Sunday, November 8, 2009

Hidup adalah pilihan


Ketika suatu saat ada yang menanyakan kepada kita, “untuk apa anda hidup?”, apa yang akan kita jawab pasti berbeda dengan orang lain, setiap orang akan punya jawaban sendiri-sendiri, ada yang menjawab “ingin kaya”, “ingin mendapat jabatan”, “ingin berfoya-foya dan bersenang-senang”, dan lainnya. Kita punya alasan sendiri dengan jawaban kita yang kita berikan.

Setiap manusia yang terlahir ke bumi ini, dari mulai ia masih dalam bentuk sperma dan ovum, yang kemudian terjadi proses pembuahan di dalam rahim sang ibunda, kemudian menyatu dan semakin lama sel itu terus membelah, dari dua menjadi empat, kemudian menjadi delapan, menjadi enam belas dan terus membelah hingga akhirnya terbentuklah embrio dengan melalui proses morulla, blastula, gastrula (betul ga yah..??), hingga sembilan bulan lamanya ibunda tercinta mengandung embrio yang kemudian menjadi bentuk manusia yang sangat unik yang sering kita sebut “bayi”, yang akhirnya terlahir ke muka bumi dengan perjuangan keras antara hidup dan mati sang ibunda.

Benarkah kita terlahir sebagai seorang pemenang? kalau jawabnya ya, lalu kenapa masih banyak orang yang berputus asa, mengapa masih banyak orang hilang semangat hidupnya seakan tak ada lagi harapan. Apa makna yang terkandung dalam kata pemenang itu sendiri, apakah dengan banyaknya harta, jabatan atau yang selalu membuat kita puas.

pernahkah kita merenungkan kejadian dalam hidup kita? coba kita flash back tentang bagaimana saat ini kita bisa berada di bumi ini, ketika jutaan sperma, bayangkan!!! jutaan sperma, bukan lagi 10, 20,100 semacam lomba yang kita sering ikuti, sekali lagi jutaan sperma yang berjuang berlomba untuk dapat membuahi satu sel telur, hanya satu sel telur, dan di antara jutaan sperma itu adalah kita yang juga ikut berlomba. Tapi percayakan anda, bahwa andalah yang berhasil memenangkan persaingan itu, andalah yang berhasil membuahi sel telur itu, hingga lahirlah anda yang saat ini.

ya, kita adalah pemenang dalam hidup kita, layaknya sebuah permainan sepak bola maka kita yang menjadi pemainnya, kita yang menentukan akan di bawa ke mana permainan kita, kitalah yang mencetak goal, bukan orang lain yang hanya menonton dan menyoraki setiap permainan kita, lalu pertanyaanya, seberapa besar pengaruh penonton dalam setiap permainan kita, mungkin banyak yang akan terus menyemangati kita, tapi tak sedikit yang terus dan terus menyudutkan kita, mencoba membuat permainan kita tidak stabil.


seperti itulah hidup, bagai permainan sepak bola, ada pemain, ada penonton atau ada yang sama sekali tidak dalam kategori keduanya, atau bisa disebut tidak mian dan tidak juga nonton. Mau jadi apa kita, menjadi pemainkah, yang mampu menggiring bola mendekati gawang dan kemudian menggoalkannya, atau menjadi seorang penonton yang hanya mampu berteriak menyoraki setiap kejadian dalam permainan itu, tapi tak bisa menggiring apalagi menggoalkan bola, atau bahkan kita hanya mau menjadi orang yang tidak melakukan apapun dan tidak akan menghasilkan apapun.

Teman, ketika kita menjadi pemain, maka wajarlah ketika kita harus terjatuh, kemudian luka dan sebagainya, itulah risiko yang akan kita dapatkan ketika kita menjadi seorang pemain. Sesungguhnya, kegagalan itu tidan ada dalam kamus kehidupan sang pemenang, tapi yang ada adalah pelajaran, ketika seorang thomas alfa edison terus mengalami percobaan untuk membuat bola lampu, hingga hampir seribu kali ia belum berhasil, bayangkan kalau seandainta pada percobaan ke sepuluh ia sudah berputus asa untuk tidak melanjutkan perobaannya, maka tak akan kita rasakan terangnya lampu di rumah kita. Kawan, ketika kita berhenti karena sebuah tantangan yang kita hadapi, maka sebatas itulah kemampuan kita, bukan bisa atau tidak bisanya kita menjadi seorang pemenang ketika kita bermain, tapi masalahnya adalah mau atau tidak mau kita berusaha untuk menjadi pemenang.

Hidup itu adalah pilihan setiap harinya, semangatkah yang ada dalam diri kita ataukah kelemahan yang senantiasa ada dalam menemani hari-hari kita, itu semua adalah pilihan. Apakah ketika kita tidak semangat, kita hanya akan menunggu ada orang yang akan menyemangati dan memotivasi kita? sebenarnya motivasi bukan dari orang lain, orang lain hanya mampu menyampaikan sesuatu kepada kita, tetapi motivasi itu ada dalan diri kita yang sering kita sebut “self motivation”. Sebesar apapun masalah yang sedang kita hadapi, jangan sampai kita kalah oleh keadaan, semua pasti ada jalannya, kalaupun hari ini kita menjadi orang yang murung karena masalah yang sedang kita hadapai, apakah masalah itu akan selesai dengan kita murung? apakah masalah akan selesai dengan kita marah? jawabannya..TIDAK!!! apalagi kalau kita harus lari dari masalah, itu semua tidak akan menjadikan kita keluar dari masalah, tapi justru membuat semuanya semakin parah. Semuanya pilihan…kembali kepada kita, yang mana yang akan kita pilih.

Kawan, jadilah sang pemain yang punya kemauan untuk terus berusaha hingga akhirnya kita mampu menjadi seorang pemenang, jangan pernah kalah oleh keadaan, jadilah orang yang mampu membuat keadaan menjadi lebihbaik dan luarbiasa.

Ingat!!! Jangan menunggu motivasi dari orang lain, motivasilah diri sendiri sehingga kita mampu memotivasi orang lain akhirnya.

Senantiasa tersenyum dan bakarlah semangat….

No comments:

Post a Comment