rombongan Presiden.

Para kiai itu berpesan agar Gus Dur mengurungkan dulu niatnya berkunjung ke Mesir. Sebab, kata para kiai itu, banyak presiden yang jatuh dari jabatannya setelah berkunjung ke Mesir. Para kiai itu lantas menyebut nama Presiden Soekarno, Presiden Soeharto, dan Presiden Habibie yang jatuh dari jabatannya tak lama setelah pulang dari Mesir. Ketika pesan para Kyai itu saya sampaikan kepada Gus Dur, ternyata Gus Dur tak menganggapnya serius. Gus Dur bilang bahwa dia tak bisa membatalkan kunjungan ke Mesir karena sudah dijadwalkan sejak lama secara kenegaraan oleh kedua negara.

Lagipula, apa hubungan antara berkunjung ke Mesir dan kejatuhan jabatan Presiden? “Tak masuk akal, masak berkunjung ke Mesir hanya tiga hari bisa jatuh dari jabatan presiden, padahal Husni Mubarak tinggal di Mesir dan menjadi presiden di sana lebih dari 20 tahun, tak jatuh-jatuh juga," papar Gus Dur sambil tertawa lebar. Tak lama setelah pulang dari Mesir, Gus Dur memang lengser keprabon. Percaya?

Dimuat di Koran Sindo, 7 Januari 2010

Read More..

6 Salah Kaprah Pria Soal Keinginan Wanita


ANDA mungkin mengira telah paham benar keinginan wanita. Mulai dari bagaimana memenuhi kebutuhan fisik hingga menjaga emosinya. Tapi, apakah Anda yakin tidak terjebak dalam salah kaprah yang menjadi keyakinan umum?

Berikut beberapa hal yang menjadi salah kaprah pria tentang kenginan wanita, seputar Anda, juga hubungan yang tengah dibina, seperti diungkap Askmen.

Wanita ingin bicara

Fakta yang sudah sangat diketahui bahwa wanita suka bicara, bahkan banyak bicara. Penelitian bahkan menegaskan bagaimana wanita mampu menggunakan 20 ribu kata sehari dibandingkan pria yang hanya 7.000 ribu kata sehari. Hingga kini Anda salah kaprah bahwa dengan kemampuannya tersebut, wanita ingin bergulat dengan Anda dalam percakapan panjang. Padahal kebenarannya adalah wanita ingin Anda mendengarkan apa yang dikatakannya. Baginya, hal tersebut jauh lebih penting daripada Anda “berkicau” terus-menerus menunjukkan ketidakterarikan.

Para pria, bukalah telinga Anda!

Wanita ingin pria macho
Saat Anda dan pasangan berada di sebuah klub malam dan beberapa pria ugal-ugalan mengganggunya, Anda mungkin mengira ia ingin Anda menyerang balik mereka, seperti pahlawan melindungi orang lemah. Tapi sayangnya, sikap tersebut hanya membuat Anda dinilai posesif, gila, dan membuatnya malu.
Wanita ingin pria gagah yang tahu cara menangani mesin mobil, mengatur pengeluaran rumah tangga, membantunya mengasuh anak, dan bukan pria kasar yang senang memamerkan otot.

Wanita ingin mendengar perasaan pria
Kebanyakan wanita mengatakan, mereka mendambakan pria yang terbuka dengan perasaaannya. Wanita menyambut tren pria metroseksual, yang tak hanya bisa memoleskan wajahnya dengan pelembap, tapi juga mampu merasakan perasaan
sensitif wanita. Tapi, jangan membuka perasaan Anda hanya untuk kepentingan ini dan bukan gaya Anda sebenarnya.

Saat wanita merengek ingin pria yang bisa mengekspresikan perasaannya, sesungguhnya mereka ingin seorang pria yang mampu mengungkapkan pemikiran dan opininya. Hal itu membuat wanita merasa lebih dekat dengan dunia Anda. Bukan berarti dia berharap Anda bisa menulis kata-kata puitis atau menangis di hadapannya.

Wanita ingin menjadi pusat hidup Anda
Anda mungkin tidak heran dengan sikap wanita yang baru saja dikenal, seolah ingin mengatur hidup Anda dan tak ingin jauh sedetik pun. Sejujurnya, wanita percaya diri tak akan mau menjadi pusat hidup Anda. Mereka lebih tertarik pada pria yang punya kehidupan lengkap; teman, hobi, gairah, dan minat.

Kalau Anda memusatkan hidup di sekitarnya, lama-kelamaan Anda tak akan punya kehidupan sendiri. Jadikan dia bintang dalam cerita hidup Anda, tapi jangan jadikan dia satu-satunya karakter bintang. Dia pun akan bosan terus berada di bawah sorotan “lampu kamera”.

Wanita ingin Anda menyingkirkan teman wanita Anda
Bisa jadi wanita senang melakukan hal tersebut karena khawatir Anda tak bisa menyeimbangkan kehidupan bersama teman-teman dan bersamanya. Namun, banyak juga yang bersikap sebaliknya. Dia ingin tahu bagaimana Anda memperlakukan wanita. Kalau teman-temannya menyukai Anda, maka Anda akan dinilainyapria yang mampu menghargai wanita.

Wanita ingin diperlakukan setara
Wanita berteriak dirinya mandiri, tapi saat Anda membiarkannya memperbaiki saluran pembuangan kamar mandi atau membeli bunga untuk dirinya sendiri, maka Anda dalam kesulitan. Hanya karena ia mampu merawat diri tidak berarti Anda tak lagi bersikap gentleman. Ini pun berlaku pada wanita yang kerap berteriak kesetaraan gender dan bangga menjadi feminis.

