Wednesday, January 11, 2012

Kenapa Pusing Dengan Kelemahan Orang Lain?


Biasanya orang pusing karena kelebihan orang lain. Mereka punya mobil baru, kita kesal. Mereka yang naik pangkat, kita yang sebal. Kelebihan apapun yang dimiliki orang lain, bisa membuat kita pusing tujuh keliling. Tapi, ada juga lho orang yang justru pusing karena orang lain mempunyai kelemahan. Emang ada? Oooh, banyak banget orang yang justru pusing gara-gara kelemahan orang lain. Emang Anda tidak pusing? Misalnya, ni ye; atasan kita pemarah, lha kok kita yang pusing? Teman kantor suka membolos, kita yang kesal. Pesaing terdekat kita senang menjilat atasan, malah kita yang jadi panas hati. Ternyata, lebih banyak orang yang pusing karena kelemahan orang lain daripada gara-gara kelebihan mereka. So, what? Hmmh, implikasinya banyak sekali lho...

Dikisahkan ada seorang guru kebijaksanaan yang memiliki 2 murid. Diakhir pelajaran, beliau menugaskan kedua muridnya untuk mengembara, sambil saling mengawasi satu sama lain. Sang guru ingin mengetahui siapa murid yang paling sedikit berbuat kesalahan.

Di akhir pengembaraan, sang guru memanggil sang murid dan memberinya kesempatan untuk membeberkan kesalahan temannya. Murid pertama, menceritakan seluruh kesalahan temannya. Jumlahnya banyak sekali. Lalu tiba giliran murid kedua. Dihadapan gurunya dia berkata; �Guru, teman saya ini melakukan kesalahan yang sama banyaknya dengan saya. Namun, mengingat begitu banyaknya kesalahan yang sudah saya lakukan; saya tidak punya lagi waktu untuk menceritakan kesalahan teman saya. Sekarang saya mohon diri untuk melakukan perbaikan.� Lalu sang murid pamit. Kepada murid pertama, sang guru memberi hadiah berupa segenggam emas sesuai yang dijanjikannya.

Kepada murid kedua, sang guru memberikan seluruh hidupnya untuk menemaninya melakukan perbaikan. Perbaikan diri, hanya mendatangi orang-orang yang menyadari kelemahan dirinya sendiri, bukan mereka yang memusingkan diri dengan kesalahan dan kelemahan orang lain. Bagi Anda yang tertarik menemani saya membebaskan diri dari rasa pusing karena kelemahan orang lain, saya ajak memulainya dengan mempraktekkan 5 prinsip Natural Intelligence berikut ini:

1. Perbaiki diri sendiri terlebih dahulu. Anda masih ingat petunjuk keselamatan di pesawat terbang? Jika tekanan udara turun, segera gunakan masker oksigen. Jika ingin membantu orang lain, Anda sendirilah yang harus terlebih dahulu menggunakan masker oksigen itu. Sama dengan kelemahan-kelemahan yang kita saksikan. Tidak ada manusia yang tidak memiliki kelemahan. Semua kita begitu.

Maka sebelum mengurusi kelemahan orang lain, sebaiknya kita terlebih dahulu membenahi kelemahan diri kita sendiri. Jika Anda mendahulukan masker oksigen orang lain, maka Anda sendiri yang mati, dan orang lain belum tentu tertolong.

Jika Anda lebih mengurusi kekurangan orang lain, maka boleh jadi; Anda akan selamanya buruk. Padahal belum tentu orang lain itu berhasil Anda ajak untuk menjadi lebih baik. Orang yang diberi masker oksigen tidak akan berdebat; “Lha, kok Anda nyuruh saya pake masker? Anda sendiri tidak pake masker? Dia akan langsung terima masker yang Anda sodorkan.

Tapi, jika Anda mengajak orang lain untuk melakukan perbaikan sementara Anda sendiri masih kacau, maka dia akan berkata;Ngacalah, kau! Beda jika Anda sudah menunjukkan kesediaan untuk melakukan perbaikan. Anda bisa mengatakan; my personal improvement is in progress. So, let do it together berkata;? Ngacalah, kau! Beda jika Anda sudah menunjukkan kesediaan untuk melakukan perbaikan. Anda bisa mengatakan; my personal improvement is in progress. So, lets do it together

2.Ambil peluang yang disembunyikannya. Seperti keping mata uang, semua hal memiliki dua sisi yang saling berseberangan. Atasan atau rekan kerja Anda di kantor, mungkin mengecewakan Anda. Terserah Anda, mau memandangnya dari sisi yang mana. Anda boleh melihatnya sebagai ancaman; kalau begini terus, karir gua bisa terancam. Atau dari sisi sebaliknya; nah, inilah peluang buat gue untuk menunjukkan siapa yang pantas mendapatkannya.

