Monday, January 28, 2013

Kemenangan Islam Bermula dari Syam, Irak dan Yaman


Agama Islam akan di jaga oleh pemiliknya Allah Azza Wa Jalla, sampai akhir zaman. Tak perlu dikawatirkan. Sekalipun orang-orang kafir berusaha menghapus agama Allah ini. Tapi, tak pernah mereka berhasil mewujudkannya. Karena, Islam adalah agama fitrah yang sudah menjadi bagian hidup manusia. Keruntuhan manusia yang tidak menerima agama Allah ini, menggambarkan bukti dari keotentikannya. Dan, Islam terus berkembang di seluruh penjuru alam, dan manusia berbondong-bondong masuk agama Allah itu.


Ketika awal da’wah yang disampaikan oleh Rasulullah shallahu alaihi wa salam di jazirah Arab, banyak yang menolak ajakannya, dan tidak sedikit yang terang-terangan menentangnya. Bahkan, diantara mereka ada yang memerangi Rasulullah. Tapi, da’wah yang disampaikan oleh Rasulullah shallahu alaihi wa salam terus berjalan, tak pernah berhenti, karena tindakan orang-orang kafir yang menentangnya. Maka, satu demi satu wilayah yang jauh dari Madinah, kemudian menerima da’wah Rasulullah, dan mereka masuk Islam. Sampai seluruh semenanjung Arab ‘bertaslim’ masuk ke dalam agama Allah. Inilah da’wah yang dilakukan oleh Rasulullah shallahu alaihi wa salam.

Sampai suatu ketika, Al-Irbad bin Sariyah meriwayatkan dari Nabi Shallahu alaihi wa salam, bahwa beliau berkhotbah dihadapan kaum muslimin, “Wahai manusia. Tak lama lagi, kalian akan menjadi tentara di kirim ke pelbagai wilayah,yaitu tentara yang berjuang di Syam, tentara yang berjuang di Iraq, dan tentara yang berjuang di Yaman”. Kaum muslimin menyambutnya dengan penuh suka cita. Mereka akan menjadi para pembebas, yang membebaskan wilayah-wilayah yang luas, dan nantinya menjadi bagian wilayah Islam, yang sudah dibebaskan.

Mendengar khotbah Rasulullah shallahu alaihi was salam, Ibnu Hawalah berkata : “Ya Rasulullah, jika akau sampai pada masa itu, pilihkan untukku, ke kelompok tentara yang berangkat ke mana sebaiknya aku ikut?”. Selanjutnya, Nabi Shallahu alaihi wa salam, bersabda : ”Aku memilihkan Syam untukmu, karena Syam adalah pilihan kaum muslimin dan negeri pilihan Allah. Dia mengumpulkan di sana makhluk-Nya yang terpilih. JIka enggan ke sana, hendaknya pergi ke Yaman. Dan, diberi minum dengan gidirnya. Karena hal itu juga mencukupi (setara)bagiku, dari Syam dan penduduknya”. (HR.Ath-Thabrani dan al-Bazzaar). Kala itu, yang dimaksudkan oleh Baginda Rasulullah shallahu alaihi wa salam, negeri Syam, tak lain adalah wilayah Palestina, dan sekitarnya, yang sekarang termasuk Syria, Palestina, Lebanon, Yordania. Betapa, Rasulullah shallahu alaihi wa salam, menjanjikan tempat yang mulia untuk berjuang membela agama-Nya, di tanah yang merupakan pilihan dalam menegakkan jihad.

Rasulullah shallahu alaihi wa salam menyinggung mengenai masa depan Islam dan kaum muslimin, yaitu Islam akan menyebar luas ke setiap penjuru bumi, bahwa ‘futuhat’ Islam akan berderap susul menyusul dan mengetuk pintu Syam, Iraq, dan Yaman. Kelak, yang diprediksikan oleh Rasulullah Shallahu alaihi wa salam itu, terbukti. Dan, wilayah-wilayah yang luas itu, mulai dari Syam (Palestina) sampai ke Iraq, dan Yaman, semuanya menerima Islam. Tidak ada lagi wilayah yang tidak tersentuh oleh Islam, dan da’wah Rasulullah shallahu alaihi wa salam.

Allah Ta’ala berfirman : “ Dan, tiadalah yang diucapkannya yaitu (al-Qur’an) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).” (al-Qur’an : An-Najm :3-4).

