Thursday, October 22, 2009

Jalani Proses … Bismillah


Beberapa hari yang lalu, Alhamdulillah, Allah memberikan kesempatan bagi ku dan beberapa teman, saudara untuk melakukan rihlah di sebuah air terjun yang paling terkenal di kota Batu, Coban Rondo … Subhanallah, begitu sempurnanya ciptaan Allah, tidak ada yang cacat sedikitpun, kalo pun ada, pasti ada kesalahan pada yang menilai bahwa ciptaan Allah itu ada yang cacat, coba di cek lagi …
Di tengah-tengah rihlah itu, sejenak ku merenung akan air dingin itu mengalir membasahi kaki-kakiku, tanah, bebatuan , serta alam sekitar … bahwa air itu layaknya sebuah proses.
Jalani saja setiap proses takdir yang ada di depan mata, syukur2 setiap proses dan ikhtiar yang kita lakukan, memberikan manfaat bagi orang lain … layaknya air yang mengalir dari mata air, yang melewati bebatuan dengan lincahnya, yang menyuburkan tanaman dengan kandungannya, yang membangkitkan energi dengan potensinya, dan yang menyehatkan bagi manusia dengan mineralnya …

Subhanallah… kadang kita berhenti pada sebuah proses karena sebuah halangan dan rintangan, padahal ujian dan cobaan , rintangan, dan halangan … itu adalah Tarbiyah dari Allah , pembelajaran dari Allah untuk menaikkan derajat kita pada derajat yang lebih tinggi di sisi Allah, sebagai orang yang bersabar dan kerja keras meraih ridho Allah . Nah, kalo kita menghadapi sebuah cobaan , maka yang pertama kali kita lakukan adalah bersabar, kemudian menganalisis permasalahan, mencoba berbagai alternatif cara sebagai solusi bagi permasalahan itu. Bagaimanapun juga, Allah yang menciptakan permasalahan dan ujian, Allah pula yang pastinya memberikan solusi … tergantung ikhtiar kita mencari solusi itu , ibarat penyakit, Allah menurunkan penyakit , Allah pula yang menurunkan obatnya … melalui ikhtiar , do’a, iman dan tawakkal … insha Allah kesembuhan itu akan kita dapatkan (sabar ya …. srif).
Then, yakin sepenuhnya kepada Allah (baca : iman) adalah modal awal untuk memulai setiap langkah ikhtiar untuk menjemput setiap solusi dari segala permasalahan yang ada pada kita. Solusi dan rezeki itu sudah tersedia .. tinggal bagaimana cara kita meraih karunia Allah berupa solusi dan rezeki itu …
semoga bermanfaat – karena “Sebaik-baik orang di antara kamu adalah yang bermanfaat bagi manusia”
salamdarinanda
“karena Berharap kepada Allah , adalah pengharapan yang tak pernah membuat kita kecewa”
DIarsipkan di bawah: belajar Islam by Muhammad Yasrif
Read More..

Tentang Sebuah Kebahagiaan


Dalam kehidupan yang telah dijalani, Allah SWT telah mempertemukanku dgn 2orang sahabat yg luar biasa yg slalu jd pembanding dalam hatiku.
2orang yg membuatku melihat bahwa sebuah kehidupan itu dapat memberikan kebahagiaan tanpa dipengaruhi oleh status & harta melimpah.
Orang yg p’tama adalah seorang pengusaha.
Ia berkantor di gedung megah di sebuah jalan dengan nama jenderal yg tersohor di Jakarta.
Seorang dengan kekayaan yg lebih dr 100M & hidup sangat mapan.
Makan siangnya ia habiskan dari 1hotel mewah ke hotel mewah lainnya.
Makan siang yg dgn harga yg begitu fantastis, tapi tidak pernah membuatnya puas.
Pernah sekali waktu ia bercerita kepadaku, ia harus makan siang di Singapura untuk memenuhi rasa puasnya. Tapi tetap saja ia mengeluh…
Ada saja suasana yg salah dalam makan siang nya itu.
Hidupnya begitu dikelilingi oleh orang-2 yg sangat setia kepadanya.
Orang-2 yg tidak dapat membantah keinginannya.
Tapi ia tetap mengeluh & merasa hidupnya tidak dihargai oleh mereka.
Ia anggap istrinya hanya menghabiskan kekayaannya & anak-2nya tidak mengerti akan susahnya mencari uang. Ia mencap anak-2nya dgn ”Terbiasa Hidup Enak”& slalu mencurigai mrk ketika mereka ingin mengajaknya bicara / bertukar pendapat.
Ketika anak-2nya bertanya kepadanya akan sesuatu hal, ia selalu mengomentarinya dgn mengatakan, “pasti UUD “ujung-ujungnya duit”.

