Tuesday, February 2, 2010

Resume Buku: Enam Jalan Menuju Tuhan

Kapan manusia akan mati dan bagaimana manusia akan mati, tidak ada yang dapat mengetahui dan manusia percaya bahwa yang mengetahui hanyalah Tuhan yang mempunyai kekuasaan untuk menghidupkan dan mematikan manusia. Dan ketidaktahuan tentang apa yang akan terjadi esok, manusia berusaha mendapatkan hidup damai dan berusia lanjut dengan cara mencari jalan menuju Tuhan. Banyak jalan yang ditawarkan menuju Tuhan yang ada di dunia saat ini.

Banyak jalan yang ditawarkan yang ada didunia saat ini, tapi dalam buku ini hanya akan dipilih enam jalan yang paling banyak dipilih manusia, yaitu jalan yang ditunjukkan atau diajarkan oleh: Krishna Dwipayana Wyasa, Sidharta Gautama, Abraham, Musa, Yesus, dan Muhammad.

Khrisna Dwipayana Wyasa menulis buku Mahabarata menjelaskan jalan yang ditempuh Pandawa sampai ke Surga. Si penulis cerita belum pernah mengalami perjalanan tersebut tetapi dengan kekuatan pikirannya ia dapat menggambarkan jalan terbaik menuju Tuhan.

Sidharta Gautama meninggalkan kemewahan duniawi mencari jalan menuju Nirvana. Setelah melalui perjuangan batin yang berat ia sampai pada kondisi kekosongan lalu berhak disebut Buddha. Pengalamannya mendapatkan penerangan sempurna yang kemudian dibagikan kepada orang yang mau mengikutinya adalah jalan menuju Tuhan.

Abraham tidak mencari jalan menuju Tuhan tetapi dalam kesulitan yang dihadapinya tiba-tiba ia bertemu dengan Tuhan yang kemudian selalu hadir mendampinginya dalam mengayuh bahtera kehidupan. Jalan hidup berkeluarga yang ditempuh Abraham adalah jalan bersama Tuhan.

Musa bertemu Tuhan setelah melihat semak berapi yang tidak membakar semak tersebut, lalu Tuhan mengutus musa memimpin bangsa israel keluar dari mesir. Musa berjalan membimbing bangsa israel menuju tanah yang dijanjikan Tuhan dan perjalanan memimpin bangsa tersebut adalah perjalanan bersama Tuhan.


Yesus banyak melakukan perjalanan, tetapi bukan perjalanan itu yang diajarkan sebagai jalan menuju Tuhan karena Yesus mengatakan ”Akulah Jalan”. Setelah Yesus disalibkan, Rasul Paulus mengajarkan Jalan Yang Lurus, yaitu jalan yang boleh ditempuh oleh mereka yang mau menerapkan apa yang diajarkan Yesus.

Ketika Muhammad lahir, berbagai jalan menuju Tuhan sudah ditulis di dalam kitab-kitab suci. Tetapi Muhammad yang buta huruf tidak dapat membaca buku-buku tersebut, lalu berdoa kepada Tuhan, ”Tunjukkanlah kami jalan yang lurus.” Tuhan menjawab, ”Bacalah.” Karena tetap tidak dapat membaca, Muhammad mengajarkan kepada pengikutnya sembahyang lima kali sehari sebanyak tujuh belas kali berseru kepada Tuhan, ”Tunjukkanlah kami jalan yang lurus.”

Dari enam jalan tersebut sudah dapat dipilah ajaran yang menuju Tuhan dari ajaran yang hanya berputar putar. Tetapi melalui perjalanan sejarah umat manusia yang panjang, dari enam perjalanan yang asli telah berkembang banyak jalan bercabang yang baru dan dari begitu banyak jalan baru banyak diantaranya adalah jalan yang sesat.