Saya mengajak Anda untuk melihatnya dengan cara kedua. Kalau Anda punya atasan yang kurang oke“ misalnya “ sebaiknya itu memacu Anda untuk menjadi pribadi yang oke, dong. Bukannya menggerutu dan mengomel terus. Toh akan ada saatnya ketika atasan Anda akan turun tahta. Bahkan, boleh jadi saat tidak terduga itu sudah dekat. Mana tahu? Daripada mengeluh terus, kan mending memastikan bahwa Anda sudah siap untuk saat penting itu. Jangan sampai kalau sudah jadi pejabat, ternyata Anda juga sama tidak oke-nya.

Kolega Anda yang tidak oke? Nape elo yang sewot? Malah bagus untuk menunjukkan bahwa Anda adalah orang yang lebih baik. Apapun yang Anda alami, selalu menyimpan peluang dan ancaman. Jika Anda ingin segalanya menjadi indah, ambil peluangnya.

3. Antisipasi dampak negatifnya. Teman Anda, mungkin memang sedang merencanakan sesuatu untuk menjegal. Atasan Anda mungkin memang tidak adil. Baru mungkin, karena tidak ada bukti yang menyokong argumentasinya. Baru mungkin. Karena boleh jadi itu hanyalah perasaan Anda saja. Tetapi, bagaimana jika itu benar? Sekecil apapun kemungkinan itu, jika Anda sudah melihat gelagatnya maka patut untuk mengantisipasi dampak negatifnya.

Dampak paling besarnya adalah efek kepada perasaan dan emosi Anda. Jika perilaku mereka berhasil membuat emosi Anda tidak stabil, mengomel, menggerutu, lalu bereaksi negatif; maka Anda kalah. Makanya, penting untuk menjaga agar jangan sampai emosi atau mental Anda terimbas dampaknya. Setelah itu, barulah Anda pikirkan dampaknya pada karir Anda. Baik keberlangsungannya, maupun perkembangannya. Anda bahkan bisa memetakan seberapa besar dampaknya yang mungkin terjadi. Dan sebelum itu terjadi, Anda sudah bisa melakukan antisipasi.

Kebanyakan orang sibuk mengurusi perilaku negatif orang lain dengan melawan atau menentangnya. Padahal, itu hanya buang-buang waktu saja. Percuma. Mending Anda gunakan energi menggerutu itu untuk mengantisipasi dampak negatifnya bagi diri dan karir Anda. Sehingga jika hal itu terjadi, Anda tidak kaget lagi. Toh sudah bisa Anda perkirakan. Dan Anda, sudah punya exit stretegynya secara handal. Jika Anda mampu begitu, maka tak seorangpun bisa ngerjain Anda.

4. Tingkatkan kualitas hubungan dengan jaringan. Banyak orang yang mengabaikan pentingnya membangun jaringan dengan orang-orang dalam perusahaan. Ada yang karena sungkan. Malas. Atau merasa tidak ada perlunya. Sejak menjadi seorang salesman pada tingkatan paling rendah, saya sudah bisa punya akses kepada Presiden Direktur. Beliau bukan saudara saya.

Bukan pula kenalan orang tua saya. Tapi saya menjadi satu-satunya karyawan dari level paling rendah yang bisa berkomunikasi dengan baliau. Mungkin itu agak ekstrim. Anda bisa membangun hubungan yang baik itu dengan rekan-rekan atau manager dari departemen lain. Pastikan dalam membangun hubungan itu Anda menunjukkan aspek-aspek positif dan unggul yang Anda miliki. Bukan untuk mengelabui, tapi untuk membiasakan diri tampil dengan performa yang tinggi. Jika Anda mempunyai hubungan yang bagus dalam jaringan di perusahaan Anda, maka sangat sulit untuk menjatuhkan Anda. Anggap saja atasan dan kolega Anda rada kurang fair pada Anda.

Tapi hubungan bagus Anda di berbagai departemen lain, bisa menjadi benteng pelindung Anda. Bagaimana jika atasan dan kolega Anda rada kurang fair pada Anda. Tapi hubungan bagus Anda di berbagai departemen lain, bisa menjadi benteng pelindung Anda. Bagaimana jika atasan dan kolega Anda justru orang-orang yang baik? Itu jauh lebih bagus lagi, kan? So, apapun kondisinya; cobalah untuk meningkatkan kualitas hubungan dengan jaringan di departemen lain di perusahaan Anda.