Semua itu tidak terwujud kecuali, karena perjuangan yang sangat gigih para pejuang Islam, yang denggan ikhlas menjual diri dan harta mereka demi Allah untuk menyebarkan agama-Nya, dan meneguhkan pilar-pilarnya. Kemenangan-kemenangan Islam yang terus berlangsung di seluruh wilayah jazirah Arab, sampai ke wilayah biladul Syam, tak mungkin dapat terjadi, kecuali mereka telah menceraikan dunia sebagai pemilik tujuan yang tinggi, yaitu menjdi para mujahidin di jalan Allah, agar mereka meraih salah dari sua hal yang terbaik, yaitu kemenangan atau mati syahid. Sehingga, mereka menjadi penghuni surge. Surga dibawah naungan pedang. Mereka yang telah menceraikan kenikmatan dunia, dan berjihad di jalan Allah, membela agama-Nya, dan meninggalkan segala pengaruh dunia, yang sangat tidak berarti bagi orang-orang mukmin, yang mendambakan kemuliaan kehidupan di akhirat.

Kemenangan-kemenangan dan penaklukan diraih oleh kaum muslimin, hingga akhirnya cinta dunia menguasai hati banyak kaum muslimin. Kemudian, mereka sudah tersungkur dalam pelukan kenikmattan dunia, menjadi hina, dan tidak ditakuti lagi oleh musuh-musuh Islam, atau orang-orang kafir. Cinta dunia yang menjadi tujuah hidup mereka itu, menjadikan kaum muslimin lalai dari Allah dan jihad di jalan-Nya, dan akhirnya keadaan menjadi sangatlah menyedihkan. Seperti kondisi hari ini yang dialami kaum muslimin, yang menjadi hina dina, serta bercerai-berai dikalahkan oleh musuh-musuhnya, karena mereka telah meninggalkan jihad.

Peristiwa yang menyedihkan ini, akibat dari kebanyakan negeri Islam yang dahulu bendera Islam berkibar di sana, dan dari menara-menara masjidnya dikumandangkan adzan, sekarang ini tidak ada lagi hubungannya dengan Islam, dan kaum muslimin. Seperti negeri-negeri Islam, yang ada sekarang ini, di kawasan Timur Tengah, yang para pemimpinnya, terutama para Raja, Presiden, dan Sultan, sudah terbalut dengan kemewahan dunia, dan tidak lagi memikirkan Islam, dan jihad melawan musuh-musuh Islam, yang sekarang terang-terangan menghancurkan Islam. Semua ini tidak terjadi kecuali karena cinta dunia.

Dalam sebuah hadist yang disabdakan Rasulullah : “Bukan kemiskinan yang aku kawatirkan atas kalian. Yang aku khawatirkan adalah kalau dunia dilimpahkan kepada kalian, sebagaimana dilimpahkan kepada orang-orang yang sebelum kalian, lalau kalian bersaing memperebutkannya, sebagaimana mereka dahulu memperebutkannya, dan akhirnya dunia itu membuat kalian hancur, sebagaimana telah membuat mreka hancur”. (HR. Buchari dan Muslim).

Kaum muslimin tak pernah mendapatkan kemuliaan dan kejayaan, selama mereka mencintai dunia, dan mereka akan hina dibawah telapak kaki kenikmatan dunia. Wallahu ‘alam.(Ms)


Read More..

ISTANA IMPIAN KAMI BERBEDA

Hmmm, bagus sekali rumah ini!

Sulit membayangkan, bagaimana seseorang mampu membangunnya. Menjadikannya sebagai istana impian yang nyata.

Seorang diri!

Tidak! Tentu kau membutuhkan bahan dan orang-orang untuk membangunnya. Tapi, semua berasal dari apa yang kau punya, dan tentu saja, yang kau bicarakan adalah uang.

Mungkin karena aku miskin, jadi memimpikan istana - sekedar memimpikannya - sekalipun merasa tak sanggup.


Ah, apa yang kau sanggup?

Nah, hati kecilku selalu mengulang hal yang nyaris sama. Tak bersahabat, mencerca diriku sendiri. Tak seharusnya ia begitu.

“Rumahmu ini, bagus sekali!” Aku berkata padanya. Dia tersenyum.

“Benarkah?”

“Ya, bagus sekali! Tentu ayahmu menghabiskan uang yang tak sedikit untuk mendirikan istana ini!” Ujarku. Kedua mataku mendahului kaki-kakiku untuk berjalan-jalan mengitari semua tempat di rumah ini.