Apa yang diinginkan wanita adalah perlakuan setara dan Anda memahami bahwa ia pun bisa melakukan beberapa hal sendiri, tak perlu bantuan Anda. Mereka ingin diperhatikan dan diperlakukan dengan sopan karena itu membuatnya merasa istimewa.

keinginan wanita

Setiap insan pasti memiliki keinginan, begitu juga dengan seorang wanita yang cenderung memiliki bermacam-macam keinginan, termasuk keinginan seorang wanita terhadap pasangannya.
Memang sulit sekali bahkan dapat dikatakan tidak mungkin bisa memahami keinginan seorang wanita. Namun harus tetap diupayakan agar hubungan Anda beserta pasangan dapat tetap berbunga dan bertumbuh. Berikut beberapa hal yang wanita inginkan dari seorang pria.

Dipahami
Untuk bisa memahami seorang wanita bukanlah suatu hal yang mudah karena seorang pria harus tahu celahnya, kapan dan bagaimana ia bisa masuk untuk mengetahui perasaan serta temperamen pasangannya. Dan untuk bisa memahami seorang wanita berarti seorang pria harus bisa menekan sisi egoisnya bahkan kalau perlu menyingkirkannya.

Pria yang Tahu Menempatkan Diri
Wanita jaman sekarang bukan lagi sosok yang lemah. Tapi mereka cenderung lebih mandiri karena para wanita merasa memiliki kekuatan untuk 'berjalan'. Maka seorang pria harus menghormati kekuatan wanita dengan cara tidak selalu mengkontrol wanita. Ini di perlukan agar tidak terjadi Over Protective! Namun jangan kaget jika suatu waktu seorang wanita kemudian menjadi seorang "anak kecil", ini artinya Anda di tuntut menjadi seorang laki-laki.

Diperhatikan
Kecupan, belaian dan sentuhan-sentuhan lainnya akan menunjukkan bagaiman Anda memperhatikan pasangan Anda, termasuk juga dengan seks. Atau bisa juga dalam bentuk ucapan kata-kata jika pasangan Anda berada jauh dari Anda.
Namun seorang pria harus mengetahui "kapan seorang wanita membutuhkan perhatian? Bentuk perhatian bagaimana yang di butuhkan?" Sisihkan waktu untuk memperhatikan, mempelajari dan menterjemahkan setiap keinginannya. Biasanya akan tersirat melalui perkataan, gerak tubuh dan pandangan. Jangan takut bertanya dan buka diri Anda sehingga sensitif terhadap responnya. Masih banyak hal lagi yang diinginkan seorang wanita, namun semua hal diatas adalah paling dominan yang diinginkan seorang wanita. Mungkin mengetahui hal tersebut, Anda bisa menjadi seorang pria yang diinginkan banyak wanita.

Begitu susahnya....
wanita benar-benar mahluk yang penuh rahasia, penuh teka-teki. Aku masih belum tahu apa yang di inginkan seorang wanita, aku masih belajar untuk mengetahui rahasia wanita. Aku mencoba untuk mencari yang wanita mau. Aku bukan manusia pandai atau pintar, aku hanya manusia bodoh yang mencitai seorang bidadari. Aku mencoba untuk mengert sang bidadari, tapi aku masih belum bisa. Ternyata sebuah kesetian tidak cukup untuk menjadi ukuran dapat membahagiakannya. Aku berusaha sepenuh hati untuk berkorban untuknya, tapi tetap saja diriku tidak dapat membahagiakannya. Aku selalu dihantui perasaan takut kehilangan, setiap jantung ini berdetak.Tolong ajari aku untuk menegerti seorang bidadari dan bagaimana untuk membahagiakannya. Bidadariku banyak yang ingin memilikinya, aku hanya berdo'a agar hatinya selalu ada aku. hem...

Begitu susahnya....
Aku bingung untuk mengungkapkannya lagi, hanya kata MAAF yang ingin ku ucapkan untuknya.. MAAFkan aku yang tak bisa mengerti.... ya Allah buat diriku menjadi mengerti, jangan buat aku menjadi orang bodoh. Diriku hanya dapat pasrah pada dirimu, karena engkaulah yang mengatur sumua ini. aku tak pernah terlintas sedikitpun untuk berkeiginan melepasnya KECUALI Engkau yang berkehendak... AMIEN...


Read More..

KEDUDUKAN WANITA BERIMAN DAN BAGAIMANA MEMPERLAKUKANNYA


"Hal terbaik yang dapat diperoleh oleh seorang mukmin adalah mendapatkan seorang wanita salehah. Yang patuh kepadanya apabila dia memintanya untuk melakukan sesuatu, dan membuatnya merasa bahagia ketika dia memandangnya. Dan memenuhi janjinya ketika dia berjanji kepadanya dan, disaat suaminya tidak ada, dia bersungguh-sungguh dalam menjaga harta suaminya dan menjaga kesuciannya". (Ibn Majah, Sunan, Kitab an-Nikah, l/596)

"Barangsiapa memiliki empat hal berikut, maka dia telah menemukan segala kebaikan di dunia dan di akhirat, yaitu: hati yang selalu bersyukur, lidah yang selalu mengingat Allah, tubuh yang sabar ketika didzalimi, dan istri yang dapat dipercaya untuk menjaga kesuciannya dan menahan diri dari menghamburkan kekayaan suaminya". (Al-Haythami, Majma' al-Zawa'id wa Manba' al-Fawa'id, Kitab an-Nikah, 4/273)