5. Terus berbaik sangkalah pada mereka. Penilaian Anda terhadap atasan atau teman bisa saja salah. Kalaupun mereka melakukannya, belum tentu disertai niat untuk menjatuhkan Anda. Jika atasan Anda bawel, misalnya. Atau menimpakan pekerjaan yang sulit hanya pada Anda. Boleh jadi itu bukan karena dia tidak sayang pada Anda. Mungkin memang begitu caranya untuk menggembleng Anda.

Berburuk sangka para atasan yang seperti itu? Rugi, Anda. Teman yang Anda nilai tukang serobot itu. Belum tentu dia melakukannya untuk menyingkirkan Anda. Ini zaman persaingan ketat, bung. Segalanya mesti serba cepat. Serba lugas. Dan serba kompetitif. Menjadi orang yang gampang tersinggung di zaman ini rada tidak cocok. Orang ambisius sering terlihat arogan. Padahal bukan arogan.

Orang-orang yang disiplin sering dikira galak. Orang-orang tegas sering dituduh tidak toleran. Berbaik sangkalah kepada mereka agar hati Anda lebih tenteram saat menghadapinya. Ada baiknya untuk mewaspadai kemungkinan perlakuan buruk orang lain pada kita. Tetapi, waspada tidak sama artinya dengan curiga.

Tetaplah waspada, dan tetaplah berprasangka baik. Karena dengan bagitu, Anda bisa tetap terjaga dari ancaman yang datang dari luar. Juga terjaga dari noda mental yang datang dari diri Anda sendiri. Dengan begitu, Anda tidak akan terpengaruh oleh sifat buruk yang menjadi kelemahan orang lain.

Kita mungkin sudah lama terbebas dari rasa iri atas kelebihan orang lain. Kita tidak merasa kesal lagi jika tetangga memberi hand phone baru, tv baru, atau mobil baru. Kita sudah cukup dewasa untuk menyikapi hal itu. Tetapi, kita sering tidak sadar telah terpengaruh oleh kelemahan dan kekurangan orang lain.

Padahal, ketika menemukan kelemahan orang lain melalui perilaku buruknya kepada kita; sebenarnya Tuhan sedang memberi kita kesempatan untuk menjadi pribadi yang jauh lebih baik daripada mereka. So, mulai sekarang. Setiap kali melihat kelemahan orang lain, langsung setting mental Anda untuk mengambil hikmah darinya. Agar semakin hari, diri kita menjadi semakin baik. Sehingga suatu saat nanti, kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik.

Mari Berbagi Semangat!
Catatan Kaki:
Orang yang melakukan tindakan buruk dihadapan kita sebenarnya sedang mengatakan; �tolong, jangan lakukan tindakan seperti ini...?/DEKA - Dadang Kadarusman

Read More..

Pohon Di Dalam Hati


Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaithan yang terkutuk, dengan nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Membaca dan menuliskan tulisan ini sungguh terasa dingin di dalam hati. Apa yang engkau cari tentang hakikat aqidah(keyakinan) dan pembersihan jiwa tersusun apik disini.

Begitu sederhana namun menyentuh, meskipun sebenarnya amat dalam. Bersiaplah mengarungi untaian kata-kata dari seorang Ulama dan ‘Alim beliaulah ibnu Qoyyim Al Jauziyyah. Sungguh benar firman Allah “ Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hambanNya, hanyaah ulama”(QS Fathir:28).

Karena dengan ilmunya itu mereka tahu Rabb mereka, nama-namaNya, adzabNya dsb, yang dengan itu akan mengantarkan takutNya kepada Allah. Semoga Allah merahmati, membalasnya dengan kebaikan dan memberi pahala atas usaha beliau Ibnu Qoyyim Al Jauziyyah.

Setahun adalah sebatang pohon, bulan adalah dahan-dahannya, hari adalah ranting-rantingnya, jam adalah dedaunannya dan nafas adalah buahnya.

Siapa yang nafasnya dalam keta’atan, maka buah pohon itu adalah manis, dan siapa yang nafasnya ada dalam kedurhakaan, maka buahnya pahit.

Waktu panen adalah pada hari kiamat, pada waktu panen itulah akan diketahui secara pasti apakah buah itu manis ataukah pahit.

Ikhlas dan tauhid adalah pohon di dalam hati. Dahan-dahannya adalah amal, buahnya kemanisan hidup di dunia dan kenikmatan yang kekal di akherat.. Sebagaimana buah-buah syurga yang tidak pernah terputus dan tidak sulit untuk dipetik, maka begitu pula buah tauhid dan ikhlas didunia.