Lain dgn istrinya yg ia anggap sebagai sebuah mesin “Vacum Cleaner” yg menyedot uang berapapun ia berikan.
Setiap bertemu denganku, keluh kesah itu slalu t’dengar.
Ia merasa hidupnya amat terasing, & tidak dicintai oleh orang-2 terdekatnya sekalipun.
Ia bosan dgn orang-2 yg slalu menuruti kemauannya.
Ia ingin dihargai dgn seseorang yg mengatakan “TIDA” kepadanya.
Aku hanya tersenyum. Aku bertanya kepadanya, “Jika istri atau anak-2mu berkata tidak kepadamu, apakah engkau marah? “Tentu” Jawabnya.
Kalau begitu, belajarlah untuk tidak marah terlebih dahulu.” Jawabku..
Dalam berbagai pertemuan denganku selalu yang menjadi topik pembicaraan adalah tentang usahanya.
Ia b’keluh kesah tentang segala macam, yg sebenarnya tak perlu ia khawatirkan.
Suatu yg sebenarnya riak-2 biasa dlm sebuah usaha yg tak perlu ditakuti bagi perusahaan sebesar yg ia miliki.
Ia terkena insomnia beberapa tahun yang lalu, Sesekali jika bosan, ia memanggil salah seorang satpamnya yg slalu “bertengger”di pos depan rumahnya untuk bertanding catur dengannya.
Sungguh sebuah hidup yg ironis ditengah tumpukan kekayaan dan kemapanan.
Berkali-2 aku mengingatkan akan pentingnya arti SHOLAT baginya,Tapi ia selalu menampiknya.. Baginya sholat itu tidak terlalu penting. Dalam sebuah kesempatan kutuliskan sebuah catatan baginya:
“Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit,& Kami akan menghimpunnya pada hari kiamat dalam keadaan buta.” (QS Thaahaa [20]:124)
Sahabat ke2 yg luar biasa bagiku adalah seorang yang teramat biasa.
Aku bertemu dgn nya di masjid tempatku biasa berjamaah.
Ia seorang “office boy” dr sebuah perusahaan majalah wanita.
Dalam pertemuan sehabis berjamaah Dhuhur & Ashar, ia selalu bercerita kepadaku tentang keluarganya.
Ia memiliki anak 7 orang. Yg paling besar duduk di kelas 2 SMP & yg terakhir berumur 5 bulan. Setiap ia bercerita tentang keluarganya kepadaku, matanya begitu berbinar & raut wajahnya begitu ceria.
Ia bercerita, ia masih menumpang kepada mertuanya.
Mertuanya itu memberinya 1kamar untuk ia tinggali bersama istri & anak-2nya.
Ia sadar bahwa itu tdk cukup u/ keluarga kecilnya, tapi ia juga tak mampu u/ mengontrak rumah.
Sejak kelahiran putri yg terakhir, ia mengalah & tidur di musholla sebelah rumahnya bersama anak pertamanya. “Saya SENANG, pak? krn tiap malam saya bisa b’TAHAJUD dgn suasana yg sangat hening & damai di musholla.” Begitu ia bercerita kepadaku.!!

Setiap kami bertemu, tidak pernah ia berkeluh kesah kepadaku.
Tidak jg memohon belas kasihan atau bantuan. Ia selalu berbinar & ceria.
Hidupnya yg jauh dari kecukupan tidak pernah menyurutkannya.
Ia bercerita kepadaku, beberapa minggu yg lalu, salah seorang keluarga istrinya, yg tidak memiliki keturunan, datang u/ mencoba membujuk dirinya & istrinya agar mengasuh salah 1 atau 2 anaknya.
Ia menampiknya & PERCAYA bahwa Allah SWT akan menCUKUPi segala kebutuhan mrk.