“Istana?”

“Bagiku ini adalah istana. Kau tentu sangat senang tinggal di sini. Semuanya tampak menyenangkan dan, apa yang tak tersedia untukmu?” Ujarku dan dia tersenyum lagi. Senyumnya manis, lalu aku berpikir, semua penghuni istana memang mempunyai senyum yang manis. Rasanya memang tak sulit untuk tersenyum dengan manis ketika seseorang tinggal dengan nyaman dan bahagia di dalam istana seperti ini.

“Tentu senang jika aku bisa melihatnya seperti itu! Tapi, aku memang melihatnya biasa saja. Kau bahkan mungkin tak percaya jika aku beritahu padamu bagaimana semua ini terlihat bagiku!”

“Kau tak perlu merendah.” Aku menyela. “Aku benar-benar mengagumi istanamu ini!”

“Apa yang kau kagumi?”

“Yang aku kagumi adalah, ayahmu sanggup membangunnya! Bagaimana cara istana ini dibangun, itu yang membuatku kagum. Seorang yang miskin seperti aku bahkan membangunnya dalam angan-angan pun tak bisa!”

“Tentu kau bisa membangunnya!”

“Bagaimana mungkin? Kau membutuhkan semuanya, tapi kau tak mempunyai apapun!”

Dia tersenyum lagi. Sepertinya dia tak pernah bosan untuk tersenyum. Mungkin jika aku mempunyai ayah yang membangunkan untukku istana seperti ini, atau mungkin yang lebih megah, aku juga akan selalu tersenyum seperti itu.

“Ayahku sebenarnya tak pernah bisa membangunnya.” Kata Dia.

“Kau tak sedang mengatakan jika istana ini tiba-tiba ada begitu saja, atau seseorang yang baik hati telah menghadiahi istana ini pada kalian bukan?”

“Tentu saja tidak! Ah, sudahlah! Kau duduklah dimana saja kau ingin, aku akan membuatkanmu minum!”

“Tak perlu repot-repot!”

“Aku harus menyuguhi temanku ini minuman bukan? Tak sopan jika aku membiarkanmu kehausan.”

Aku mengangguk akhirnya. Dia berlalu meninggalkanku, berjalan melalui sebuah pintu. Aku berpikir untuk mengikutinya, dan selalu mataku mendahului langkahku atau sesekali menarik langkahku ke tempat yang menarik perhatiannya.

Aku pernah membaca dongeng tentang seorang anak yang merasa takjub ketika berada dalam sebuah istana megah. Semua hasrat dikerahkan untuk mengungkap kekaguman yang luar biasa. Rasanya aku menjadi seorang anak dalam dongeng itu sekarang. Mungkin juga saat ini aku memang tengah bermimpi.

Banyak sekali pintu-pintu berwarna cokelat mengkilap, dan pada setiap pintu dipasang kain gordin yang mewah, serta gagang pintu berwarna emas. Bentuknya bagus. Dinding-dinding itu dicat dengan warna-warna yang sangat indah. Lalu aku menangkap sosok dibawahku. Kilap lantai itu yang menggambarnya.

Langkahku sampai pada sebuah ambang pintu sebuah ruang. Dia di dalam sana dan sesuatu tengah dilakukannya. Terdengar bunyi sendok beradu dengan dinding gelas. Ruang untuk apa ini.

“Ini dapur?” Aku bertanya.

Dia menoleh dan kembali tersenyum. Ini bahkan lebih bersih dari ruang tamu di rumahku.

“Ya, ibuku memasak makanan untuk kami di sini.” Sahutnya. Dia beranjak dari tempatnya berdiri dan berjalan menuju sebuah meja dengan beberapa kursi mengelilingnya. Meletakkan gelas di sana dan mempersilakanku dengan isyarat tangan terbukanya.

“Terima kasih.”

Aku dan dia duduk berbincang. Aku terus dengan pembicaraan tentang istana ini sebagaimana hasratku, sedang dia selalu mengarahkanku untuk berbicara tentang hal lain. Sepertinya ia tak berminat. Aku mulai merasa, dia seseorang yang aneh. Setiap orang selalu bangga dengan apa yang dimilikinya. Terkadang mereka menceritakan pada orang lain bahkan pada saat tak ada seorangpun yang menanyakannya.

“Suatu hari, aku juga ingin bertamu ke rumahmu!” Kata dia ketika aku berpamitan.