Syirik, dusta, dan riya adalah pohon di dalam hati. Buahnya di dunia adalah ketakutan, kekhawatiran, kesusahan, kesempitan dada dan kegelapan hati. Buahnya di akherat adalah neraka dan azab yang pedih lagi kekal.

Allah telah menyebutkan dua pohon tersebut dalam surat Ibrahim 24-26 : “Dan perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut akar-akarnya dari permukaan bumi ; tidak akan tetap(tegak ) sedikitpun(26), Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh(dalam kehidupan) di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang zhalim dan Allah berbuat apa yang Dia kehendaki”(27).

Landasan kebahagiaan hamba itu ada tiga macam yang masing-masing mempunyai lawannya. Siapa yang kehilangan satu landasan ini, maka dia akan mendapatkan lawannya. Tiga landasan dan lawannya itu adalah :

1.Tauhid lawannya syirik
2.Sunnah lawannya bid’ah
3.Keta’atan lawannya kedurhakaan
Tiga landasan ini mempunyai satu lawan, yaitu hati yang sama sekali kosong dari cinta kepada Allah dan apa yang ada disisiNya/Oleh Anindya Sugiyarto.

Wallahu a’lam bishawwab


Read More..

Takabbur atau Sombong


Pengertian takabbur berarti sombong atau menampakkan keagungan pribadi. Dalam kitab Lisanul Arab, antara lain disebutkan bahwa at-takabbur wal istikbaar berarti 'atta'azzhum' (sombong). Firman Allah Ta'la menyebutkan pengertian tersebut antara lain, terdapat dalam surah al-A'araaf [7] ayat 146, yakni:
سَأَصْرِفُ عَنْ آيَاتِيَ الَّذِينَ يَتَكَبَّرُونَ فِي الأَرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّ ...
"Allah akan memalingkan orang-orang yagn menyombongkan dirinya di muka bumi tanpa alasan yang benar".

Maksudnya, orang-orang itu telah mengganggap bahwa dirinya merupakan makhluk yang paling mulia yang tidak dimiliki oleh orangn lain. Sedangkan menurut istilah, takabbur ialah sikap seorang aktivis yang terlalu membangga-banggakan diri (ujub) yang berakibat dirinya selalu menghina atau meremehkan diri dan pribadi orang lain serta tida pantas untuk menerima kebenaran dari mereka.

Rasulullah shallahu alaihi wassalam bersabda, "Tidak masuk surga barangsiapa yang di dalam hatinya terdapat kibr (sombong) sebesar biji zarrah".
Kemudian salah seorang sahabat bertanya, "Bagaimana jika ada seorang yang menyukai baju yang baik dan sandal yang bagus?".
Rasulullah shallahu alaihi wassalam menjawab, "Sesungguhnya Allah itu indah dan suka kepada yang indah".

Sedangkan takabbur dan izzah mempunyai perbedaan yang sangat mendasar sekali. Takabbur merupakan sikap sombong dalam kebathilan, sedangkan izzah merupakan sikap bangga dalam kebenaran. Atau dengan kata lain, takabbur adalah penolakan dan pengingkaran terhadap nikmat, sedangkan izzah adalah pengakuan terhadap nikmat, kemudian orang yang bersangkutan membicarakannya, sebagaimana yang telah disebutkan hadist diatas.

Faktor-Faktor Penyebab Takabbur
Karena sikap takabbur bararti sikap sangat ujub yang berdampak pada sikap menghina orang lain serta menganggap dirinya lebih tinggi dan unggul atau merasa lebih tinggi dibandingkan orang lain, maka pada dasarnya faktor-faktor penyebab dan pendorongnya hampir sama dengan sikap ujub dan ghurur. Mungkin yang berbeda hanya tingkat keparahan gradasinya saja. Berikut akan saya coba kemukakan tambahan-tambahannya saja.

Pertama, sikap tawadhu' yang berlebihan oleh orang lain.
Ada sebagian manusia yang bersikap berlebihan dalam hal tawadhu', sampai-sampai mereka mencoba menjalankan hidupnya dengan sangat sederhana atau terlalu bersahaja.
Misalnya, mencoba meninggalkan kepantasan dan kelaziman dalam berpakaian atau dalam hal makan dan minum. Padahal, mereka itu merupakan orang-orang yang berkecukupan. Contoh lain, mereka tidak ikut serta menyumbangkan pemikiran dan pendapat yang dimilikinya kepada orang lain, atau selalu berusaha menolak kepercayaan, tanggungjawab, serta amanah yang diberikan orang lain kepadanya. Padahal, dia memiliki kemampuan untuk melaksanakan semua itu.