Tidak tampak kelelahan / kesusahan dlm raut wajahnya.
Setiap habis SHOLAT b’jamaah, doa-2nya begitu panjang ia panjatkan.
Aku teringat akan seorang sahabat Rasulullah saw dgn sebutan “Bastul Wajhi” (Wajah yang bercahaya).
Billal bin Rabbah namanya. Seorang “bekas” budak dgn warna kulit yg gelap tapi mendapat gelar yg begitu agung dari Rasulullah.
Setiap Rasulullah berkumpul dgn para sahabatnya dalam sebuah majelis, jika Bilal tidak kelihatan, Rasulullah selalu mencarinya dgn mengatakan, “Dimana Bilal?” Suatu ketika Rasulullah bertanya kepada Bilal di depan para sahabatnya , “Wahai Bilal, ditampakkan kepadaku surga,& aku melihat langkahmu mendahului langkahku di dalam taman surga.
Amalan apa yg engkau perbuat sehingga begitu?”
“Bilal menjawab, “Ya Rasulullah, tidak ada sesuatu yg melebihi Engkau selain dari pada setiap aku habis berwudhu, aku kerjakan sholat sunnat 2rakaat.” (HR At Tirmidzi).
Suatu kali, setelah sholat berjamaah, sahabatku ini datang kepadaku dengan membawa sesuatu.
Ia berkata kepadaku, “Pak, tetangga saya baru pulang haji, saya diberi oleh-2 tasbih ini, mohon Bapak pergunakan saja.
Saya lihat Bapak suka b’Zikr, pakailah tasbih ini supaya saya juga mendapat kebaikan dari amal sholeh Bapak.” Mataku berkaca-kaca. Tak pernah rasanya aku dihargai orang lebih dari apa yg ia perbuat kepadaku. “Insya Allah” Jawabku. Suatu ketulusan yang luar biasa. Ia bercerita, ia ingin selalu berbuat amal sholeh.
Tapi ia sadar ia tidak dapat membantu orang lain dengan harta yang dimiliknya.
Ia ingat apa yang Rasulullah saw sampaikan, “Senyum itu juga sedeqah.”(HR Muslim).
Ia ingin berbuat baik kepadaku, tapi ia memiliki keterbatasan.Ia bahagia dgn apa yg ia lakukan. Sejak itu TASBIH itu selalu menyertaiku & sebuah ketulusan yg selalu menjadi panutan bagiku.
“รข€¦Dan barangsiapa bertawakkal kepada Allah, niscaya Allah akan menCUKUPkan (kebutuhan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki)-Nya.
Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (QS Ath Thalaaq [65]:3)
Aku bersyukur kepada Allah SWT, 2sahabat yg telah mengajarkan kepadaku sebuah arti kebahagian. Kebahagian bukanlah terletak pada tumpukan harta tapi ketaqwaan kepada Allah SWT.
Rasulullah bersabda, “Wahai sahabat-sahabat ku tidaklah disebut kaya seseorang itu karena banyak hartanya, tapi yang disebut kaya (yang sebenarnya) adalah kekayaan jiwa.” (HR Bukhari & Muslim)

Aku teringat akan sebuah doa Rasulullah saw,
“Ya Allah cukupkanlah bagiku rizQ yg halal dr pd yg haram & anugerahkanlah kepadaku kekayaan,dgn kemurahan-Mu, melebihi siapapun selain Engkau.” (HR At Tirmidzi)
semoga bermanfaat {Forward dari milis eqolbu@yahoogroups.com}
salamdarinanda
Read More..

Gue orang kaya yang sangat beruntung


Gue adalah orang yang terkaya di dunia loh! Dan gue juga orang yang paling beruntung. Gak percaya…? Mari kita buktikan!

Gue menikah di usia yang sangat muda (umur 22 tahun) dan sekarang udah punya anak cewek umur setahun. Gue sekeluarga tinggal di Bali jauh dari orangtua, jauh dari mertua dan yang paling penting
jauh dari sanak saudara yang gak ada gunanya, kecuali cuma buat komentar dan ngegosipin kehidupan keluarga kita. Rumah kontrakan yang kita tinggalin tepat di depan dan dibelakang sawah. Bo! Atmosfirnya bagus banget buat kesehatan keluarga kita, ditambah dengan lingkungannya yang gak usil, benerbener
bagus buat perkembangan otak anak gue. Tinggal di lingkungan tradisional seperti sekarang ngebuat anak gue kaya akan referensi, karena gak jauh dari tempat tinggal kita (+/ 10 menit) udah ada Kuta yang bernuansa Internasional. Kurang mewah apa coba?