“Hanya rumah sederhana!”

“Aku akan ke sana!”

——

“Ah, nyaman sekali rumahmu!” Dia berkata ketika memasuki ruang tamu rumahku.

“Aku bahkan tak kerasan tinggal di sini!” Aku menjawabnya dengan sedikit prasangka, ucapannya hanya untuk menyenangkanku saja.

“Kau aneh!” Ujarnya. “Sungguh aneh jika kau tak kerasan tinggal di rumah yang damai ini! Bagiku melihatnya saja sudah sangat menyenangkan, tak terbayang jika aku tinggal di sini, pasti luar biasa!”

“Damai?”

“Ya! Rumahmu tampak seperti tempat beristirahat yang nyaman di tengah taman yang indah! Aneh bukan jika kau tak kerasan tinggal di sini?” Dia tersenyum lagi. “Akan senang sekali jika ayahku membangun rumah yang seperti ini.”

“Kau tak sungguh-sungguh bukan? Kau bercanda dengan kata-katamu barusan?”

“Tidak, aku sungguh-sungguh! Aku menyukai rumahmu!” Ujarnya. Aku tak percaya mendengarnya. Ia pasti hanya untuk menghiburku saja.

“Ah, andai aku akan tinggal di sini…”

“Aku rasa kau yang aneh! Aku saja membayangkan tinggal di rumahmu!” Sahutku. “Mari, akan aku tunjukkan semua yang ada dalam rumahku ini!”

“Aku tak melihat orang tuamu?”

“Ayahku bekerja di tempat yang menjual tanaman bunga. Kau bisa membeli tanaman bunga apa saja di sana. Ibuku menjual kerajinan yang dibuatnya sendiri di pasar. “

“Sekarang aku tahu kenapa rumahmu tampak seperti rumah di tengah taman. Pasti ayahmu yang membuatnya begitu!”

“Ayah dan ibu memang senang menanam pohon dan bunga-bunga.”

“Mereka melakukannya bersama-sama?”

“Terkadang aku membantu mereka!”

“Kurasa kalian keluarga yang bahagia!” Ujarnya. “Aku tahu, selalu ada masalah dalam sebuah rumah. Jika yang satu selesai, maka akan datang lagi masalah baru! Tapi kau tahu, jika kau datang pada sebuah rumah, dan kau merasa nyaman disana, ada damai yang menyambutmu, maka sedikitnya kau bisa meyakini jika penghuninya hidup dalam keadaan damai! Masalah yang datang pada mereka membuat mereka semakin tahu cara menghadapi masalah lain yang datang kemudian…”

Aku memaksakan senyum mendengar perkataannya. Aku mulai merasa dia sangat berlebihan dengan kata-katanya tentang rumahku, dan sekali lagi aku yakin dia hanya ingin menyenangkanku saja. Sudah jelas rumahnya seperti istana, dan aku merasakan kenyamanan dan kedamaian begitu datang tempo hari. Bagaimana mungkin dia mengatakan rumah ini sebagai rumah yang sangat damai. Aku rasa memang dia yang aneh, bukan aku.

Aku membawanya keseluruh tempat yang ada dalam rumahku. Senyum tetap tergambar di bibirnya. Aku lalu membawanya ke dapur, dimana ada tungku dengan abu yang berhamburan di depannya, amben kecil tempat ibu mengiris sayuran dan memarut kelapa atau yang lainnya jika sedang memasak, tumpukan kayu di samping tungku dan rak bambu yang dipenuhi peralatan memasak yang kesemuanya hitam pada bagian yang selalu terkena api dari tungku.

“Sebagaimana kau menyukai rumahku, aku juga menyukai rumahmu! Seperti kau, aku juga tak keberatan tinggal di rumah ini! Aku bahkan langsung kerasan begitu datang tadi!” Katanya sembari meraih gelas berisi air teh yang kuhidangkan didepannya, pada sebuah meja kecil di ruang tamu. Sesaat kemudian dia meminumnya dengan hati-hati.

“Teh ini rasanya enak sekali. Aku pernah meminum teh seperti ini, tapi aku lupa di mana. ” Ujarnya lagi. “Aku bahkan tak keberatan jika kita bertukar rumah!” Kata dia lagi sambil tertawa kecil.

“Kau bercanda sedari tadi…” Aku menimpali dengan maksud mencari tahu apakah ucapannya sungguh-sungguh, atau sekedar untuk menyenangkanku saja.