Agar jumlah orang yang tersesat dijalan yang salah dapat dikurangi, perlu ada petunjuk yang dapat memberi penjelasan mana jalan yang benar dan mana jalan yang salah. Dan buku ini dapat menjadi petunjuk mana ajaran yang benar dan mana ajaran yang salah.

Oleh: Darmawan MM

Hanya Satu Jalan Menuju Allah¤
Syaikh Abdul Malik Bin Ahmad Ramdhani

Ketahuilah -semoga Allah merahmatimu- bahwa jalan yang menjamin nikmat Islam bagimu hanya satu, tidak bercabang. Allah telah menetapkan keberuntungan hanya untuk satu golongan saja. Allah berfirman, Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa sesunguhnya golongan Allah itulah golongan yang beruntung. (QS AlMujadalah: 22).
Dan Dia (Allah) menetapkan kemenangan hanya untuk mereka pula. Allah berfirman,
Dan barangsiapa mengambil Allah, RasulNya dan orang-orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya pengikut (agama) Allah itulah yang pasti menang. (QS Al Maidah: 56).
Bagaimanapun, anda mencari dalam kitab Allah dan Sunnah Rasulullah, maka anda tidak akan menemukan di dalamnya (dalil, Red.) pengkotak-kotakan umat kepada jama'ah-jama'ah, partai-partai atau golongan-golongan, kecuali perbuatan itu dicela dan tercela. Allah ber rman, Dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan
Allah. yaitu orang-orang yang memecah-belah agama mereka, dan mereka menjadi beberapa golongan. tiap-tiap golongan ¤Dikutip dari majalah As-Sunnah 08/VII/1421H hal 28 - 34.
1 merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan rnereka. (QSAr Rum: 31-32).
Bagaimana mungkin Allah mengakui dan melegitimasi perpecahan ummat,setelah Dia memelihara mereka dengan tali (agama)Nya? Lagi pula, Allah telah melepaskan tanggung jawab NabiNya -Muhammad- atas umatnya, manakala mereka berpecah-belah, dan (Allah) mengancam mereka atas perpecahan tersebut. Allah berfirman, Sesungguhnya orang-orang yang memecah-belah agamanya dan rnereka (terpecah) menjadi beberapa golongan. tidak ada sedikitpun tanggung jawabmu terhadap mereka. Sesungguhnya urusan mereka hanyalah (terserah) kepada Allah, kemudian Allah akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka perbuat. (QS Al An'am:159).
Dari Muawiyah bin Abu Sufyan berkata,
Ketahuilah, bahwasanya Rasulullah pernah berdiri di tengah-tengah kami, lalu bersabda, Ketahuilah, bahwasanya Ahlul Kitab sebelum kalian terpecah menjadi tujuh puluh dua golongan. Dan bahwasanya. umat ini akan terpecah menjadi tujuh puluh
tiga golongan. Tujuh puluh dua di neraka, dan hanya satu yang di surga, yaitu Al Jama'ah.