Gue gak butuh pamer! Jadi gue gak perlu keluar duit yang gak perlu cuma buat beli pakaian model terbaru, atau tas dan sepatu yang matching, atau make up yang bikin muka gue jadi makin kaya ondelondel, atau perhiasan yang ngebuat mata bandit menatap tajam. Yang gue perluin buat diri gue sendiri cuma makan 3 kali sehari dengan menu seimbang antara karbohidrat, protein, vitamin & mineral dan gue juga masih sanggup buat beli susu! Kurang mewah apa coba?

Untuk kebutuhan sekunder dan tertier, gue cuma punya TV 14 inchi merk Sanyo (dimana acaranya emang gak guna buat ditonton, jadi TV ukuran segitu udah berlebihan banget), kulkas kecil buat taruh air es dan buah segar, tape mini buat nyetel musik Mozart pengantar tidur, DVD player (cuma sesekali dipakai), Setrika (cuma sesekali dipakai), laptop (cuma sesekali dipakai) dan terakhir motor Honda supra fit cicilan yang perawatannya gak mengeluarkan banyak biaya, yang hemat BBM, dan kalo pecah ban dan rusak velg cuma ganti beberapa puluh ribu aja. Kurang mewah apa coba?

Soal rasa aman, udah jelas gak bakal ada maling yang minat buat ngambil barang gue, secara gue gak pernah nyimpen emas dan barang elektronik yang gue punya ENGGA BANGET! Jadi gue gak perlu waswas kalo pergi dalam waktu lama. Selain itu, Bali gitu loh! The savest place on earth… Kurang mewah apa coba?

Gue dan suami jobless. Jadi kalo ditanya orang apa pekerjaan kita, paling kita jawab SENIMAN. Terus gimana kita bisa membiayai kehidupan seharihari? Good question! Kita jalin hubungan yang baik dengan
beberapa foreigner. Mereka pesan barangbarang etnik lewat kita (semacam sepatu etnik, sendal etnik, tas etnik, topi, etc), terus kita punya tukang yang bakal ngerjain pesananpesanan tadi di rumah masingmasing,
setelah selesai mereka bakal nganterin pesanan ke rumah dan kemudian kita tinggal mengirimnya ke cargo. Gampang khan? Kita gak butuh NPWP karena udah ada cargo yang mengurus semua, karena itu kita juga gak pernah bayar pajak karena usaha kita adalah “usaha siluman”. Tapi yang jelas, begitu barang nyampe di cargo, kita udah tinggal kipaskipas duit karena bayaran langsung ditransfer via rekening. Soal quality control, udah ada orang tuh yang kita bayar buat ngejaga kualitasnya. Jadi kita gak perlu kerja banting tulang dari jam 9 pagi sampe jam 5 sore dengan bayaran gak seberapa dan otak butek karena pekerjaan yang membosankan, tapi tiap minggu kita dapet duit minimal 10 juta. Kurang mewah apa coba?

Untungnya kita gak kalap, dalam artian dapet duit segepok langsung belanja belanji. Kita cuma ambil sebagian kecil buat kebutuhan seharihari dan sisanya… invest lah. Jadi uang tadi bisa terus hamil dan hamil terus dan terus dan terus. Kurang mewah apa coba?

Dengan kehidupan yang santai dan tanpa kerjaan seperti sekarang, gue dan suami bisa 24 jam terusterusan sama anak gue, Qiu Mattane Lao. Kita bisa pantau terus perkembangannya, kita bisa main terus tanpa henti dan semakin lama kita bertiga udah seperti satu tim yang kompak dalam berbagai urusan. Urusan jalanjalan tiap hari, hayuh! Urusan main ujanujanan, okeh! Urusan main pasir di pantai, tob banget! Coba mikir,

bapak atau ibu mana yang benerbener bisa terusterusan sama anaknya selama 24 jam dalam sehari dan 365 hari dalam setahun? Kurang mewah apa coba?