“Aku bercanda? Tidak! Aku mengatakan yang sebenarnya! Kau boleh kagum dengan rumahku, tapi aku kagum dengan rumahmu! Mungkin istana impian kita memang berbeda!”

“Tak ada yang akan mengatakan aneh jika orang mengagumi istanamu, tapi aneh jika orang yang tinggal di sana malah mengagumi rumah yang seperti ini!” Kataku.

Dia sekali lagi tersenyum. “Aku ceritakan sesuatu padamu. Ayahku membangun apa yang kau katakan sebagai istana. Ya! Ayahku membangun dengan uang yang dimilikinya. Menurutku itu bukan sesuatu yang mengherankan jika orang yang memiliki uang bisa melakukan apa saja, bahkan membuat istana! Hanya saja ayahku melupakan satu hal, bahwa ada yang tak bisa dibangun cukup hanya dengan uang. Aku rasa ayahku bukan apa-apa jika dibanding dengan ayahmu yang bisa membuat rumah ini seakan tempat beristirahat yang menyenangkan di tengah taman yang indah. Ayahku hanya bisa membangun istananya saja, dia tak membangun pula kebahagiaan dan kedamaian di sana. Kami tercerai berai, mungkin belum tentu sebulan sekali ayah pulang kesana! Begitu juga dengan ibu! Kakakku entah pergi kemana! Aku kesepian di sana. Aku tak tahu apa kau akan mengatakan menyenangkan tinggal di sana jika menjadi aku…”

“Kau membayangkan ayahku dengan uang dan istananya. Aku membayangkan ayahmu dengan rumah di tengah taman yang damai ini. Aku hampir tak percaya kau mengatakan tak kerasan di sini. Yang telah dilakukan ayahmu ini luar biasa! Aku tak yakin jika kau sedang bermasalah dengan ayah atau ibumu…”

“Aku memang tak memiliki masalah, kami semua baik-baik saja. Ayahku tak pernah membuatku kecewa.”

“Istana itu memang megah dari luar, aku pun akan menyukainya jika aku bukan orang yang tinggal disana. Tapi kita tak pernah tahu ada surga atau neraka didalamnya! Kau akan sama seperti aku yang mengagumi rumahmu ketika kau tinggal disana dengan apa-apa yang terjadi denganku.”

“Tapi bukankah kau jadi bebas disana?” Aku bertanya sambil memikirkan kembali pertanyaanku. Rasanya benar, kan?

“Ya, bebas! Tapi aku selalu menginginkan saat aku duduk menghadapi buku-buku, ada ayah dan ibu duduk dengan cangkir teh di tangan merekam asing-masing dan saling bicara. Ketika aku ingin bertanya, mereka ada untuk menjawabnya, ketika aku tak bisa melakukan sesuatu, mereka ada untuk membantuku, dan mereka juga ada untuk mengingatkanku, ketika aku melakukan kesalahan. Semuanya! Dalam semua suasana. Aku selalu ingin berkumpul dengan mereka pada malam dengan cerita kami masing-masing tentang siang harinya!”

“Aku memiliki suasana seperti itu.” Kataku. Aku tak tahu, karena bagiku itu biasa saja. Tak ada yang istimewa. Aku bahkan seringkali bosan mendengar pembicaraan ayah dan ibu padaku.

“Aku akan senang dan bersyukur sekali jika aku memiliki suasana yang kau miliki. Aku yakin kau pasti senang.”

Aku tersenyum. Sebenarnya tidak, tapi sejenak kemudian ada sesuatu yang mencuat dalam pikiranku. Sederhana yang diinginkannya, yang dia katakan sebagai hal yang luar biasa, dan sebenarnya aku memilikinya! Tapi entahlah, aku merasa tak memiliki apapun.

“Istanaku bukan apa-apa jika dibandingkan dengan damainya hidup yang kau miliki. Kau tahu, aku tak memiliki itu di sana!”

Aku diam dan berpikir keras.

Magelang, Desember 2012

“Kita hanya saling memandang, semuanya tak selalu seperti yang sebagaimana terlihat.”

Read More..

Yahudi Gagal Membunuh Nabi Isa A.s.