"Perlakukanlah wanita dengan baik, karena mereka dicipta laksana tulang rusuk. Tulang rusuk itu bengkok pada bagian atasnya, sehingga bila engkau mencoba meluruskannya, maka dia akan patah, tetapi bila engkau membiarkannya, maka dia akan tetap bengkok. Oleh karena itu, ikutilah nasehatku untuk memperlakukan wanita dengan baik". [Al-Bukhari, Sahih, Kitab an-Nikah, (Fath al-Bari, 9/206-207)]

"Wanita adalah sebelah bagian dari laki-laki". (Abu Dawud, Sunan, Kitab at-Taharah, l/61)
"Takutlah kepada Allah dengan menghargai wanita". (Ibn Majah, Sunan, Kitab al-Manasik, 2/1025)

"Barangsiapa membesarkan tiga putrinya, mengajar mereka sikap dan perilaku yang baik, mengatur pernikahan mereka dan memperlakukan mereka dengan baik, maka dia pantas untuk menempati surga". (Abu Dawud, Sunan, Kitab al-Adab, 4/338)

"Tidakkah aku sampaikan kepadamu siapa penerima sedekahmu yang paling baik? Yaitu anak kandungmu yang perempuan yang kembali kepadamu sebagai seorang janda, baik karena suaminya meninggal ataupun bercerai, yang tidak memiliki siapa-siapa selain engkau". (Ibn Majah, Sunan, Kitab al-Adab, 2/1209-10)

"Apabila seorang laki-laki diuji oleh Allah melalui anak perempuannya, dan dia memperlakukan anak-anak perempuannya itu dengan baik, maka perbuatannya akan melindungi dia dari api neraka". (At-Tirmidhi, Sahih, Abwab al-Birr was-Silah, 8/105)

Bagaimana Bisa Memahami Wanita

Kita pernah merasakan kesulitan untuk memahami seorang wanita. Penuh kerahasian dalam diri wanita. padahal salah satu sifat seorang muslim ideal adalah salah satunya ia mampu memperlakukan wanita dengan baik. Intinya menjadikan wanita makhluk mulia yang juga dimuliakan. Saya sebagai pemilik blog ini saja belum bisa memahami
seorang wanita.

saya sedang mengalami susahnya mengerti seorang wanita. Mudah2an dengan adanya wartikel ini saya dan anda dapat memahami seorang wanita. dibawah ini kiat-kiat untuk memahami seorang wanita.

1. Pahami bahwa wanita memang beda
Wanita kadang bagi pria sulit bisa dipahami. Orang bisa saja telah menikah dan mungkin telah bertahun-tahun bergaul dengan wanita. Namun, yakinkah bahwa ia telah mengenal dan memahami wanita dengan baik. Belum tentu, tidak ada jaminan panjangnya usia perkawinan menjadi sebuah kepastian bahwa seorang lelaki telah memahami wanita.

Dalam konteks ini, salah satu kunci memahami wanita kita harus menyadari bahwa mereka adalah “makhluk yang berbeda”, maksudnya, berbeda dalam cara pikirnya, dari pria, berbeda secara hormonal dan tentu saja secara fisik berbeda pula. Emosinya juga, yang mengalir dari tubuhnya jelas juga tidak sama.

2. Bersabar atas ketergesaan dan emosional wanita
Kata sebuah riwayat, wanita berasal dari tulang rusuk Nabi Adam AS. Karakter tulang rusuk ini sendiri memang unik. Dibiarkan ia akan bengkok alias melengkung. Ditarik terlalu keras ia akan patah. Jadi kalau sampai detik ini anda belum memahami wanita, bersabarlah, dan tetaplah berbuat baik. Siapa tahu dengan kesabaran baja yang kita miliki, kita pada akhirnya mampu menemukan celah-celah dalam memahami dan mengenali seorang wanita dengan baik.

3. Sadari bahwa ada manfaat yang besar saat pria mampu memahami wanita
Ada begitu besar manfaat yang didapat saat seorang pria memahami wanita. Salah satu buah dari kemampuan ini adalah ia akan dengan mudah mengetahui keinginan wanita. Begitu tahu tentang keinginan wanita, maka seorang pria akan lebih bisa diterima dan menjalin komunikasi, hubungan, abhkan ikatan dengan seorang wanita. Dengan memahami
wanita, maka pria tersebut akan menjadi pria yang lebih baik ketika bersosialisasi dan bercengkerama dengan wanita. Sebaliknya, seorang pria yang mampu memahami wanita, sebaiknya ia juga membuka diri agar juga mudah dipahami wanita. Manfaat ketika wanita mengetahui keinginan seorang pria juga tak kalah sedikit? Dengan
mengetahui sesuatu yang menjadi keinginannya, maka wanita akan mampu memahami dirinya sendiri. Karena terkadang ketidakmampuan wanita dalam memahami dirinya, akan menyebabkan kesulitan komunikasi dengan pria, baik dalam konteks pertemanan ataupun dalam konteks pasangan hidup saat ia berkeluarga.