Setan akan menggoda dan membisiki mereka bahwa sikap yang telah diambilnya itu merupakan bentuk keunggulannya yang tidak dimiliki oleh orang lain, atau orang yang hebat lagi mulia. Karena mampu bersikap tawadhu'. Selain itu, juga merendahkan mereka akan merendahkan dan menghina orang lain.

Faktor yang dapat mengeliminasi sikap takabbur ini telah diingatkan oleh Allah dalam al-Qur'an dan Sunnah, yaitu tatkala kita diharuskan untuk senantiasa menyebut-nyebut nikmat yang dianugerahi Allah Ta'ala. Firman-Nya:
وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ ﴿١١﴾
"Dan nikmat Tuhanmu, maka sebut-sebutlah". (QS. Adh-Dhuha [93] : 11)
Atau sabda Rasulullah shallahu alaihi wassalam, "Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan". (HR. Muslim)
"Dan jadikanlah kami termasuk orang-orang yang mensyukuri nikmat-Mu, yang memuji-Mu karenanya, yagn memperolehnya, dan yang telah disempurnakan nikmat itu kepada kami". (Hadist dari kitab Ibnu Katsir).

Malik bin Nadhlah al-Jasyaimi berkata, "Aku mendatangi Rasulullah dengan mengenakan baju yang buruk. Kemudian Rasulullah bersabda, 'Apakah engkau memiliki harta?' Aku menjawab, 'Punya, ya Rasulullah'. Rasulullah bertanya lagi, 'Harta apa yang engkau miliki?'. Aku menjawab, 'Allah telah menganugerahiku onta, kambing, kuda, dan budak'. Mendengar jawabanku itu Rasulullah bersabda, 'Jika engkau dianugerahi harta oleh Allah, maka perlihatkanlah bekas nikmat Allah itu, dan kemuliaan-Nya kepadamu'." (HR. Abu Dawud)

Para ulama salaf telah memahami benar makna hadist itu, sehingga mereka selalu menjalankannya dan menegur orang yang tidak menyadari. Hasan bi Ali ra pernah berkata, "Jika engkau memperoleh suatu kebaikan atau engkau mengerjakan suatu kebaikan, maka bicarakanlah hal itu kepada saudaramu yang engkau percayai".
Abu Bakar bin Abdillah al Muzni pernah pula berkata, "Barangsiapa yang diberi kebaikan (kekayaan) lalu tidak tampak pada dirinya, maka ia termasuk orang yang dibenci oleh Allah dan menentang nikmat Allah (yang telah diberikannya)". (Kitab al-Jaami' li ahkaamil Qur'an. Qurthubi, 20/102).


Read More..

Sirosis Ruhiyah


Masya Allah, betapa luar biasanya ciptaan-Nya. Mempelajari fisiologi menjadi sesuatu hal yang amat sangat menarik bagiku… Karena, belajar fisiologi, adalah belajar tentang penciptaan yang Maha Sempurna…

Maka, belajar fisiologi juga adalah belajar tentang sebuah kesyukuran, bahwa diri kita diciptakan-Nya dengan sebuah penciptaan yang begitu indah, sehingga memang tak lagi pantas bagi diri kita untuk tidak mensyukurinya.

Maka, ketika Dia bertanya, “Maka nikmat Tuhan mana lagikah yang engkau dustakan?”, sungguh setiap kita tak pernah punya jawabannya, sebab begitu indah dan sempurnanya. Sempurna. Dan sungguhlah sempurna! Sungguh, Maha Agung dan Maha besar Allah…

Kali ini aku ingin berbagi tentang hati. Ya, tentang hati. Di antara semua organ, hati adalah organ yang paling mengalami regenerasi sel. Berbeda dengan jantung dan sel saraf.

Sekali mereka mengalami kerusakan, maka jangan harap akan ada regenerasi sel menjadi seperti semula. Makanya, perlu sekali dijaga makanan kita, agar tak sampai merusak organ vital tersebut semisal gagal memberikan asupan oksigen dan nutrient-nutrien penting sehingga mengalami yang namanya iskemia.

Sel hati berbeda. Ia ibaratnya pabrik, di mana segalanya diproses di sini. Mulai dari ‘yang baik-baik’ semisal nutrisi tertentu, dan vitamin tertentu, hingga ‘yang jahat-jahat’ semisal toksin atau racun, semuanya diproses (baca : dimetabolisme) di hati. Hatilah yang menjamin tubuh itu dalam kondisi baik-baik saja dan dengan segera pula mengenyahkan segala yang akan mengancam keberlangsungan hidup…

Mengapa arak itu dilarang dan sifatnya haram? Karena kemanfaatannya jauh lebih sedikit dari mudhoratnya. Arak (alcohol) adalah penyebab utama kegagalan hati, yang kemudian berkembang menjadi perlemakan hati.