Berbeda sekali dengan konsep keimanan seorang Kristen yang meyakini jika Nabi Isa a.s. atau Yesus Kristus meninggal karena disalib untuk menebus dosa umat manusia, maka kitab suci Al-Qur’an yang dijaga Allah SWT kemurnian dan kesuciannya sampai dengan hari akhir menyatakan jika yang disalib bukanlah Nabi Isa a.s., melainkan seseorang yang wajahnya diserupai Isa a.s. Sedangkan Isa a.s. sendiri diselamatkan Allah SWT dengan diangkatnya ke surga (QS. An-Nisaa: 157-158).
Nabi Isa a.s. diturunkan ke tengah-tengah Bani Israil, kaumnya Nabi Musa a.s., untuk mengembalikan mereka ke jalan ketauhidan. Namun kaum Yahudi yang cenderung kepada kejahatan dan kesesatan, bahkan banyak melakukan pembunuhan terhadap para nabi Allah—Nabi Zakaria a.s. dibelah badannya, Nabi Yahya a.s. dipenggal kepalanya, dan sebagainya seperti yang dimuat dalam eramuslim digestedisi 6 “Genesis of Zionism: Jejak Berdarah Kaum Yahudi Sepanjang Masa (Bagian 1)”—malah menganggap Nabi Isa a.s. sebagai orang yang harus dibunuh karena telah menggoyahkan kedudukan istimewa mereka di tengah masyarakat yang telah berhasil ditipunya.


Para pendeta Yahudi yang tergabung dalam Dewan Pendeta Sanhendrin membujuk Raja Herodes untuk melakukan pengejaran terhadap Isa a.s. dan menangkapnya. Isa a.s. berhasil ditangkap dan hendak disalibkan. Namun Allah menolong Isa a.s. dan mengangkatnya ke surga. Dari hadist Nabi Muhammad SAW kita akan mengetahui jika menjelang akhir zaman, Isa a.s. akan kembali turun ke bumi di Menara Putih sebuah masjid di Damaskus, Syiria. Hal pertama yang dilakukan Isa a.s. ketika turun kembali ke bumi adalah sholat.

“Tidak ada seorang nabi pun antara aku dan Isa dan sesungguhnya ia benar-benar akan turun (dari langit), apabila kamu telah melihatnya, maka ketahuilah;bahwa ia adalah seorang laki-laki berperawakan tubuh sedang, berkulit putih kemerah-merahan. Ia akan turun dengan memakai dua lapis pakaian yang dicelup dengan warna merah, kepalanya seakan-akan meneteskan air waulupun ia tidak basah”. (HR Abu Dawud).

“Isa ibn Maryam akan turun di ‘Menara Putih’(Al-Mannaratul Baidha’) di Timur Damsyik”. (HR Thabrani dari Aus bin Aus)

“Sekelompok dari ummatku akan tetap berperang dalam dalam kebenaran secara terang-terangan sampai hari kiamat, sehingga turunlah Isa Ibn Maryam, maka berkatalah pemimpin mereka (Al-Mahdi): “ Kemarilah dan imamilah shalat kami”. Ia menjawab;”Tidak, sesungguhnya sebagian kamu adalah sebagai pemimpin terhadap sebagian yang lain, sebagai suatu kemuliaan yang diberikan Allah kepada ummat ini (ummat Islam)”. (HR Muslim & Ahmad).

“Tiba-tiba Isa sudah berada di antara mereka dan dikumandangkanlah shalat, maka dikatakan kepadanya, majulah kamu (menjadi imam shalat) wahai ruh Allah.” Ia menjawab:”Hendaklah yang maju itu pemimpin kamu dan hendaklah ia yang mengimami shalat kamu”. (HR Muslim & Ahmad).

Hal pertama yang dilakukan Nabi Isa setelah turun dari langit adalah menuaikan shalat sebagaimana yang dijelaskan oleh hadist-hadist di atas. Nabi Isa akan menjadi makmum dalam shalat yang di imami oleh Imam Mahdi. Kedatangan Nabi Isa akan didahului oleh kondisi dunia yang dipenuhi kedzaliman, kesengsaraan dan peperangan besar yang melibatkan seluruh penduduk dunia. Setelah itu kemunculan Imam Mahdi yang akan menyelamatkan kaum muslimin, kemudian kemunculan dajjal yang akan berusaha membunuh Imam Mahdi, setelah dajjal menyebarkan fitnahnya selama 40 hari, maka Nabi Isa akan diturunkan dari langit untuk menumpas dajjal.