4. Pahami Wanita Secara Sederhana
Kalau ingin memahami wanita, gunakan bukan cara dalam kaca mata wanita. Gunakan saja cara pria. Dan jangan lupa, memahami wanita tidak sekedar memahami apa adanya. Memahami wanita butuh sentuhan khusus dan gaya. Artinya keinginan wanita sebenarnya that’s quiet simple. Tapi pada kenyataannya banyak pria tidak memahami keinginan
wanita. Banyak pria tak mampu memahami keinginan wanita, dan banyak pula wanita gagal ketika menyampaikan keinginannya kepada pasangan. Terkadang wanita berpikir, “Men are so egois.

Pada saat yang sama, banyak pria berpendapat : “Buat apa gue susah-susah memahami keinginan wanita?” Jawabannya adalah untuk cinta. Tidakkah para pria sadar ketika pria mengetahui keinginan wanita, maka dia akan dapat mencintai wanita dengan lebih baik. Selain itu, pria akan dapat pula memanipulasi wanita. So, men are being
manipulator for women? Hmmm. Jangan berpandangan bahwa manipulator akan selalu negatif. Menjadi manipulator yang baik, yaitu pria yang mampu menggerakkan cinta dari pasangannya. Manipulator dapat memainkan peran sebagai pasangan yang mampu mengerti dengan empati. Manipulator dapat menggunakan semua karakter positif yang dimiliki oleh pasangannya. Manipulator dapat menyelewengkan semua karakter negatif yang dimiliki pasangannya. Manipulator dapat menjadi dalang (mendalangi), pemimpin dalam sebuah perjalanan cinta.

5. Tuluslah dalam mencintai Wanita
Seluruh kesulitan pria saat menghadapi beratnya persoalan memahami wanita akan hilang seketika begitu ia mempersembahkan ketulusan dan kesucian cintanya. Maksudnya, sejumlah ketidakmengertian akan segera terkalahkan manakala cara pandang yang digunakan tidak sekedar ingin dimengerti dan ingin dipahami semata. Justeru kerelaan berkorban, berbagi serta memuliakan wanita akan meluluhkan benteng-benteng kekakuan hubungan yang terjalin antara pria dan wanita.

Tetaplah mencintai wanita dengan apa adanya, tulus dan penuh kesucian. Mereka juga nanti pasti akan dengan rela membuka pintu-pintu perasaan, pikiran, keinginan serta kesetiaan pada para suami mereka (jika mereka adalah suami isteri).

Wallahu’alam, bishowwab.

Read More..

Sunday, October 10, 2010

"BUKAN SEKEDAR WANITA BIASA"


"De'..cariin pendamping buat kakak yaa ?? Mas Rizal udah siap nikah nih !!", begitu tulis e-mail Mas Rizal, kakakku yang kerja di Batam kepadaku, singkat dan jelas..tapi susah !!

Sebab, aku akhir-akhir ini ngerasa jengah banget dengan kriteria macem-macem dari kakakku. Susah juga punya kakak yang bujang lapuk banget seperti dia..abis usianya sudah bisa dikategorikan tua banget, 27 tahun. Memang, menurut dia belum tua banget, abis temen-temen kakak di Batam, sama juga seperti kakak, belum ada yang nikah di usia segitu..bujang lapuk, gitu aku menyebutnya.

Padahal banyak wanita, banyak akhwat yang siap menikah dan tak urung sering mendekatiku agar dikenalkan dengan kakakku. Apalagi didukung postur tubuh dan wajah imut kakakku, yang orang lain takkan menyangka bahwa usia kakakku sudah 27 tahun, kelihatannya sih masih 20 tahunan gitu… Aku sebenarnya mau sih nyariin Kakakku, tapi..dengan kriteria seabreg yang disodorkan kakak padaku, aku jadi nggak tega nyariin buatnya. Pernah kutanya kriteria minimalnya.."Mas, ada kriteria minimalnya nggak ??, coba kusentil dengan pertanyaan seperti itu..

Jawabnya, "Minimal mirip De' Rani aja ya ?? Tapi sepuluh kriteria yang Mas Rizal sebutin tempo hari.. minimal harus ada !! Udah yaa..Mas banyak kerjaan nih, kalo bisa dalam satu - dua bulan ini Mas Rizal nggak nelfon-nelfon lagi, dan lebaran nanti pas Mas Rizal pulang, harus ada !!", nada perintah kakakku terdengar mantap dan jelas, aku sampe terlongong didepan telpon. Tak sadar bahwa Mas Rizal sudah menutup telpon dan mengucapkan salam.

Kubaca lagi kriteria Mas Rizal dalam e-mail yang dikirimkan padaku dua bulan yang lalu. Aku bermaksud akan mencetak e-mail mas Rizal yang panjang tentang "Sepuluh kriteria Mas Rizal itu, diantaranya adalah : Agama dan akhlaknya bagus, Menguasai Fiqh Islam, Bisa sedikit bahasa Arab (minimal Bahasa Arab Pasif, untuk memahami Al Qur'an ) ; Berjilbab ; Sabar ; Cerdas / Smart ; Harus bisa masak, terutama makanan thoyyib dan halal, minimal makanan kesukaan kakak, Sayur Sop ; Mukanya selalu ceria dan bersinar cerah ; Putih ; Tinggi ; Langsing ; dan Menguasai Teknologi (Komputer / Internet), Psikologi, Manajemen. Trus kriteria lain : Kalo bisa matanya bening, dan jernih ; punya lesung pipit yang manis ; pipinya merah delima ; bibirnya merekah ; tubuhnya bersih (tak ada cela) ; bau badannya selalu wangi ; lehernya berjenjang ; mandiri (bisa menghasilkan uang sendiri) ; jari-jemarinya lentik ; dan bisa naek sepeda (sebab di Batam, kemana-mana musti naek sepeda !!) .. entar kalo ada yang kurang, Mas Rizal telfon ade' lagi deh, ok ? Teman-teman ade' khan banyak, cariin ya??" Aduuhh..aku sibuk mencari siapa yaa yang cocok untuk Mas Rizal dari kesemua teman wanitaku. Aku lelah, capek.. tanya ke Ustadzah dengan kriteria seabreg gitu..malu banget rasanya.. Mana ada wanita sesempurna seperti pilihannya.