Untuk si hati, alcohol adalah sebuah musuh nyata karena alcohol mendestruksi alias menghancurkan si hati sehingga terjadi perlemakan yang di kemudian hari menyebabkan sirosis. Sirosis adalah sebuah penyakit mematikan. Jika tidak dengan transplantasi hati, maka sirosis sulit untuk disembuhkan. Hanya bisa diperlambat progresivitas penyakitnya saja.

Hal yang paling menarik untuk kubahas di sini adalah tentang hati yang dengan segera melakukan perbaikan. Ketika tubuh mengalami sebuah ketidakseimbangan, katakanlah sebuah masalah, tubuh kita yang sungguh amat sangat cerdas ini akan segera melakukan kompensasi dan perbaikan-perbaikan agar segalanya kembali berjalan dengan baik.

Mekanismenya sungguh luar biasa cerdas. Sungguh, Maha Cerdas lah penciptanya. Akan tetapi, paparan yang progresif, yang terus menerus, suatu saat akan menjebolkan pertahanan hati. Meski demikian, hati masih tetap berupaya untuk melakukan kompensasi-kompensasi sebisanya.

Pada suatu saat ia kehilangan fungsi, ketika paparan dan kerusakan itu jauh lebih banyak dari pada sel hati yang melakukan perbaikan… sehingga yang terjadi justru jaringan parut yang membuat hati itu mengeras dan bernodul-nodul.

Dari kisah ini, ada sebuah pelajaran yang ingin kupetik. Tentang hati. Bukan hati di atas. Tapi tentang ruhiyah dan qalb. Seperti halnya hati organ, sungguh ketika terjadi sebuah paparan-paparan dosa padanya, akan ada upaya perbaikan dan ‘warning’ di dalam hati kita.

Sungguh, dosa itu adalah sesuatu yang membuat hati kita resah, tidak tenang dan gelisah, kendatipun semua orang membenarkannya. Inilah sebuah fase regenerative hati. Ketika fungsi dari qalb itu sendiri masih baik, maka ia akan segera melakukan regenerasi dengan me-warning sesegara mungkin.

Jika kita mengabaikannya, dan membiarkan paparan-paparan dosa yang progresif itu maka, akan tiba masa di mana hati kehilangan fungsinya. Ia tak lagi bisa menyaring sebuah kebenaran dan kebathilan.

Ia tak lagi bisa melaksanakan fungsinya, dan na’udzubillah, tibalah masanya ia mengeras, dsan sulit beregenerasi… Hati yang penuh dengan nodul-nodul yang tak lagi menjalankan fungsinya.

Ah, sungguh ampunan-Nya atas nodul-nodul dosa yang kita ukir di hati kita jauh lebih progresif dari pada beregenerasinya sel hati. Sungguh, ampunannya adalah seluas-luasnya bentangan. Lalu, apakah kita akan membiarkan hati kita semakin bernodul dan semakin ber-fibrosis sementara Allah senantiasa menyediakan luasnya keampunan-Nya?
Sungguh…

Ah, sungguh, sehalus-halusnya kehinaan di sisi-Nya, adalah dengan tercerabutnya kedekatan dengan-Nya.

Dengan semakin menurunnya kualitas dan kuantitas ruhiyah. Astaghfirullaah… Ampunkan hamba-Mu ini ya Rabb…

Semoga ini menjadi sebuah pelajaran berharga, bagiku dan terutama ditujukan untuk diriku sendiri. Juga untukmu… Ingatkan aku, ketika aku lalai…/Fathelvi Mudaris


Read More..

Salibis Menikam Umat Islam Bogor


Kedatangan Wahid Institute Memperkeruh Masalah

Jema'at GKI Yasmin Menolak Dipindahkan

Konflik Pencabutan IMB Gereja Kristen Indonesia (GKI) Yasmin terus memanas. Umat Islam yang semula secara bulat mendukung penolakan berdirinya GKI Yasmin, kini mulai terbelah. Padahal Bogor selama ini terkenal sebagai kota penuh stabilitas. Meski sebelumnya ada konflik pendirian Gereja, namun masalah tidak sampai berlarut seperti kasus GKI Yasmin.

Hal itu diungkapkan KH. Adam Ibrahim, Ketua MUI Bogor, ketika dikunjungi berbagai media Islam di kediamannya di Ponpes Baiturrahim, Bogor. “Sepertinya ada pihak-pihak yang mengadu domba sesama umat muslim di Bogor. Mari kita bersatu dan bersama. Masalah ini kita serahkan kepada pemerintah. Jika pemerintah tidak sanggup, biarlah umat Islam yang menyelesaikan,” katanya Selasa, 22/11.