Turunnya nabi Isa ke bumi mempunyai misi menyelamatkan manusia dari fitnah Dajjal dan membersihkan segala penyimpangan agama, ia akan bekerjasama dengan Imam Mahdi memberantas semua musuh-musuh Allah.

Dikisahkan setelah Isa as. selesaikan menunaikan shalat, ia berkata, “Keluarlah kamu (pasukan kaum muslimin) semua bersama kami untuk menghadapi musuh Allah, yaitu dajjal.” Lalu mereka pun keluar, kemudian Ia (Isa) dilihat oleh dajjal si laknat yang baru saja mendakwa kepada manusia, bahwa ia adalah raja yang mendapat petunjuk dan pemimpin yang jenius serta bijaksana, bahkan mengaku sebagai Tuhan Yang Maha Tinggi. Begitu ‘Isa dilihat oleh dajjal, dajjal pun meleleh seperti garam yang meleleh di di air. Kemudian dajjal kabur, tetapi ia dihadang oleh Isa di pintu kota Lud di Palestina. Sekiranya Isa membiarkan saja hal ini maka dajjal akan hancur seperti garam dalam air, akan tetapi Isa berkata kepadanya, “Sesungguhnya aku berhak untuk menghajar kamu dengan satu pukulan.” Lalu Isa as. menombak dan membunuhnya, maka Isa as. memperlihatkan kepada semua orang darah dajjal di tombaknya. Maka tahu dan sadarlah para pengikut dajjal dari kalangan Yahudi, bahwa dajjal bukanlah Allah. Jika benar apa yang didakwakan dajjal(dajjal mengaku sebagai tuhan) tentulah dajjal tidak akan dapat dibunuh oleh Nabi ‘Isa.

Ketika itu Nabi Isa a.s. menyeru kepada umat Kristiani untuk mengucapkan kalimat tauhid, kembali kepada jalan yang haq seperti apa yang telah disampaikannya ribuan tahun lalu sebelum agama Nasrani dirusak oleh tangan Yahudi bernama Paulus dari Tarsus.

Menurut suatu riwayat Nabi Isa, setelah turun dari langit akan menetap dibumi sampai wafatnya selama 40 tahun. Ia akan memimpin dengan penuh keadilan, sebagaimana yang diceritakan dalam hadist berikut: “Demi yang diriku berada ditangannya, sesungguhnya Ibn Maryam hampir akan turun di tengah-tengah kamu sebagai pemimpin yang adil, maka ia akan menghancurkan salib, membunuh babi, menolak upeti, melimpahkan harta sehingga tidak seorangpun yang mau menerima pemberian dan sehingga satu kali sujud lebih baik dari dunia dan segala isinya” (HR Bukhari, Muslim, Ahmad, Nasa’I, Ibn Majah dari Abi Hurairah).

Juga dkisahkan bahwa Nabi Isa akan melaksanakan haji: ”Demi Dzat yang diriku berada ditanganya, sesungguhnya Ibn Maryam akan mengucapkan tahlil dengan berjalan kaki untuk melaksanakan haji atau umrah atau kedua-duanya dengan serentak”.(HR Ahmad & Muslim dari Abi Hurairah).

Nabi Isa a.s. akan meninggal setelah membunuh dajjal, menjadi pemimpin yang adil, dan membenarkan risallah yang dibawa Rasulullah Muhammad SAW di akhir zaman. Hanya saja kita tidak mengetahui kapan dan bilamana ini semua akan terjadi, karena Yahudi Talmudian terus-menerus bekerja siang-malam untuk menyesatkan umat manusia dari jalan kebenaran dengan membuat berita-berita palsu.

Majalah eramuslim digest edisi 6 “Genesis of Zionism” (Bagian 1) memuat kisah tentang lahirnya Bani Israil dan kedurhakaan serta kejahatan mereka terhadap para Nabi Allah, hingga peran mereka dalam episode awal Perang Salib. Edisi 6 ini akan berlanjut sebagai satu kesatuan di eramusim digest edisi 7 “Genesis of Zionism” (Bagian 2) yang mengupas kejahatan-kejahatan, jejak berdarah Yahudi sepanjang sejarah, dari masa Perang Salib, penguasaan mereka atas Inggris dan Perancis juga seluruh Eropa, pembentukan gerakan Zionis Internasional, penghancuran khilafah Islam Turki Utsmani, Perang Dunia I dan II, aktor di belakang kekejaman Nazi, sejumlah pembantaian terhadap rakyat Palestina, hingga konspirasi mereka di hari ini. Juga Anda bisa simak keyakinan Yahudi Talmudian tentang hari akhir dan apa saja syarat-syaratnya sebelum mereka akan meruntuhkan Masjidil Aqsha dan mendirikan kembali Haikal Sulaiman ketiga di atas puing-puingnya.(Rz)


Read More..