Sepatah kalimat muncul di nokia mungilku, "De', jangan patah semangat yaa..cariin yang terbaik untuk Mas Rizal !!". Mas Rizal, lagi-lagi dengan sikapnya yang misterius terus mendesakku.. apakah mas Rizal bener-bener siap dengan segala kriteria yang diajukannya ?? Aku sungguh tak mengerti !! Lekas kubalas SMS singkat pula, "Mas Rizal, kalo bisa minta tolong Ustadz - ustadz Mas Rizal sendiri di Batam, yaa..?? Jangan tunggu calon dari ade'..SUSAH !!". Terus terang, kadang aku minder banget dengan kriteria mas Rizal yang bejibun banyaknya, aku saja tak memenuhi kriterianya. Pusiiiingg !!! Ya Robb, tunjukkan hidayah bagi mas Rizal !! Itu calon Mas Rizal, kakakku satu-satunya, bagaimana juga dengan calon para Ikhwan di luar sana ?? Deuuy..tahu begini aku tak menyuruh Mas Rizal cepat-cepat nikah !! Anganku melayang kemana-mana, sebab memang aku yang mendesak Mas Rizal nikah, karena usiaku yang tak terpaut jauh darinya pun ingin segera menggenapkan setengah Dien juga. Tapi dengan permintaan Mas Rizal dan harus secepat ini ?? Tak tahulah aku !! Malam ba'da Qiyamul Lail, aku sengaja menyeleksi beberapa orang wanita atau akhwat kenalanku yang sekiranya memenuhi persyaratan ideal Mas Rizal yang kesepuluh. Pertama Si Fitri, "Semuanya cocok, tapi..ups.. dia agak tulalit orangnya, dan satu lagi ia suka latah kalo kaget, aku menggumam sendirian. Si Wati, Nita, Via, Risa..Ahh… capek.. tak ada yang memenuhi syarat kesepuluh dari Mas !! *******************************************

"Tiiiiiiiiiiiiiiiitttttttt…", terkaget aku mendengar suara jam beker memekakkan telingaku..sudah hampir subuh.. Ahh, aku ketiduran semaleman ditemani biodata teman-temanku. Bersijingkat aku dari tempat tidur, segera mengambil air wudlu.. "Alhamdulillah..", segar pagi itu terasa sangat menyejukkan hatiku. Hampir jam tujuh pagi, sebelum menyiapkan diri untuk berangkat mengajar di sebuah SMU, aku mencari-cari catatan kriteria Mas Rizal yang kemarin sudah kucetak. Kurang sebulan lagi sudah lebaran, aku harus berusaha keras mencari data akhwat ke teman-temanku yang lain, rencanaku sepulang dari mengajar nanti. Kusimpan baik-baik alamat beberapa teman SMU, teman kuliahku dulu, agar nanti tak kerepotan aku mencari sendiri. Aku akan minta tolong mereka juga. Ikhtiarku..

"Kring..kring..", telfon di dekatku langsung kusambar, "Assalammu'alaikum..", terdengar sahut salam di seberang sana, "Ini De'Rani, yaa ?? De'..ini Mas Rizal.. gimana khabarnya ?? 'Afwan, Mas Rizal sengaja telfon pagi-pagi gini. Tadi ada acara di rumah Ustadz Mas Rizal, jadi sekalian Mas Rizal telfon ade', pengen tahu perkembangan pencarian buat mas Rizal, yang memenuhi kriteria ada nggak ?", intonasi suara Mas Rizal terdengar mantap dan agak riang. "Belum Mas !! 'Afwan yaa..Ade' ndak punya temen seperti kriteria Mas Rizal !!", suaraku mantap. "Ya udah deh, nggak usah repot-repot..Mas Rizal nggak mau ngerepotin ade' !".

"Bener nih ?? Ntar ade' nggak jadi nikah dong Mas ?? Sebab, Ibunda bilang kalo Ade' pengen nikah, musti nunggu Mas Rizal nikah dulu, lagipula ade' nggak mau duluan dari Mas Rizal nikahnya ??", aku mencoba beri pengertian pada Mas Rizal. Sebab Ibundaku mulai khawatir aku menjadi perawan tua, nggak laku kawin gara-gara nunggu mas Rizal nikah.

"De', makanya ade' nggak usah repot-repot nyeleksi akhwat untuk Mas Rizal. Insya Allah, ada khabar baik dari Ustadz Mas Rizal….". terdiam lama mas Rizal. "Halo..mas Rizal masih disitu ?? Khabar baik apaan mas ??", ucapku bersemangat.