Mengomentari hadits ini, Amir Ash Shan'ani berkata, "Penyebutan bilangan pada hadits ini. bukan untuk menjelaskan banyaknya orang yang binasa. Akan tetapi, hanya untuk
menerangkan luasnya jalan-jalan kesesatan dan cabang-cabang kesesatan, serta untuk menjelaskan bahwa jalan kebenaran itu hanya satu.
Hal ini, sama dengan yang telah disebutkan oleh ulama ahli tafsir berkaian firman Allah, Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalanKu yang lunts, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan jalan (yang lain). karena jalan jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalanNya. (QS AlAn'am: 153).
Pada ayat ini, Allah menggunakan bentuk jamak pada kata yang menerangkan "jalan jalan yang dilarang mengikutinya", guna menerangkan cabang-cabang dan banyaknya jalan kesesatan serta keluasannya.
Sedangkan pada kata "jalan petunjuk dan kebenaran", Allah menggunakan bentuk tunggal. (Ini) dikarena jalan al haq itu hanya satu, dan tidak berbilang. 2
Dari Abdullah bin Mas'ud, ia berkata, Rasullah membuat sebuah garis lurus bagi kami, lalu bersabda,"Ini adalah jalan Allah." kemudian beliau membuat garis lain pada sisi
no. 3240; Al Bushairi dalam Mishbahuz Zujajah, halamnan 4/180; Al Albani dalam
Silsilah Shahihah, no. 203, dan yang lainnya.
Sangat banyak. Sengaja saya sebutkan ini semua, untuk membuat ahli bid'ah yang
berupaya melemahkan hadits yang agung ini, menjadi sia-sia -aku ingin menjadikan mereka bisu. Al Hakim berkata tentang hadits ini, "Hadits yang agung atau banyak, sebagaimana scbagian ulama telah menempatkannya dalam hadits-hadits yang pokok."
Lihat Hadits Iftiraqul Ummah lla Nayyif Sab'ina Firgah, halaman 67 - 68
Mengenal Jalan Yang Satu
(Menyimpulkan) dari pendapat Ibnul Qayyim di atas, maka jelaslah jalan yang dimaksud. Dan jelas, bahwa jalan yang dimaksud disini, ialah "rukun yang kedua" dari rukun tauhid. (Yaitu) setelah syahadat (persaksian) bahwa tidak ada sesembahan yang haq selain Allah, maka (yang kedua, Red.) persaksian bahwa Muhammad adalah utusan Allah.
Dan (kalimat) ini, juga menjadi syarat kedua diterimanya suatu amal ibadah.
Karena -sebagaimana sudah diketahui- bahwa amal ibadah tidak akan diterima, kecuali setelah memenuhi dua syarat;
1. Mengikhlaskan agama (ketaatan) karena Allah semata.
2. Dalam beribadah hanya dengan mengikuti (cara yang dicontohkan) Nabi
Pada kesempatan ini, saya tidak bermaksud menjadikan kaidah yang mashur ini sebagai dalil dalam pembahasan ini. Sebab, tujuan utama bahasan ini untuk menjelaskan bahwa jalan yang pernah ditempuh Nabi, itulah satu-satunya jalan yang bisa mengantarkan seorang hamba kepada Allah.
(Pengenalan terhadap jalan ini amat penting, pent); karena ketidak tahuan terhadap jalan ini, rintangan-rintangannya, serta tidak mengerti maksud dan tujuannya, hanya akan menghasilkan kepayahan yang sangat, tanpa bisa mendapatkan manfaat yang berarti.
Tujuan pembahasan ini, juga untuk menjelaskan, bahwa jalan itu hanya satu. Sehingga tidak boleh berdusta mengatas-namakan Rasulullah dengan menda'wahkan, bahwa jalan menuju Allah itu (jumlahnya banyak, pent.),sejumlah bilangan nafas manusia.

1 comment:

  1. Abraham disebut Ibrahim. Ia merupakan salah satu dari lima nabi Ulul Azmi. Dalam Al-Qur'an disebutkan bahwa Ibrahim melakukan pencarian Tuhan yang panjang. Ia pernah menyembah matahari, bulan, dan bintang sebelum akhirnya bertaubat. Ibrahim juga penentang masyarakatnya yang pagan termasuk bapaknya Azar. Dalam Al-Qur'an disebutkan pula bahwa Ibrahim bukan seorang Yahudi atau Nasrani, tetapi ia adalah Muslim. Berbeda dengan dalam Kitab Kejadian, para penafsir Al-Qur'an menyepakati bahwa yang disembelih Ibrahim bukanlah Ishaq namun Isma'il meskipun dalam Al Qur'an (surat Ash Shaaffaat: ayat 102-107) hanya disebutkan bahwa Ibrahim (atau Abraham) akan mengorbankan anaknya dan tidak menyebutkan nama anak itu.

    ReplyDelete