Tx God gue dapet suami yang… GUE BANGET! Gue benerbener dapet teman hidup. Yak… betul! Benerbener teman hidup. Gue bisa curhat soal cowok yang ini lah, yang itu lah. Gue juga bisa diskusi soal politik, sosial, ekonomi, etc. Gue juga bisa protes soal apa aja ke suami gue. Dannn begitu juga sebaliknya. Karena gue gak bisa masak, suami gue yang masak. Karena suami gue gak pernah bisa rapi, gue yang gila akan kerapian (persis Monica di Friends) bakal dengan senang hati beresberes rumah. Karena gue gak pernah doyan nyuci baju, suami gue yang ngerjain. Karena gue seneng nyuci piring, gue yang kerjain. Jadi gue gak perlu terperangkap dalam sektor domestik tuh! Kurang mewah apa coba?

Karena gue gak pernah stress, frekwensi marahmarah gue jadi berkurang drastis kao dibandingin sama masa kuliah dulu. Dengan begitu, semasa gue hamil bawaannya hepi terus. Dengan begitu pas anak gue lahir, dia jadi gak rewel sama sekali. Beda banget sama bayibayi lain yang cengengnya minta ampun. Karena kita ngurusin anak berdua aja (benerbener berdua loh!), kita jadi mengerti konsep membesarkan anak.
Tiap pagi, suami gue yang ngasih makan Matanlo (panggilan buat Qiu Mattane Lao), karena gue selalu susah buat bangun pagi. Selesai makan, suami gue bawa Matanlo ke pasar buat belanja. Selagi mereka belanja, gue
beresberes rumah. Sepulang dari pasar, gue mandiin Matanlo. Dan seterusnya, dan seterusnya. Coba gue tanya satu hal… ada berapa sih bapakbapak yang punya inisiatif buat ngasih makan atau mandiin anaknya? Kalo bukan tugas sang istri, paling dilimpahin ke baby sitter. Mampus sana tuh anak tumbuh dan hidup dengan mental pembantu. Kurang mewah apa coba?

Dan terakhir, gue suka (bahkan udah jadi hobi kayanya) buat bersyukur. Semakin gue beryukur,gue negrasa hidup gue semakin kaya dan semakin mewah. Dan gue semakin ngerasa gue adalah orang yang teramat sangat amat banget BERUNTUNG !!!
Read More..

Penyakit Terkutuk Menyingkap ‘Aibku


Aku tidak tahu harus memulai rincian musibah yang menimpaku ini dari mana; apakah dari sejak aku kecil ketika aku dimanja kedua orangtuaku yang membelikan apa saja yang aku maui tanpa menolaknya sama sekali atau dari sejak aku sia-siakan seorang wanita yang begitu ikhlash akibat kebodohanku dan anakku yang hingga sekarang belum pernah aku lihat?.

Yah, musibah yang memiliki banyak aspek dan memerlukan rincian-rincian yang aku akan berusaha untuk meringkasnya dalam lembaran yang singkat sehingga orang lain dapat menjadikannya sebagai pelajaran dan tidak terjerumus ke dalam jebakan-jebakan yang telah merenggut kebahagiaanku dan mewariskan kesengsaraan dan kesialan serta menjadikan air mata tak henti-hentinya menetes ke pipiku…Cukuplah yang aku rasakan sekarang bahwa Rabbku tidak ridla terhadapku.

Aku hidup di bawah naungan keluarga yang demikian kaya. Sejak lulus dari SMP, kedua orangtuaku telah menghadiahkanku sebuah mobil baru. Dari sinilah aku belajar mengemudikan beberapa model mobil dan sering sekali melakukan balap dengan teman-temanku dan memenangkannya. Balapan itu kami lakukan di jalan-jalan raya dekat rencana pembangunan komplek baru. Setelah berhasil menyelesaikan kesarjanaan (S1), aku jadi sering menemani ayahku di dalam beberapa perjalanannya ke luar negeri untuk mengimpor suku cadang buat perusahaan yang dimilikinya. Ketika itu, aku selalu menghabiskan waktuku jauh dari pengamatan ayahku yang sibuk mengadakan beberapa kontrak dan meneken tender.