"Insya Allah, permata dunia seperti kriteria Mas Rizal sudah tersedia. Dan tadi Mas Rizal udah ta'aruf dengan akhwat itu, jadi ..Mas minta Ade' kasih tahu sama Ibunda dan Ayah, kalo dalam waktu dekat Mas mau mengkhitbah akhwat pilihan Mas Rizal, sekaligus mohon restu, agar pernikahan Mas Rizal akan diadakan secepatnya di Batam - rumah akhwat calon Mas, kalo di Jakarta, rumah kita, Mas Rizal mau aja, tapi bilang ama Keluarga, Mas Rizal mau secara sederhana saja, sebab waktu cuti kerja buat Mas Rizal cuma seminggu. Kalo Ade' dan keluarga pengen ikut ke Batam, biayanya Mas Rizal transfer aja ke rekening ade' dalam waktu dekat.. kasih tahu Mas Rizal yaa..?? gimana ??".

Aku hanya bisa terpana mendengar tuturan panjang Mas Rizal, jadi..jodoh Mas Rizal sudah ada ?? "Subhanallah.. Barakallah.. Alhamdulillah, ade' nggak repot-repot nyariin buat Mas Rizal. Mungkin, cuma Ibu ama Bapak, dan Ade' aja yang ikut, yaa ? Keluarga besar kita ndak ikut ke Batam ?? Trus kesana pake' uang ade' dulu aja, entar kalo mas Rizal abis nikah, mas Rizal ganti yaa ??", ucapku merajuk

"Ya, udah dech De'..By The Way..kriteria Abang yang kemaren itu, semuanya sudah dimiliki oleh Akhwat, calon istri pilihan Abang. Mas Rizal harap Ade' dan keluarga nggak kaget yaa entar kalo melihat akhwat tersebut !! Ok ?? Eh, udah dulu yaa.. pulsanya jalan terus nih, entar keburu abis pulsa HP Mas Rizal..udah yaa ? Wassalammu'alaykum Wr.Wb".

Kuletakkan gagang telfon setelah mengucapkan salam. Khabar baik dari Mas Rizal telah menemukan apa yang selama ini dicarinya, akhwat pilihan Mas Rizal, entah sempurna seperti apakah pilihan Mas Rizal, kriteria yang bejibun banyaknya yang membuatku minder, mudah-mudahan wanita, akhwat pilihan mas Rizal memang paket special dari Allah untuk mas Rizalku yang cakepnya juga diatas rata-rata..

Sujud Syukur segera kutunaikan, karena tak perlu hari ini aku berpayah-payah mencari ke beberapa temanku untuk mencari wanita spesial buat mas Rizal, karena toh akhwat itu ternyata tak jauh dari tempat Mas Rizal bekerja di Batam. **************************************

Rombongan Mas Rizal, aku, kedua orangtuaku, dan Ustadz Mas Rizal serta beberapa dari teman ikhwan Mas Rizal mendampingi Mas Rizal di hari resepsi pernikahan yang lumayan sederhana. Aku dan pihak keluarga masih belum dikenalkan oleh calon Istri Mas Rizal. Mas Rizal belum mengijinkan, sebab itu surprais dan kejutan manis buat kami sekeluarga.

Aku masih berada di belakang mas Rizal, ketika akad nikah berlangsung, akhwat-calon istri Mas Rizal masih di dalam kamar pengantinnya. Setelah resmi akad nikah dilakukan dan kedua calon mempelai dipertemukan serta melakukan sholat sunnah. Tibalah aku dipertemukan dengan istri Mas Rizal yang ternyata.. Subhanallah..Allahu akbar..

Berdegup jantungku, melihat Mas Rizal memanggilku dan kedua orangtuaku…"De', sini deket ama Mas Rizal, sama Ibu dan Bapak yaa..Mas Rizal mau kenalin nih ama Istri Mas tercinta", ucap Mas Rizal sambil berkedip kearah istrinya yang saat itu menggunakan gaun putih pengantin, sementara Mas Rizal mengenakan jas, serasi dengan gaun istrinya.

"Mbak Izzah. De' Rani..udah kenal ama Mbak khan di Jakarta ??", suara lembut wanita itu singgah ke otakku. Allahu Robbi..Aku tak percaya melihat sosok wanita dihadapanku..sosok akhwat mulia yang menjadi pendamping Mas Rizal..Allahu Akbar..kiranya inilah bidadari sempurna yang diberikan Allah pada Mas Rizal di dunia, dan lidahku kelu tak bisa berkata apa-apa untuk mengungkapkan semua yang muncul sekilas dihatiku dan ingin segera kukatakan pada Mas Rizal. Tiba-tiba..dari sudut mataku, aku menangis terharu.. bahkan kedua orang tuaku pun demikian, tak percaya dengan wanita pilihan Mas Rizal..yang bukan hanya sempurna, tapi memang bukan sekedar wanita biasa.. Kami telah mengenal wanita itu sejak lama.. Subhanallah.. ****************************************

Yup..Wanita atau Akhwat Spesial pilihan Mas Rizal, adalah seorang Janda (istri dari salah satu ikhwan yang telah meninggal dalam usahanya berdakwah di Ambon, menegakkan Ad Dien), usianya pun sudah hampir 32 tahun, anak Beliau sudah empat, mirip ketika Nabi SAW menikahi Ibunda Khadijah r.a..yang hingga akhir hayatnya setia mendampingi Rasulullah SAW.