Indikasi ini terlihat jelas ketika sebagian umat Islam lainnya menolak pendirian Gereja, namun sebagian lain atas nama Forum Masyarakat Bogor Barat Cinta Damai (FMBBCD) mendukung pendirian gereja. Forum itu didirikan sejumlah elemen masyarakat Kota Bogor, seperti tokoh dari berbagai agama, tokoh masyarakat dan kepemudaan. Forum didirikan setelah insiden kekisruhan di lokasi sekitar GKI Yasmin sebulan lalu.

Kedatangan Ibu Sinta Nuriyah Wahid pada tanggal 1 Oktober ditengarai juga memecah basis kesolidan NU untuk tetap menolak pendirian GKI Yasmin. Menurut Nusron Wahid dari GP Anshor kunjungan itu tidak lebih sebagai aksi solidaritas, karena tindakan Wali Kota dinilai sewenang-wenang dan diskriminatif terhadap minoritas, mengingat Mahkamah Agung (MA) telah memutuskan agar pembekuan IMB dicabut.

“Semenjak Wahid Institute dan Ibu Sinta Nuriyah Wahid mengunjungi GKI Yasmin, NU menjadi pecah dalam kasus ini,” tandas Ustadz Khoirunnas, Ketua FUI Bogor.

Padahal penolakan umat muslim atas berdirinya GKI Yasmin dilandasi alasan rasional. Menurut KH. Adam Ibrahim, masyarakat Bogor pada dasarnya, tidak bekeberatan atas berdirinya gereja selama mengikuti peraturan yang berlaku. Oleh karena itu, kasus GKI Yasmin adalah persoalan murni administratif dan bukan dalam rangka menghalang-halangi hak beribadah.

“Syarat-syarat (pendirian gereja) itu salah satunya ada pengikut 90 orang di daerah sekitar. Lalu mereka juga harus mendapat persetujuan dari 40 Kepala Keluarga di daerah sekitar. Ini berlaku umum baik masyarakat yang ingin mendirikan masjid maupun gereja," imbuhnya.

Disinilah letak pangkal masalah itu. Pada gilirannya, GKI Yasmin tidak saja bisa memenuhi syarat tersebut, namun mereka juga memalsukan tanda tangan warga. Menurut Ustadz Ahmad Iman, selaku ketua Forum Komunikasi Muslim Indonesia, (Forkami) warga memang sempat hadir dalam sosialisasi pendirian gereja oleh pihak Yasmin. Para warga di tiga kelurahan diminta untuk mengisi daftar hadir yang disediakan oleh pihak Gereja. Namun pada perkembangannya, daftar hadir itu kemudian ditempeli kop surat persetujuan pendirian gereja. "Jelas ini sebuah pelanggaran," tandasnya,

Menurut KH. Adam Ibrahim, konflik GKI Yasmin ini lebih bernilai politis ketimbang masalah peribadahan semata, karena Walikota Bogor sendiri sudah memberikan tempat sementara bagi GKI untuk melakukan peribadatan.

Pihak Walikota juga siap membayar tanah GKI yang disegel oleh Pemda. Bahkan pihak walikota telah menyiapkan lahan bagi pendirian Gereja baru ditengah kota agar tidak menganggu kenyamanan warga. Namun pihak GKI Yasmin tetap bersikukuh menerima tawaran walikota. Sebaliknya mereka tetap bersikeras untuk beribadah di trotoar dan menganggu lalu lintas sampai-sampai betul-betul IMB diberikan.

“Sebenarnya Jema’at GKI sudah setuju Gereja direlokasi ke Jalan Padjajaran, tapi calo-calonya menghambat proses itu termasuk pengacaranya. Jadi ini kan sebenarnya masalah politis dan pembentukan opini,” tandasnya.

Politis, penuh intrik, dan konspiratif. Ketiga kata itu tampaknya pas dilekatkan saat kita membaca sengketa Gereja Kristen Indonesia (GKI)Yasmin. Konflik antara pihak Gereja dengan Masyarakat Muslim Bogor bukanlah hanya perkara sebuah bangunan peribadatan Kristen, namun ada misi untuk menjadikan Bogor sebagai basis Kristenisasi.

“Kenapa mereka ngotot tetap membangun GKI, karena ada 200 gereja lainnya yang siap untuk didirikan jika proyek GKI ini berhasil. Mereka sudah menyiapkan lahan-lahan di Bogor,” kata Ustadz Khoirunnas, Ketua FUI Bogor, kepada Eramuslim.com.