Pada suatu hari, ayahku memergokiku sedang menggandeng salah seorang wanita bule namun dia sama sekali tidak mengusikku akan tetapi setelah aku selesai melakukan affair dengan wanita itu, barulah dia menyampaikan keinginannya untuk menikahkanku dengan seorang wanita dari kalangan kerabat kami tanpa menyebutkan rincian sebab-sebab yang melatarbelakanginya karena tidak mau terganggu dengan tetek bengek lainnya. Aku pun menyetujui usulannya itu setelah mengetahui bahwa calon isteri yang dipilihkannya untukku itu memenuhi semua kriteria calon isteri yang aku idam-idamkan. Maka, dilaksanakanlah resepsi pernikahan secepatnya guna memenuhi keinginan ayahku itu. Selama masa berumahtangga dengan isiteriku itu, aku merasakan betapa dia seorang wanita yang cerdik sehingga menambah kecintaanku terhadapnya.

Selama setahun penuh, kehidupan di antara kami berlangsung dengan bahagia dan tenteram.

Kebahagiaanku semakin bertambah manakala isteriku menyampaikan berita gembira bahwa dia sudah hamil. Bersamaan dengan itu, ayahku mengalami sakit yang sangat serius sehingga harus terus terbujur di pembaringan. Akhirnya, aku harus bepergian ke luar negeri sendirian untuk mengadakan beberapa kontrak dan tender mewakilinya mengingat aku adalah anak tunggalnya.

Sekalipun kecintaanku begitu besar terhadap isteriku, namun kehidupan yang demikian bebas di sana (luar negeri) membuatku demikian tergoda sehingga menyebabkanku terjerumus kembali ke lubang maksiat dan melakukan affair dengan wanita-wanitanya. Dalam pada itu, aku tetap memberikan nafkah untuk isteriku dari jatah uang yang cukup besar yang telah dikhususkan oleh ayahku untukku dalam beberapa perjalanan tersebut.

Pada suatu hari, aku sangat kaget atas kemunculan bercak-bercak aneh di tubuhku. Ketika aku berkonsultasi dengan salah seorang dokter, dia memberitahukan bahwa aku mengidap penyakit ‘Hervest’. Dia menyebutkan beberapa obat untuk penyembuhannya disamping menyampaikan juga bahwa anggota badan yang terkena penyakit ini tidak akan segera hilang dalam beberapa hari tetapi perlu secara intensif berada dalam perawatan selama beberapa bulan.

Lalu aku pergi ke dokter-dokter lainnya di sana dengan maksud agar masalahku ini tidak terbongkar di tengah keluargaku dan di hadapan isteriku namun hasilnya tetap nihil. Menghadapi cobaan itu, tidak ada lagi jalan bagiku kecuali harus pulang ke negeriku dan berdusta kepada semua orang bahwa yang aku idap adalah penyakit kulit akibat sangat sensitif terhadap makanan-makanan Eropa.

Untuk beberapa waktu, isteriku tidak curiga terhadap kebohonganku itu karena dia begitu percaya dengan prilakuku akan tetapi dia memperhatikan diriku selalu menghindar bila bersentuhan dengannya atau tidur di sampingnya. Dan ketika dia berkonsultasi dengan salah seorang kerabatnya yang bekerja sebagai dokter, dia menginformasikan berita sebenarnya yang teramat menyakitkan. Dan begitu dia menghadapku guna mengklarifikasi apa yang telah didengarnya dari kerabatnya tersebut, aku tidak memiliki alasan lagi selain mengakui kesalahan yang telah aku perbuat. Di sinilah, isteriku menumpahkan kekesalannya dengan menangis dan bersumpah dengan sumpah yang keras akan meninggalkan rumahku tanpa menggubris permohonan dan permintaanku agar dia tidak menyingkap aib ini kepada anggota keluarga yang lain.

Demikianlah, prilaku menyimpangku itu akhirnya sampai juga ke keluargakku dan semakin bertambah lagi derita yang aku alami manakala aku harus menjadi tahanan di balik dinding salah satu kamar rumahku untuk masa lima bulan ke depan agar tidak ada seorangpun yang menyaksikan benjolan-benjolan yang menyebar di seluruh anggota tubuhku yang kemudian akan meniggalkan bekas di kulitku. Dan setelah Allah menyembuhkanku, ayahku meminta agar aku menceraikan isteriku itu karena dia menolak mentah-mentah untuk hidup kembali bersamaku sekalipun dia telah melahirkan keturunan dariku. Demikian pula, ayahku telah mencabut perwakilan yang telah diserahkannya kepadaku terkait dengan urusan kontrak dan tender bisnis dan menyampaikan kepadaku tekadnya untuk memutus hubungan denganku dan tidak lagi memberikan uang jajan untukku.