Kisah Uang Pensiun Yang Tidak Segera Habis…


Oleh : Muhaimin Iqbal
Cerita ini saya adopsi dari pengalaman salah satu nasabah Gerai Dinar. Tahun 2008 ketika dia berusia 65 tahun sudah merasa sangat lelah dengan pekerjaannya, dia ingin istirahat tidak lagi bekerja namun juga tidak ingin menjadi beban orang lain. Pada saat yang bersamaan dia ingin tabungannya mampu melawan inflasi sehingga dapat menopang kebutuhan hidupnya sampai akhir hayat. Yang dia lakukan ini bisa menjadi contoh bagi para pensiunan lainnya.

Pada pertengahan Oktober 2008 ketika harga Dinar berada di Rp 1,197,000 dia mengkonversi sebagian tabungan dan dana pensiunnya menjadi 1,000 Dinar atau setara Rp 1,197,000,000 saat itu. Sebagian yang lain dia pertahankan dalam Rupiah dan Dollar karena akan dipakai untuk kebutuhan sehari-hari dan kebutuhan jangka pendek lainnya.

Uang tabungan dan dana pensiun yang tidak dikonversikan ke Dinar habis untuk mencukupi kebutuhannya selama tiga tahun kemudian yaitu sampai September 2011. Selama tiga tahun tersebut Dinar belum digunakan tetapi juga hanya bertambah sedikit saja yaitu menjadi 1,010 Dinar, bila dikonversikan menjadi Rupiah pada September 2011 Dinar tersebut telah menjadi Rp 2,248,000,000,- atau mengalami kenaikan sekitar 88% dalam tiga tahun.

Untuk mempertahankan standar kehidupannya, beliau ini kemudian sejak Oktober 2011 menjual 10 Dinar per bulan untuk membiayai kehidupan sehari-harinya. Berikut adalah analisa pembandingnya seandainya pada Oktober 2008 tersebut beliau memutuskan untuk semua uangnya di deposito-kan (tidak membeli 1000 Dinar).

Dengan tingkat bagi hasil rata-rata deposito 6 % per tahun, bila dibelanjakan dengan standar kwalitas kehidupan yang tetap – setara 10 Dinar per bulan, maka tabungan beliau bila ditaruh di deposito akan habis pada bulan April 2016 atau ketika beliau baru berusia sekitar 73 tahun.

Dengan Dinar yang mampu melawan inflasi, tabungan Dinar beliau insyaallah akan cukup mempertahankan kwalitas kehidupan dengan 10 Dinar per bulan sampai bulan Februari 2020 atau sampai usia beliau 77 tahun. Dengan dana pensiun berbasis Dinar ini beliau tidak perlu mencemaskan efek inflasi karena hasil penjualan 10 Dinar tersebut akan menyesuaikan atau bahkan mengungguli angka inflasi.

Bila trend kenaikan harga Dinar tahun-tahun mendatang mengikuti trend kenaikan yang sama di kisaran 1.5 % per bulan selama 4 tahun terakhir, nilai 10 Dinar per bulan yang sekarang sekitar Rp 22,000,000 akan menjadi skitar Rp 85,000,000 pada saat dana pensiun tersebut habis di bulan Februari 2020.

Banyak pelajaran yang bisa diambil dari kisah dana pensiun yang tidak segera habis tersebut. Pertama dengan pengelolaan berbasis Dinar yang kebal inflasi bahkan mampu mengunggulinya, para pensiunan akan mampu menjaga kwalitas kehidupannya untuk waktu yang lebih lama – ketimbang dana pensiun yang hanya di depositokan.

Kedua, meskipun dalam Dinarnya tetap - para pensiunan bisa menaikkan uang pensiunnya (dalam Rupiah) secara otomatis melawan inflasi. Pensiun dengan 10 Dinar per bulan (Rp 22,000,000) sekarang cukup – delapan tahun lagi 10 Dinar per bulan (Rp 85,000,000) insyaAllah juga tetap cukup. Itulah yang saya sebut uang pensiun yang tidak segera habis itu ! InsyaAllah.



Read More..