Ustadz Khoirunnas/Foto Zakir Salmun Eramuslim

Program Kristenisasi di dataran Asia memang bukan mimpi kosong. Setidaknya hal pernyataan itu pernah dikeluarkan oleh Paus Johannes Paulus II. Akhir tahun 1999, Paus Johannes Paulus II telah mendeklarasikan Kristenisasi di seluruh daratan Asia di Millenium ke tiga ini. Deklarasi tersebut disampaikannya secara terbuka saat ia berkunjung ke India sekitar akhir November 1999 lalu. Ia mengatakan bahwa pada Millenium ketiga nanti, seluruh kawasan Asia harus dikristenkan. Berita ini membuat Mr. Singhal (Presiden Parisada Hindu Dunia) meminta agar pemerintah India melarang aliran dana asing ke pada para misionaris di India.

Maka tak heran, baru-baru ini kelompok Kristen dari berbagai negara menyelenggarakan hajatan besar-besaran di Sentul International Convention Center di Bogor. Dengan mengambil tema “Serving A Movement Empowering A Generation”, sekitar 14.000 orang dari 49 Negara berkumpul untuk menjawab "kelaparan rohani" bangsa Asia.

“Ini adalah pertemuan terbesar yang dihadiri oleh orang Kristen China di luar China,” demikian ungkap Dennis Balcombe, Pendeta Revival Chinese Ministries International di Hong Kong dikutip situs Kristen Jawaban.com dan Kabar Gereja.

Menurut, Ustadz Ahmad Iman selaku ketua Forum Komunikasi Muslim Indonesia (FORKAMI), sebenarnya berdirinya GKI Yasmin hanyalah pindahan dari proyek pendirian Gereja terbesar di Asia Tenggara yang semula direncanakan berdiri di Cikeuting, Bekasi. Disinyalir ada tiga orang tokoh politik dari PDIP berada dibalik permainan ini.

“Mereka ini adalah yang dulunya punya rencana besar mendirikan gereja terbesar di Asia Tenggara. Maka karena proyek itu gagal di Cikeuting, maka skenario berikutnya dipindahkan ke Yasmin,” tandas pria yang juga pengusaha ini kepada Eramuslim.com


Ustadz Ahmad Iman/Foto Zakir Salmun Eramuslim

Forkami sendiri adalah kumpulan warga Curug Mekar, Wangkal dan Perumahan Taman Yasmin yang merasa dirugikan dari aksi pemalsuan tanda tangan persetujuan warga oleh pihak Gereja. Forkami berdiri untuk mengawal kinerja aparat yang bertugas mengurus rakyat khususnya dalam kasus GKI Taman Yasmin Bogor, agar bekerja dengan baik jujur dan amanah.

Dalam aksinya selama ini Forkami tidak pernah menggunakan kekerasan dalam metodenya. Terbukti, tidak pernah ada kerusuhan dalam kasus sengketa gereja seperti di daerah lain. Mereka mengerti betul, bahwa permasalahan rencana pendirian gereja di wilayahnya, hanyalah masalah manipulasi. Maka, bagi mereka tidak sepantasnyalah Umat Islam harus mengotori tangannya dengan kekerasan.

Grand design itu memang terlihat jelas dari kengototan pihak gereja selama ini. Meski warga sudah menolak, mereka pantang menyerah. Sejak tahun 2002 sampai tahun 2006, pihak panitia pembangunan Gereja sudah berkali-kali menemui ketua RT setempat untuk meminta izin pembangunan Gereja (kurang lebih 5 Kali kunjungan), namun selalu ditolak dengan alasan bahwa mayoritas masyarakat di wilayah setempat adalah Muslim.

“Dari 33 KK, 30 KK menolak yaitu masyarakat muslim. 3 KK abstain. Dan surat penolakan itu dikumpulkan dan diserahkan ke lurah,” tandas Ustadz Ahmad Iman.

Sebenarnya agak tidak masuk akal sebagai sebuah lahan gereja yang hanya seluas 1702 meter persegi, GKI Yasmin digadang-gadangkan sebagai Gereja terbesar se Asia Tenggara, namun Ustadz Ahmad Iman berpendapat lain. Kalau kita pernah berkunjung ke Bogor, komplek Yasmin adalah sebuah lahan luas yang terdiri dari berbagai macam gedung. Tak jauh dari GKI Yasmin ada Rumah Sakit Hermina, Sebuah Toko Motor, Rumah Makan, dan Kantor Pemasaran.

“Itu semua sudah dikuasai oleh mereka. Jadi yang dulunya hanya 1702 meter persegi, sekarang besarnya bisa 6-10 kali lipatnya,” ujarnya.


Read More..