Begitulah, aku sekarang hidup sendirian dengan perasaan sedih, tidak seorangpun yang mau menyapaku, seorang tahanan empat dinding rumahku. Setiap kali aku teringat dengan anakku yang belum pernah aku lihat wajahnya, berlinanganlah air mataku karena menyesal dan menyayangkan kejahatan yang telah aku lakukan sendiri terhadap diriku sehingga terjerumus ke dalam jebakan-jebakan yang aku tidak tahu kapan akan berakhir. Semua apa yang aku harapkan sekarang hanyalah ampunan Allah atas segala dosa-dosaku sebab rahmat nya sangat luas dan diatas segala sesuatu.
Read More..

Hikmah di Balik Kisah Si Belang, Si Botak, & Si Buta


Sebuah kisah yang diangkat dari Hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam yang tidak diragukan lagi keshahihannya.

Semoga dapat menjadi tambahan khazanah pengetahuan kaum muslimin. Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, bahwasannya dia telah mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya ada tiga orang dari Bani Israil yang belang, yang botak, dan yang buta. Allah Ta’ala hendak menguji mereka, lalu Dia mengutus satu malaikat kepada mereka. Kemudian Malaikat mendatangi yang belang seraya berkata, “Apa yang paling kamu sukai?” “Warna yang bagus, kulit yang indah dan hilangnya apa yang menjadikan orang lain jijik kepadaku,” jawab si belang. Kemudian malaikat itu mengusapnya sehingga hilanglah kotoran yang ada pada dirinya dan diberikan warna yang sangat bagus dan kulit yang indah. Lebih lanjut malaikat itu bertanya, “Harta benda apa yang paling kamu sukai?” dia menjawab, “Unta.” - Atau dia berkata, “Sapi.” - si perawi ragu. Lalu diberikan kepadanya unta yang sedang hamil, dan Malaikat itu berkata, “Mudah-mudahan Allah ‘Azza Wajalla memberikan berkah kepadamu melalui unta itu.”

Setelah itu, Malaikat mendatangi orang yang botak dan bertanya, “Apa yang paling kamu sukai?” jawabnya, “Rambut yang indah dan dihilangkannya apa yang menjadikan diriku dihinakan oleh orang-orang.” Lalu Malaikat itu mengusapnya sehingga apa yang menjadikannya terhina itu hilang dari dirinya dan diberikan rambut yang bagus kepadanya. “Lalu harta benda apa yang paling kamu inginkan?”, tanya Malaikat. Si botak itu menjawab, “Sapi.” Kemudian diberikan kepadanya sapi yang sedang hamil. Dan Malaikat berkata, “Semoga Allah Ta’ala memberikan berkah kepadamu melalui sapi ini.”

Selanjutnya, Malaikat mendatangi si buta dan bertanya, “Apa yang paling kamu sukai?” “Aku ingin Allah Ta’ala mengembalikan pandanganku kepadaku sehingga aku dapat melihat orang-orang”, jawab si buta. Kemudian Malaikat itu mengusapnya, sehingga Allah Ta’ala pun mengembalikan penglihatannya. Lebih lanjut, Malaikat bertanya, “Harta benda apa yang paling kamu sukai?” Dia menjawab, “Kambing.” Kemudian diberikan kepadanya seekor kambing yang sedang hamil.

Hingga akhirnya, unta, sapi, dan kambing itu berkembang biak. Dan si belang mempunyai satu lembah unta. Si botak mempunyai satu lembah sapi, dan si buta juga mempunyai satu lembah kambing.