Alhamdulillah..agaknya kedua orangtuaku pun setuju dengan pilihan Mas Rizal, karena sejak dulu Ibundaku sangat menghormati Mbak Izzah Syifana, istri Mas Rizal, bahkan ingin segera menjodohkan Mas Rizal dengan Beliau meski statusnya sudah menjanda. Tetapi Mbak Izzah terlanjur pindah mengikuti kehendak kakaknya yang Ustadz juga di Batam. Tak tahunya..jodoh memang tak kemana, di Batam pula akhirnya Beliau dipertemukan dengan Mas Rizal, Kakakku tercinta. Baru aku tahu, kenapa banyak kriteria yang Mas Rizal ajukan, sebab Mas Rizal memang orang yang spesial, sehingga berbesar hati dan berlapang dada menerima akhwat yang terlampau lebih spesial dari kriteria Mas Rizal sendiri !! Semoga Barakah dan limpahan rahmat senantiasa menyertainya..Amin. Dalam e-mail Mas Rizal, dua bulan sejak resepsi sederhana diJakarta, rumah kami sekeluarga, Mas Rizal baru menerangkan kenapa banyak sekali kriteria yang diajukan Mas Rizal kepadaku, sebab hampir-hampir saat ini memang tak ada akhwat sejenis itu di Jakarta, kecuali akhwat produk jaman kuliah Mas Rizal, yang memang aku mengakui sangat bagus ghirah atau semangatnya dalam berdakwah.

Teman-temanku yang pernah memendam hati pada Mas Rizal serentak 'agak' kecewa, setelah kusampaikan kabar terbaik tentang pernikahan Mas Rizal, karena Mas Rizal perfect banget orangnya.

Lantas, Mas Rizal menuturkan kembali, tentang kriterianya satu persatu : "De' Rani, tahu ngga' kenapa harus banyak kriteria untuk istri Mas ? Mas Rizal ingin ade' seperti Mbak Izzah, istri Ms untuk meningkatkan kualitas pribadi ade', diantarannya ialah : Agama dan akhlak ade' musti bagus, Menguasai Fiqh Islam, Bisa sedikit bahasa Arab (minimal Bahasa Arab Pasif, untuk memahami Al Qur'an) : Mas Rizal pun hingga kini belajar capai semua dengan susah payah, sampai menunda nikah di usia yang ke-27, sebab lelaki yang jadi Qowwam / pemimpin dalam keluarganya dan ketika di rumah, sang Istri wajib kiranya mengajari hafalan Qur'an pada jundi - jundiyahnya..

Berjilbab : karena ia sering membersihkan / mengeramasi *RAMBUT*nya dengan *JILBAB* yang akan menghilangkan *KETOMBE* dari pandangan lelaki yang belum tentu menjadi *JODOH* nya ! Sudah jelas khan De' kriteria seperti ini ?? Yang pasti Akhwat dong De'..:).. Istri Mas musti Sabar dan tahan bantingan : he..he.. maksud Mas Rizal, sabar saat suka dan duka .. mendampingi Mas Rizal yang kurang sabar..he.. he.. ketahuan yaa De'..tapi hingga saat ini, Mas Rizal belajar sabar dari..Mbak Izzah !

Cerdas / Smart : Ini perlu, untuk kelanjutan visi dakwah Mas Rizal, menegakkan Islam di Bumi Allah dan bisa mengambil kebijakan ketika Mas Rizal mengalami kesulitan..Amin..

Harus bisa masak, terutama makanan yang thoyyib dan halal, minimal makanan kesukaan kakak, Sayur Sop : Ups..yang satu ini musti De', tapi jangan diketawain yaa, sebab apa gunanya bisa masak doang, tapi nggak taunya ada yang haram dalam bumbu atau gak bergizi tuk perkembangan jundinya kelak..:).. Mukanya selalu ceria dan bersinar cerah : Maksud Abang, Akhwat tersebut harus selalu berhias dan pake' bedak di *WAJAH*nya dengan *AIR WUDLU*, niscaya akan bercahaya diakhirat, dan menyejukkan pandangan Abang, ketika melihat muka Beliau sepulang Abang dari kerja..

Putih : Seputih ruhani dan hatinya akibat sering Sholat Sunnah di malam hari, hingga hatinya senantiasa bebas dari penyakit hati, seperti dengki, iri, hasutan, dan lainnya, ade' pasti tahu mengenai hal ini..

Tinggi : Sebab ia selalu memasang *SEPATU JIHAD* pada *KEDUA KAKI*nya untuk menegakkan Kebenaran dan Keadilan di bumi ?, bukan untuk membuatnya Tinggi hati / sombong !!

Langsing : dengan tubuhnya yang langsing ia mampu QANAAH dalam mengarungi bahtera rumah tangga kami kelak, ini diperlukan, agar ia mampu Zuhud, berkecukupan dengan ma'isyah atau penghasilan dari Mas, baik sedikit maupun banyak, sehingga dan satu lagi..ia biasa Shoum / Puasa sunnah..Alhamdulillah, yang pasti ade' juga donk !!

Menguasai Teknologi (Komputer / Internet), Psikologi, Manajemen : Untuk mendidik jundi-jundiyah Mas Rizal kelak, agar mampu berkiprah di tengah masyarakat dan mengahadapi tantangan jaman..

Kalo bisa matanya bening, dan jernih : Akhwat tersebut mampu menjadikan *GHADDUL BASHOR* (Menundukkan Pandangan) sebagai *HIASAN KEDUA MATA*nya, niscaya makin bening dan jernih.

Punya lesung pipit yang manis : sebab ia selalu merawat *LESUNG PIPIT*nya dengan *MASKER SENYUMAN*, niscaya dihadapan Mas Rizal senyum-nya akan semakin berseri-seri menawan hati..ehm

Pipinya berwarna merah delima : Ia harus menggunakan *PEMERAH PIPI* pada pipinya dengan Kosmetika *RASA MALU* yang dijual di *SALON IMAN*, agar ia terlihat anggun di depan Mas Rizal..