Kemudian, Malaikat mendatangi si belang itu dengan penampilan seperti dirinya dulu dan dalam keadaan seperti yang dialaminya (berpenyakit belang), seraya berkata, “Sesungguhnya aku adalah seorang yang miskin dan aku telah kehabisan perbekalan di tengah-tengah perjalananku ini. Sehingga sekarang tidak ada yang (kuharap) memberi pertolongan kecuali hanya Allah Ta’ala, kemudian (kuharap) kamu pun mau memberi bantuan. Aku meminta seekor unta kepadamu dengan menyebut Rabb yang telah memberimu warna yang bagus, kulit yang indah, serta harta benda, sehingga dengannya aku dapat melanjutkan perjalananku ini.” Maka si belang itu berkata, “Hak-hak (yang harus aku berikan) sangat banyak (sehingga aku tidak dapat membekalimu apa-apa).” Kemudian Malaikat itu berkata, “Kalau tidak salah aku pernah mengenalmu. Bukankah engkau dulu seorang yang berpenyakit belang, yang dihinakan oleh orang-orang, seorang yang miskin, lalu Allah Ta’ala memberimu karunia.” Maka si belang itu berkata, “Sesungguhnya kekayaan ini aku peroleh secara turun temurun dari ayah, dan ayah memperolehnya dari kakek.” Lalu malaikat berkata, “Jika engkau berbohong, maka semoga Allah Ta’ala akan menjadikan dirimu seperti keadaanmu semula.”

Selanjutnya, malaikat itu mendatangi si botak dalam wujud seperti dirinya dahulu (botak). Lalu malaikat itu berkata kepadanya seperti yang telah dikatakan kepada si belang. Dan si botak itu pun menjawab seperti yang telah dilakukan oleh si belang. Maka Malaikat pun berkata, “Jika kamu berbohong, mudah-mudahan Allah Ta’ala akan mengembalikan dirimu seperti apa yang kamu alami dulu.”

Setelah itu, Malaikat mendatangi si buta dengan wujud dan penampilan seperti dirinya semula. Lalu Malaikat itu berkata, “Aku ini seorang miskin dan tengah dalam perjalanan. Telah habis bekal perjalananku, dan sekarang tidak ada yang dapat mengantarkan diriku (sampai kepada tujuan) melainkan hanya Allah Ta’ala, kemudian (aku berharap) engkau mau menolongku. Aku meminta seekor kambing kepadamu dengan menyebut Rabb yang telah mengembalikan penglihatanmu kepadamu, yang dapat mengantarkan diriku sampai dalam perjalananku.” Maka dia pun berkata, “Aku dulu seorang yang buta, lalu Allah Ta’ala mengembalikan penglihatanku kembali. Oleh karena itu, ambillah apa saja yang kamu sukai dan tinggalkan apa yang kamu kehendaki. Demi Allah, aku tidak akan membebani dirimu (meminta ganti) dari sesuatu yang telah engkau ambil karena Allah.” Maka Malaikat itu berkata, “Peganglah atau peliharalah hartamu, sebenarnya kalian tengah diuji. Dan sesungguhnya Allah subhanahu wata’ala telah meridhaimu dan Dia murka terhadap kedua orang sahabatmu.” (Muttafaq ‘alaih).

Kandungan Hadits:
Diperbolehkan untuk membicarakan umat-umat terdahulu, khususnya Bani Israil, di mana di kalangan mereka terdapat berbagai keajaiban dan penyebutan sesuatu (kisah) telah disepakati terjadi pada mereka, agar diperhatikan oleh orang yang mendengarnya.
Kewajiban mensyukuri nikmat dan tidak mengingkarinya, karena hal itu yang menjadi sebab keberkahan dan bertambah banyak.
Keutamaan sedekah dan perintah untuk mengasihi orang-orang lemah, menghormati, dan mengantar mereka sampai kepada tujuannya.
Kejujuran dan kedermawanan merupakan sifat terpuji dan kedua sifat tersebut dimiliki oleh si buta. Kedua sifat itu pula yang telah membawanya bersyukur dan bermurah hati, sehingga akhirnya dia memperoleh keridhaan Allah Ta’ala.
Pahala dari Allah Ta’ala didasarkan pada lahiriyah perbuatan dan sesuai dengan niat yang melandasinya.
Hadits di atas mengandung pengarahan dan bimbingan melalui kisah tersebut. Sebab, pengaruhnya sangat besar di dalam jiwa dibanding sekedar memberi nasihat.
Kemampuan Malaikat untuk mengubah diri dalam bentuk manusia.
Diperbolehkan meminta dengan menyebut (nama) Allah Ta’ala.
Keberkahan itu jika telah melekat pada sesuatu, akan menjadikan jumlah yang sedikit menjadi banyak. Demikian juga sebaliknya. Wallahu a’lam.
Read More..