Bibirnya merekah : karena setiap berhias, ia senantiasa mengoleskan *LIPSTIK KEJUJURAN* pada *BIBIR* nya, niscaya akan semakin indah. Tubuhnya bersih (tak ada cela) => sebab ia senantiasa membaluti *TUBUH*nya dengan *PAKAIAN TAQWA*, niscaya ia makin bersahaja, begitu juga dengan telinganya yang selalu dipakaikan *GIWANG MUSTAMI' (PENDENGAR)*, agar selalu taat dan patuh kepada ? dan Rasul-Nya, serta nurut pada suami tentunya..yaa De' ??

Bau badannya selalu wangi : sebab ia selalu memakai *SABUN ISTIGHFAR* untuk meng-hilangkan semua dosa dan kesalahan yang ia lakukan. Lehernya berjenjang : Tak lupa ia selalu mengenakan *KALUNG 'IFFAH (KESUCIAN)* di*LEHER* jenjangnya, niscaya akan semakin berkilauan. Jari-jemarinya lentik : karena ia menghiasi *KEDUA TANGAN*nya dengan *GELANG TAWADHU' (RENDAH HATI)*, niscaya orang akan kagum padanya dan memberi *JARI-JARI LENTIK*nya dengan *CINCIN UKHUWAH Islamiyah* (persaudaraan di Jalan Allah - ?), niscaya ia makin disayang banyak orang, terutama Mas Rizal..:)..

Mandiri (bisa menghasilkan uang sendiri) : agar ketika Mas Rizal di PHK atau nggak kerja lagi atau berangkat Jihad atau Dakwah, Beliau - Istri Abang mampu memberi asap untuk dapurnya.. Lagi pula, Mas Rizal rencananya pengen Poligami..ups.. of the record deh ! Tunggu Bulan Madu yang belum selesai..dan nunggu Mas Rizal punya rumah mewah, mobil de el el..eh mungkin ndak yaa De' ?? J

Dan bisa naek sepeda : yang ini nih belajar tirakat juga, abis kalo di Batam, kemana-mana musti naek sepeda, Mas Rizal kan belum bisa beli Motor / Mobil sendiri !! Biaya hidup di Batam mahal..dua kali lipat di Jakarta De'..jadi musti hemat !! Di Akhir e-mailnya yang terlampau panjang, Mas Rizal menuliskan kata-kata : "Kalo kita berkualitas dan spesial di hadapan Allah, niscaya jodoh yang akan datang kepada kita pun demikian seperti halnya kita". ***************************************

EPILOG : Allahu Akbar..begitu panjang penjelasan kriteria Abang, yang aku sendiri belum bisa mencapainya hingga saat ini.., aku tak tahu sejak kapan mas Rizal memperoleh kriteria yang Subhanallah, tak sanggup aku menjadi wanita sempurna seperti makna yang ada didalamnya, tapi aku tetap bertekad untuk belajar membaiki semuanya seperti apa yang diinginkan Mas Rizal..kakakku sayang.

No body's perfect !! Kini, diusiaku yang ke-24 tahun, saat nikah itupun tiba.dan telah hadir pendamping disisiku.. kriterianya pun tak jauh seperti Mas Rizal..Beliau seusia Mas Rizal, 27 tahun.

Beliau tidak seperti kebanyakan lelaki biasa, bukan sekedar ikhwan biasa, Beliau teramat spesial yang dihadirkan Allah untukku. Namanya Bang Arif, begitu aku memanggilnya.. Bang Arif sudah beristri.. dan aku sudah mempercayakan biduk rumah tanggaku padanya.. tuk bersedia Poligami.. Selama ini hubunganku dengan mbak Aisyah, istri Bang Arif pun baik-baik saja, dan hingga kini pun ada perasaan rughbah (kesenangan) diantara kami berdua. Dari beliau, Mbak Aisyah juga aku bisa belajar menjadi wanita sholehah idaman ikhwan..eh maksudku ..idaman Insan !! Karena dari tangan-tangan wanita Sholehah akan terlahir mujahid-mujahidah dakwah baru yang akan menegakkan Islam di Bumi Allah..

Disamping itu, kami..Aku, Mbak Aisyah dan Bang Arif tak pernah henti untuk saling memotivasi.. Allahu Akbar..!! [28082002..saat detik-detik "Mati" seakan tertatih dan kerap menghampiri..Ya Robbi.. sabarkan aku meniti panjangnya jalan dakwah ini.. Amin !!] Buat ".." yg belum nikah..kapan nikah ?? ditunggu undangannya !

Dedicated to : ".." yg buatku terpacu merindu syahid, Akh "Gustavo" (Jazakallah atas ide temen-temen di UTA, yang mengilhami hingga cerpen ini ada, serta tak lupa support dari kru Insan).

Kado buat Pengantin baru : B'Afri (dan Izis-nya) yang masih terlantun 'Tak Sekedar Kata' dari lisannya, agar ana tetap Sabar, Istiqomah dan semangat menjalani kehidupan ini ; Uda Ari (dan D'Wira) ; U'D ; serta A'Gustv.. Barokallahu lakum wa baroka 'alaikum wa jama'a baynakum fii khoir..Afwan !! For All My Friends.. Kriterianya jangan tinggi2 yaa..:) .. Keep fighting with Jihad in Your Heart !!
By : R4RH4

Read More..